Cari Artikel

Kisah Nyata Seorang Dokter setelah Iktikaf Di Masjid 3 Hari



Sejak pulang dari itikaf di masjid selama tiga hari bersama jamaah dakwah, dokter Agus menjadi pribadi yang berbeda. Sedikit-sedikit bicaranya Allah, sedikit-sedikit bicaranya Rasulullah.

Cara makan dan cara tidurnya pun berbeda, katanya itulah cara tidur Nabi shallallahu 'alaihi wasallam.

Rupanya, pengalaman itikaf dan belajar di masjid betul-betul berkesan baginya. Ada semangat baru.

Namun beliau juga jadi lebih banyak merenung. Dia selalu teringat-ingat dengan kalimat yang dibicarakan amir jamaah.

“Obat tidak dapat menyembuhkan, yang menyembuhkan adalah Allah.

Obat bisa menyembuhkan berhajat kepada Allah, karena sunnatullah.

Sedang Allah menyembuhkan, tidak berhajat melalui obat.

Allah bisa menyembuhkan dengan obat atau bahkan tanpa obat.

Yang menyembuhkan bukanlah obat, yang menyembuhkan adalah Allah.”

Dia-pun merenung, bukan hanya obat, bahkan dokter pun tidak punya upaya untuk memberi kesembuhan. Yang memberi kesembuhan adalah Allah.

Sejak itu, sebelum memeriksa pasiennya, ia selalu bertanya.

“Bapak sebelum ke sini sudah izin dulu kepada Allah?” atau “Sudah berdoa meminta kesembuhan kepada Allah?” atau “Sudah lapor dulu kepada Allah?"

Jika dijawab belum (kebanyakan memang belum), beliau meminta pasien tersebut mengambil air wudhu, dan shalat dua rakaat di tempat yang telah disediakan

Jika memberikan obat, beliau pun berpesan dengan kalimat yang sama. “Obat tidak bisa menyembuhkan, yang menyembuhkan adalah Allah. Namun berobat adalah sunnah dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dan sebagai ikhtiar dan sunnatullah, agar Allah mau menyembuhkan”.

Ajaib! banyak pasien yang sembuh.

Jika diperiksa dengan ilmu medis, peluang sehatnya hampir tidak ada, ketika diberikan terapi “Yakin” yang diberikan beliau, menjadi sehat.

Pernah ada pasien yang mengeluh sakit, beliau minta agar orang tsb. untuk shalat dua rakaat (minta ampun dan minta kesembuhan kepada Allah), ketika selesai shalat pasien tersebut langsung merasa sehat dan tidak jadi berobat.

Rudi, Asistennya bertanya, kenapa dia langsung sembuh?
Dr. Agus katakan, bisa jadi sumber sakitnya ada di hati, hati yang gersang karena jauh dari Allah.

Efek lain adalah pasiennya pulang dalam keadaan senang dan gembira. Karena tidak hanya fisiknya yang diobati, namun batinnya pun terobati.

Hati yang sehat, membuat fisik yang kuat. Dan sebaik-baik obat hati adalah Dzikir, Al-Quran, Wudhu, Shalat, Do'a dan tawakal pada Allah.

Pernah ada pasien yang jantungnya bermasalah dan harus dioperasi.

Selain “Yakin”, beliau juga mengajarkan terapi cara hidup Rasulullah. Pasien tersebut diminta mengamalkan satu sunnah saja, yaitu sunnah tidur. Sebelum tidur berwudhu, kalau bisa shalat dua rakaat, berdoa, berdzikir, menutup aurat, posisi kanan adalah kiblat, dan tubuh miring ke kanan.

Seminggu kemudian, pasien tersebut diperiksa. Alhamdulillah, tidak perlu dilakukan operasi. Allah telah memberi kesembuhan atasnya.

Ada juga pasien yang ginjalnya bermasalah. Beliau minta agar pasien tersebut mengamalkan sunnah makan dan sunnah di dalam WC. Makan dengan duduk sunnah sehingga posisi tubuh otomatis membagi perut menjadi 3 (udara, makanan, dan air). Kemudian buang air kecil dengan cara duduk sunnah, menguras habis-habis kencing yang tersisa dengan berdehem 3 kali, mengurut, dan membasuhnya dengan bersih.

Seminggu kemudian, saat diperiksa ternyata Allah berikan kesembuhan kepada orang tersebut.

