Cari Artikel

Tampilkan postingan dengan label Artikel Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Artikel Islam. Tampilkan semua postingan

Filodofi Kamera



Layaknya kamera yang hasilnya bergantung pada apa yang kita fokuskan, begitupun kehidupan. Kita bisa memfokuskannya untuk memotret hal-hal yang baik, juga bisa untuk menangkap hal-hal yang buruk.

Jadi, pilihannya tergantung kita, apa yang mau kita lihat dan apa yang mau kita fokuskan dalam hidup ini?

Jika kita mampu memotret dan berfokus kepada hal-hal yang baik dan indah yang kita miliki serta menikmati hidup ini, kita akan memiliki kehidupan yang bahagia.

Sebaliknya, jika kita senantiasa berfokus kepada kesialan, cacat, kemalangan, dan cela yang kita atau orang lain miliki, hal-hal buruk yang terjadi dalam hidup kita, dan berpikir orang selalu mencoba menipu kita atau menjatuhkan kita, sudah dipastikan hidup kita akan penuh dengan drama dan penderitaan.

Ambil kamera, kemudian ambil gambar sesuka hati. Dengan begitu, kita akan mengerti bentuk bahagia dari hasil jepretan kamera kita sendiri.

Filosofi Hujan



Pernahkah memikirkan hal-hal baik dari datangnya hujan? Kita pasti sering gembira jika hujan datang setelah kemarau panjang. Sebenarnya banyak hal yang bisa kita pelajari dari hujan.

Pelajaran tersebut akan berguna untuk hidup kita agar lebih rendah hati, penuh motivasi dan semangat menjalani hidup hari-hari.

Berikut filosofi hujan yang dapat Anda pelajari.

1. Meski jatuh berkali-kali, hujan tidak pernah menyerah.
Pernahkah kita sadar kalau hujan itu turun dan jatuh terus. Dari hal itu kita bisa belajar bahwa hujan tetap mencoba meskipun jatuh berkali-kali. Hujan terus turun tanpa menyerah dan itu bisa menjadi pelajaran yang bagus buat kita. Kita harus selalu kuat dan tabah untuk mencapai sesuatu.

2. Hujan turun setelah kemarau panjang. Bukankah kesabaran adalah kuncinya?
Masih ingat dengan kemarau yang berkepanjangan? Bagaimana kalau kemarau itu datang tanpa diselingi oleh hujan. Bumi akan menjadi kering dan tak seindah yang kita tahu. Beruntung bahwa hujan datang setelah kemarau panjang. Kehidupan jadi jauh dari kesulitan dan kesengsaraan. Kita sebaiknya dapat menjadi penolong atau paling tidak penghibur untuk orang yang benar-benar membutuhkan kita.

3. Hujan bisa memberi rasa dingin.
Setelah panas seharian, hujan turun membasahi bumi. Cuaca menjadi berubah dan hawa menjadi dingin dan nyaman untuk beristirahat. Semoga dengan menyadari sifat hujan, kita jadi ingat untuk tidak terus memenuhi amarah melainkan lebih bersifat santai menghadapi sesuatu.

4. Hujanpun bisa marah. Kalau manusia tidak ramah.
Seperti manusia hujan yang juga bagian dari alam bisa marah. Ketika benar-benar tidak ada lagi yang peduli dengan lingkungan sekitar. Hujan turun dengan derasnya yang terkadang membawa bencana. Sebaiknya kita menyadari sesuatu bahwa manusia punya amarah alangkah baiknya jika kita bisa menjaga perasaan satu sama lain.

5. Bau hujan itu menyenangkan. Sederhana dan menenangkan.
Ini bagian yang banyak belum disadari orang. Saat hujan turun ke bumi dan membasahi tanah, maka aroma hujan akan tercium. Baunya sangat menyegarkan dan itu adalah bau hujan. Di dalam hidup, sebaiknya kita belajar untuk menjadi orang yang menyenangkan. Semua orang pasti merasa senang dengan sifat-sifat orang yang menyenangkan.

6. Hujan datang untuk menyejukkan bumi. Bermanfaat bagi material lain.
Meskipun hujan kadang tidak datang, tetapi kedatangan hujan sangat penting. Hujan turun untuk memberikan kesejukan bagi kehidupan manusia di bumi. Sebaiknya kita belajar seperti hujan yang datang dan muncul untuk membawa dan berbagi rasa senang.

7. Hujan turun karena tahu bumi membutuhkan.
Hujan turun disaat bumi memang benar-benar membutuhkannya. Setelah kemarau panjang, hujan tetap akan turun untuk menghijaukan bumi. Kita juga bisa menjadi seperti hujan yang siap membantu teman atau keluarga yang membutuhkan bantuan kita.

8. Banyak orang mengeluh karena hujan. Tapi hujan tetap datang tiap tahunnya.
Meskipun beberapa orang yang mengeluh karena hujan turun, hujan tetap turun. Hal ini pelajaran buat kita bahwa selama itu baik kita tidak perlu takut untuk melakukan sesuatu. Bahkan kita sedang melakukan sesuatu yang baik untuk orang lain. Jangan berhenti hanya karena beberapa orang tidak suka.

9. Hujan itu tidak kenal waktu.
Hujan turun memang tidak kenal waktu dan mengerti apa yang sedang dilakukan manusia. Hujan adalah anugerah dari yang kuasa. Maka dari itu kita juga seharusnya dapat menerima hujan dan hal baik datang tanpa memaksakan waktu sesuai dengan yang kita inginkan.

Filosofi Semut



Marilah kita belajar kebijakan dari semut.

Semut bekerja keras di masa sulit, agar hidup tercukupi di masa yang lebih sulit.