Rudi pernah sedikit protes. Sejak melibatkan Allah, pasiennya jadi jarang bolak-balik dan berisiko mengurangi pendapatan beliau.
Namun Dr. Agus katakan bahwa rezeki adalah urusan Allah. Dan beliau jawab dengan kalimat yang sama dengan redaksi yang berbeda, bahwa “Sakitnya pasien tidak dapat mendatangkan rezeki, yang memberi rezeki adalah Allah. Allah juga bisa mendatangkan rezeki tanpa melalui sakitnya pasien”.

Enam bulan berikutnya seorang pasien yang pernah sembuh karena diminta shalat oleh beliau, datang ke klinik, mengucapkan terima kasih, dan berniat mengajak dokter serta asistennya umroh bulan depan.

Dr. Agus kemudian memanggil Rudi ke dalam ruangan. Sebenarnya beliau tahu bahwa Rudi ingin: sekali berangkat umrah. Namun kali ini beliau ingin bertanya langsung dengannya.

“Rudi, bapak ini mengajak kita untuk umrah bulan depan, kamu bersedia?”

Rudi tidak menjawab, namun matanya berbinar, air matanya tampak mau jatuh.
“Sebelum menjawab, saya izin shalat dulu pak,” ucapnya lirih. Ia shalat lama sekali, sepertinya ini shalat dia yang paling khusyu'.

Pelan, terdengar dia terisak-isak menangis dalam doanya.

Demikian mudah-mudahan kisah yang di bagikan membawa banyak manfaat,..... kisah nyata...........

Dr. Agus Thosin, SpJP (Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah) praktek di RSAI Bandung


Mabuk Daĺam Cinta Terhadap Allah SWT



Dikisahkan dalam sebuah kitab karangan Imam Al-Ghazali bahwa pada suatu hari Nabi Isa as berjalan di hadapan seorang pemuda yang sedang menyiram air di kebun. Bila pemuda yang sedang menyiram air itu melihat kepada Nabi Isa a.s berada di hadapannya maka dia pun berkata,
"Wahai Nabi Isa a.s, kamu mintalah dari Tuhanmu agar Dia memberi kepadaku seberat Jarrah cintaku kepada-Nya."
Berkata Nabi Isa a.s,
"Wahai saudaraku, kamu tidak akan terdaya untuk seberat Jarrah itu."
Berkata pemuda itu lagi,
"Wahai Isa a.s, kalau aku tidak terdaya untuk satu Jarrah, maka kamu mintalah untukku setengah berat Jarrah."

Oleh kerana keinginan pemuda itu untuk mendapatkan kecintaannya kepada Allah, maka Nabi Isa a.s pun berdoa,
"Ya Tuhanku, berikanlah dia setengah berat Jarrah cintanya kepada-Mu."

Setelah Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun berlalu dari situ.

Selang beberapa lama Nabi Isa a.s datang lagi ke tempat pemuda yang memintanya berdoa, tetapi Nabi Isa a.s tidak dapat berjumpa dengan pemuda itu. Maka Nabi Isa a.s pun bertanya kepada orang yang lalu-lalang di tempat tersebut, dan berkata kepada salah seorang yang berada di situ bahwa pemuda itu telah gila dan kini berada di atas gunung.

Setelah Nabi Isa a.s mendengat penjelasan orang-orang itu maka beliau pun berdoa kepada Allah S.W.T,
"Wahai Tuhanku, tunjukkanlah kepadaku tentang pemuda itu."
Selesai Nabi Isa a.s berdoa maka beliau pun dapat melihat pemuda itu yang berada di antara gunung-ganang dan sedang duduk di atas sebuah batu besar, matanya memandang ke langit.

Nabi Isa a.s pun menghampiri pemuda itu dengan memberi salam, tetapi pemuda itu tidak menjawab salam Nabi Isa a.s, lalu Nabi Isa berkata,
"Aku ini Isa a.s."

Kemudian Allah S.W.T menurunkan wahyu yang berbunyi,
"Wahai Isa, bagaimana dia dapat mendengar perbicaraan manusia, sebab dalam hatinya itu terdapat kadar setengah berat Jarrah cintanya kepada-Ku. Demi Keagungan dan Keluhuran-Ku, kalau engkau memotongnya dengan gergaji sekalipun tentu dia tidak mengetahuinya."

Barangsiapa yang mengakui tiga perkara tetapi tidak menyucikan diri dari tiga perkara yang lain maka dia adalah orang yang tertipu.

1. Orang yang mengaku kemanisan berzikir kepada Allah, tetapi dia mencintai dunia.
2. Orang yang mengaku cinta ikhlas di dalam beramal, tetapi dia ingin mendapat sanjungan dari manusia.
3. Orang yang mengaku cinta kepada Tuhan yang menciptakannya, tetapi tidak berani merendahkan dirinya.

Rasulullah S.A.W telah bersabda,
"Akan datang waktunya umatku akan mencintai lima lupa kepada yang lima :
1. Mereka cinta kepada dunia. Tetapi mereka lupa kepada akhirat.
2. Mereka cinta kepada harta benda. Tetapi mereka lupa kepada hisab.
3. Mereka cinta kepada makhluk. Tetapi mereka lupa kepada al-Khaliq.
4. Mereka cinta kepada dosa. Tetapi mereka lupa untuk bertaubat.
5. Mereka cinta kepada gedung-gedung mewah. Tetapi mereka lupa kepada kubur."

Pendakwah Yang Tak Gentar



Kekalahan kaum muslimin dalam perang Uhud menyebabkan kemarahan kaum Badui di sekitar Madinah mengejek dan memanfaatkan pembalasan lama yang selama ini tersembunyi.
Namun tanpa kecurigaan sedikitpun, Rasulullah menyambut baik kedatangan sekelompok pedagang Arab yang mengutarakan keinginan sukunya untuk mendengar dan memeluk Islam. Untuk itu, mereka meminta juru da'wah dikirim ke kampung suku itu.
Rasulullah saw menyetujui. Enam orang sahabat saleh diutus untuk melaksanakan tugas tersebut. Mereka berangkat dengan para pedagang Arab.

Di desa Ar-Raji, wilayah suku Huzail, para pedagang tiba-tiba melakukan pengepungan enam sahabat Nabi saw, sambil meminta bantuan Huzail. Keenam juru da'wah itu dengan cepat mengambil senjata mereka dan siap bertempur, setelah menyadari bahwa mereka sedang di jebak.
Para pedagang licik berteriak,
"Sabarlah saudara-saudara. Kami tidak bermaksud membunuh atau menganiaya kalian. Kami hanya ingin menangkap kalian agar kami dapat menjual kalian ke Makkah sebagai budak.

Keenam sahabat Rasulullah saw tahu nasib mereka lebih buruk lagi. dari pada terbunuh dalam pertempuran. Karena mereka langsung takbir sembari menyerang dengan lincah.
Terjadilah pertarungan seru antara enam penda'wah yang tulus dan orang-orang ganas yang jumlahnya jauh lebih besar.

Pedang mereka ternyata cukup tajam. Beberapa orang lawan telah menjadi korban. Akhirnya tiga sahabat tertusuk musuh dan langsung gugur.
Seorang lagi dilempari batu beramai-ramai hingga tewas

Dua sisanya adalah Zaid bin Addutsunah dan Khusaib bin Adi.

Apalah daya dua orang pejuang, betapa pun lincahnya perlawanan merek, menghadapi begitu banyak musuh yang tangguh ? Selang beberapa saat sesudah jatuhnya empat sahabat tadi, kedua orang itu dapat dilumpuhkan dan belenggu.

Kemudian mereka dibawa ke pasar budak di Makkah.
Zaid dibeli oleh Shafwan bin Umayyah. Ayah Shafwan, Umayyah bin Khalaf, adalah majikan dari Bilal dan Amir bin Fuhairah. Umayyah terkenal sangat kejam terhadap budak mereka. Bilal pernah disalibkan di atas pasir dan dijemur di tengah matahari dengan tubuhnya ditindihi batu.
Untung Bilal ditebus oleh Saiyidina Abu Bakar Assidiq dan dimerdekakan.
Orang Habsyi ini kemudian terkenal sebagai sahabat dekat Rasulullah saw dan diangkat sebagai Muazin, tukang azan.
Dalam pertempuran Badar, Umayyah bin Khalaf berhadapan langsung dengan bekas budaknya. Dan Bilal berhasil membunuhnya dalam pertempuran sengit satu lawan satu.

Adapun Khubaib ibn Adi diambil oleh Uqbah ibn Al-Harits dengan tujuan yang sama dengan niat Shafwan untuk membeli Zaid ibn Abdutsunah. Itu untuk membalas kebencian mereka terhadap Muslim.
Maka oleh orang Quraisy, Zaid diseret ke Tan'im, salah satu tempat miqat umrah. Disitulah Zaid akan dipenggal, melakukan sesuatu yang tidak pernah dilakukannya, yaitu pembunuhan Umayyah bin Khalaf, ayah Shafwan.

Sebelum algojo menebas parangnya, pemimpin musyrik Abu Sufyan bertanya dengan garang,
"Zaid bajingan, apakah kamu akan senang jika Muhammad ada di tempatmu, sementara kamu hidup damai dengan keluarga di rumah?"
"Jangan seperti itu," protes Zaid lantang.
"Bahkan dalam situasi seperti ini, saya tidak ingin Rasulullah tertusuk duri kecil di rumahnya."
Abu Sufyan menjadi marah.
"Bereskan!" teriaknya kepada algojo.
Dalam sekejap mata, parang berkilau di tengah terik matahari dan darah segar menyembur keluar. Zaid bin Abdutsunah jatuh setelah kepalanya dipenggal, menambah jumlah penghuni surga dengan syuhada lagi.
Di hati Abu Sufyan dan kaum Quraisy lainnya ada keheranan atas kesetiaan para sahabat kepada Muhammad. Abu Sufyan berkata dengan heran,
"Aku tidak pernah menemukan orang yang begitu dicintai oleh sahabat seperti Muhammad."

Setelah pemenggalan Zaid, kelompok lain datang dan menyeret Khubaib bin Adi. Sesuai dengan hukum yang berlaku di seluruh Arab, pelanggar qisas yang dijatuhi hukuman mati diberi hak untuk mengajukan permintaan terakhir. Begitu pula Khubaib.
Khatib yang pandai ini meminta izin shalat sunnah dua rakaat. permintaan itu dikabulkan.
Dengan rasa hormat dan ketenangan, seolah-olah dalam suasana damai tanpa ancaman kematian, Khubaib melaksanakan ibadahnya sampai akhir.

Setelah salam dan mengangkat kedua tangan, dia berkata,
"Demi Allah. Jika bukan karena dikira saya takut menghadapi kematian, maka shalatku akan aku lakukan lebih panjang."

Khubaib disalibkan terlebih dahulu dan kemudian dieksekusi seperti yang dilakukan pada Zaid bin Abdutsunah.
Jasadnya telah lebur seperti jenazah kelima temannya yang lain. Namun semangat dakwah mereka yang dilandasi keikhlasan menyebarkan ajaran kebenaran tidak akan pernah hilang dari muka bumi. Semangat terus bergema sehingga semakin banyak pendakwah yang dengan kekuatan mereka sendiri, dengan biaya pribadi, menyusup masuk dan keluar dari pedalaman berbatu atau berhutan untuk menyampaikan firman Allah kepada keselamatan.

Berkat Membaca Basmalah



Ada seorang wanita tua yang shalehah, tetapi suaminya adalah orang yang jahat dan tidak mau menjalankan kewajiban agama dan tidak mau berbuat baik.
Wanita itu selalu mengucapkan Bismillah setiap kali ingin berbicara dan setiap ingin memulai sesuatu selalu diawali dengan mengucap Bismillah.
Suaminya tidak menyukai sikap istrinya dan selalu mengolok-olok istrinya. Suaminya dengan bercanda berkata,
"Asyik Bismillah, Bismillah. Sebentar-sebentar Bismillah."
Istrinya tidak mengatakan apa-apa selain dia berdoa kepada Allah SWT sehingga bisa memberikan arahan kepada suaminya.

Suatu hari suaminya berkata:
"Suatu hari aku akan mengecewakanmu dengan bacaanmu."

Untuk melakukan sesuatu yang mengejutkan istrinya, dia memberikan banyak uang kepada istrinya dengan mengatakan,
"Simpan uang ini."
Istrinya mengambil uang tersebut dan menyimpannya di tempat yang aman, disamping itu suaminya telah melihat tempat yang disimpan oleh istrinya. Lalu diam-diam suaminya mengambil uang itu dan melemparkan kantong uang itu ke dalam sumur di belakang rumahnya.

Beberapa hari kemudian sang suami memanggil istrinya dan berkata,
"Berikan uang saya yang saya berikan sebelumnya untuk disimpan."
Kemudian istrinya pergi ke tempat dia menyimpan uang dan diikuti oleh suaminya dengan hati-hati dia mendekati tempat dia menyimpan uang yang dibukanya dengan membaca,
"Bismillahirrahmanirrahiim." Saat itulah Allah SWT mengirim malaikat Jibril AS untuk mengembalikan kantong uang dan mengembalikan uang itu kepada suaminya.
Sangat mengejutkan suaminya, dia merasa bersalah dan mengakui semua perbuatannya kepada istrinya, di mana dia bertobat dan mulai melakukan perintah-perintah Allah, dan dia juga membaca Bismillah ketika dia akan mulai bekerja.

Kata-Kata Mutiara Dari Ustadz Jefri Al Buchori | Uje




2301. Tidak ada yang salah pada diri siapapun. Hanya cara menilainya saja yang suka keliru karena tidak tau.

2302. Lisan saja tidak cukup untuk memberi maaf, perlu hati juga untuk memaafkan. Sehingga tulus adanya.

2303. Saatnya melembutkan hati dengan maaf. Memberi maaf berarti memilih kemuliaan disisi Allah SWT.

2304. Yang paling banyak aku sembunyikan adalah keburukanku. Dan yang paling banyak aku tampakkan adalah kebaikanku.

2305. Kenapa manusia nggak boleh berlama-lama menanam kebencian, dendam dan kemarahan, khawatir nggak ada umur, kemudian mati membawa itu semua, na'udzu billah.

2306. Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi hina. Hina dalam Perbuatan. Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi buruk. Buruk dalam Sangkaan.

2307. Pada dasarnya manusia itu makhluk yang memiliki sifat lemah lembut dan cerdas, hanya saja dalam perjalanannya nafsu yang tidak baik telah mengotorinya.

2308. Nggak ada satupun manusia yang nggak pernah berbuat salah. Lalu kenapa jadi sulit untuk memaafkan orang yang telah berbuat salah kepada dirinya.

2309. Berhati-hatilah pada orang dengki, apapun akan menjadi salah di hadapannya, orang dengki tidak pernah menyadari kedengkiannya, kecuali ada Hidayah.

2310. Maaf bukanlah hiasan bibir, tapi ketulusan hati.

2311. Selama suami tidak ridho selama itu pula ibadahnya tidak diterima. Tapi suami yang bijak akan menasehati dan memaafkan.

2312. Memberi maaf tidak harus menunggu yang salah meminta maaf, itulah kemuliaannya.

2313. Pada akhirnya semua akan menemukan yang namanya titik jenuh. Dan pada saat itu, kembali adalah yang terbaik. Kembali pada siapa? Kepada "DIA" pastinya.

2314. Santun dalam penyampain dan tutur kata menunjukkan ketinggian budi pekerti seseorang.

2315. Kemarahan bisa mbuat seseorang menjadi lupa. Lupa dalam Kebaikan. Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi terlena. Terlena dalam Amarah.

2316. Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi buta. Buta dalam Memandang. Kemarahan bisa membuat seseorang menjadi kacau. Kacau dalam Berfikir.

2317. Setiap segala sesuatu itu ada kelebihannya. Maka janganlah suka meremehkan dan merendahkan.

2318. Jika ada orang berilmu tapi masih suka menjatuhkan orang lain didepan umum untuk menunjukkan dirinya lebih pintar, Dia bukanlah orang berilmu yang bijak.

2319. Lelahnya menjadi orang dengki, Setiap saat dia harus mencari-cari dan menunggu-nunggu kesalahan orang yang didengkinya, jika tidak ada dia akan menfitnahnya.

2320. Al-Qur'an. Membacanya ada kemuliaan. Membaca lalu memahaminya ada kemuliaan dan keutamaan. Mengamalkannya itulah para kekasih Allah.

2321. Jika disuruh memilih yang terburuk dari dirimu maka pilihlah hati dan lidahmu. Karena banyak orang yang tidak selamat dikarnakan hati dan lidahnya.

2322. Hati yang tak ramah seringkali membuat lidah jadi bermasalah. Dan perkataan yang baik tidak akan lahir dari lisan yang suka menghina. Hati dan lidah seringkali jadi pangkal masalah.

2323. Meski maaf membutuhkan kata untuk diucap.. Maaf juga membutuhkan perbuatan sebagai bukti untuk dirasa.

2324. Merdeka berarti harus membangun. Bukan untuk pribadi atau golongan. Makmur untuk semua. Adil untuk semua. Hukumpun berlaku untuk semua.

2325. Doa, usaha, istiqomah, tawakkal adalah modal untuk sukses.

2326. Bagi orang yang pelit segala sesuatu bisa menjadi sangat mahal.

2327. Mengeluh tanpa usaha mencari jalan keluar apalah artinya, mengeluh tidak akan merubah apapun yang telah terjadi, tinggal bagaimana memperbaiki.

2328. Kebenaran itu mengajak bukan menginjak, merangkul bukan memukul, memeluk bukan menekuk, munculkan harapan bukan mupuskan harapan, tidak merasa lebih baik.

2329. Ke'arifan dan kebijaksanaan ada di dalam hati orang-orang yang hatinya lembut.

2330. Kebaikan akan mengantarkan seseorang kepada kebenaran dan kebenaran akan mengantarkan seseorang kepada puncak pengetahuan lalu menjadi rendah hati.

2331. Berlemah lembutlah kalian kepada orang yang tidak faham. Sehingga karena kelemah lembutan kalian mereka menjadi faham.

2332. Lakukanlah sesuatu yang bisa membuat orang-orang disekelilingmu tersenyum dan bahagia. Itulah sebaik-baiknya akhlaq.

2333. Rizki tidak harus selalu berupa harta. Kesehatan dan kemantapan iman adalah rizki yang sangat luar biasa.

2334. Pastikan langkah kita nggak keliru. jika keliru buru-buru sadar diri dan segera kembali sebelum terlambat.

2335. Belajar agama itu bukanlah untuk menyalahkan orang lain.

2336. Belajar agama bukan hanya untuk menjadikan diri baik, Tapi juga manfaat. Sayang jika hanya baik untuk diri tapi tidak bermanfaat bagi sekitarnya.

2337. Semua do'a didengar (kecuali yang buruk), hanya manusianya saja yang suka nggak sabar dan buruk sangka kalau do'anya nggak dikabulkan.

2338. Selama tinggal di dunia tidak akan ada kesenangan dan kesusahan yang abadi. artinya apapun kesusahan dan kesenangan itu pasti akan berlalu.

2339. Berbuat baik/benar bukanlah untuk dikatakan baik/benar. Tapi berbuat buruk/jahat biasanya akan dikatakan buruk/jahat.

2340. Puncak ibadah adalah kerendah hatian. Bukan merendahkan.

2341. Betapa pentingnya sebuah adab. Sampai-sampai menyampaikan kebenaran saja wajib dengan adab.

2342. Mencium tangan dan kening ibunda adalah obat kedukaan serta mengundang datangnya keberkahan.

2343. Senyum saja. Meski senyum itu tak terbalas. Karena senyumnya orang yang beriman dengan niat ibadah. Bukan untuk dibalas lagi dengan senyuman.

2344. Yaa Allah. Fahamkan aku atas segala urusanku. Hingga pada akhirnya aku tidak berburuk sangka atas takdirku.

2345. Menunjukkan kebenaran dengan cara mencaci memaki tidak akan pernah mdapatkan simpati. Maka tunjukilah kebenaran dengan sifatnya yang penuh kasih.

2346. Cobalah fahami musibah sebagai bentuk teguran halus Allah SWT kepada kita. Supaya kita jauh lebih dekat dan makin dekat lagi dengan Yang Maha Kuasa.

2347. Jika belum cinta maka sulit untuk dirasa. Cintailah Allah untuk bisa merasakan kasih sayang yang Maha luar biasa.

2348. Kecerdasan beragama adalah sarana untuk mengenali diri. Barang siapa yang mengenal Tuhannya maka ia akan mengetahui segala sesuatu.

2349. Jangan duakan cintanya dengan cinta seorangpun selain dari padanya. Dan berhati-hatilah jika cinta sudah mulai menginjak-injak hati sanubarimu.

2350. janganlah menuntut Allah. jikalau engkau belumlah menurut Allah. (mentaati kehendakNya).