Semut tidak mengeluh, tidak ada yang bersantai ria saat semut yang lain bekerja.

Semut mengutamakan kerjasama daripada sok bossy dan merasa lebih keren sendiri.

Semut tidak mengharapkan pemberian mudah, dan tidak marah kalau tidak ada yang memberinya gratisan.

Semut tidak malas, tidak suka menunda, tidak menyalahkan orang lain atas kesulitan hidup, dan patuh kepada fitrahnya yang baik.

    Marilah kita menjadi manusia yang hidup penuh penghormatan kepada diri sendiri. Marilah kita hidup dengan sepenuhnya.

Filosofi Air



   1. Mengajarkan kerendahan hati, selalu mengalir ke tempat yang lebih rendah.

   2. Mengajarkan kebaikan, air berguna bagi kehidupan semua makhluk

   3. Mengajarkan kegigihan, tetesan air bisa melubangi kerasnya batu karang.

   4. Mengajarkan soal fleksibilitas, tidak kaku dan mudah beradaptasi dimanapun.

   5. Mengajarkan keseimbangan, bersifat lembut tetapi bisa menjadi kuat bila dibutuhkan.

    Jadilah seperti air yang terus mengalir, bahkan di tempat yang tersembunyi sekalipun.

Filosofi Rumput



Bila menyukai tanaman dan hobi menanam, kita akan tahu betapa luar biasanya kehebatan rumput.

Kita tentu pernah mendengar pepatah, “Mencabut rumput harus sampai ke akarnya.” Artinya, rumput sangatlah kuat. Ketahanannya luar biasa. Bila kita mencabutnya, tetapi masih menyisakan sedikit saja akarnya, rumput akan kembali tumbuh, menjalar, dan memenuhi tempatnya.

Saat musim kemarau, rumput terlihat kering dan layu. Saat musim hujan tiba, ia akan tumbuh seperti semula.

Untuk memiliki kekuatan dan ketahanan hidup seperti rumput, kita perlu memiliki akar yang kuat. Akar ini berupa nilai-nilai kehidupan yang kuat, yang akan menopang diri kita di masa-masa sulit. Teguh dan tidak mudah digoyangkan oleh badai kehidupan.

Rumput itu kecil, tapi memiliki ketahanan yang cukup kuat.

Filosofi Lebah



Lebah adalah binatang kecil yang sangat istimewa.

Lebah diciptakan Tuhan Yang Maha Kuasa banyak memberi manfaat bagi manusia. Di antara manfaatnya adalah madu. Tak hanya itu, perilaku hewan kecil ini harusnya menjadi cerminan akhlak bagi manusia sejati.

Perhatikanlah kehidupannya. Ada banyak manfaat yang bisa diambil hikmahnya dari lebah.

Pertama, lebah hanya menghisap saripati bunga.
Ia hanya mengambil yang inti dan membiarkan yang lain. Lebah tahu, yang menjadi kebutuhannya hanyalah saripati, bukan yang lainnya. Ini mengajarkan bahwa setiap manusia harus mengambil sesuatu yang baik dan halal. Sebab, mengambil hak yang lain hukumnya adalah haram.

Kedua, lebah menghasilkan madu.
Ia memberi manfaat bagi manusia. Ini pelajaran bagi kita semua. Madu berasal dari saripati bunga dan baik, maka keluarnya pun baik. Sesuatu yang halal, keluarnya halal pula. Dan, ia banyak memberi manfaat bagi orang lain.

Ketiga, lebah tidak merusak.
Di mana pun dia hinggap, tak ada tangkai daun ataupun ranting pohon yang patah. Betapa santunnya hewan kecil ini hingga dalam bergaul dia tidak menyakiti siapa pun dan senantiasa menjaga kedamaian dalam setiap suasana. Lebah senantiasa memegang prinsip ketenteraman dalam pergaulan.

Keempat, lebah punya harga diri.
Ia tidak akan pernah mengganggu orang lain selama kehormatan dan harga dirinya dihormati. Namun, bila harga dirinya dizalimi, ia akan siap ‘menyengat’ pengganggunya. Karena itu, setiap manusia harus mampu menjaga kehormatan dirinya.

Sudah sepatutnya kita belajar ilmu dari lebah. Bukan karena fisik dan pesonanya yang kurang menarik, tapi karena komitmennya dalam bersikap dan berbuat. Manusia memiliki kemuliaan dari makhluk lain. Namun, tingkah laku dan kehormatan manusia bisa lebih hina dari binatang.

Tuhan telah memberikan pelajaran bagi manusia untuk mengambil hikmah dari lebah. Ia makhluk kecil yang memberikan manfaat sangat besar bagi manusia.

Keutamaan‬‬ Sedekah Secara Sembunyi-Sembunyi



‪‪Firman Allah:
"Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Albaqarah: 271)

‪‪Dalam suatu riwayat diceritakan bagaimana keutamaan infaq atau sedekah seorang anak adam yang dilakukan secara tersembunyi (ikhlash) dengan beberapa perumpamaannya.
‪‪Anas bin Malik ra, Nabi saw bersabda:
"Ketika Allah menciptakan bumi, bumi itu bergoyang, maka Dia menciptakan gunung-gunung, lalu bumi itu menjadi tidak bergoyang." Maka malaikat heran terhadap kehebatan gunung.
‪‪Lalu mereka bertanya:
"Wahai Tuhanku adakah makhlukMu yang lebih hebat dari gunung?"
Allah berfirman;
"Ya besi."
‪‪Mereka bertanya:
"Wahai Tuhanku adakah MakhlukMu yang lebih hebat dari besi?"
Allah berfirman:
"Ya api."
‪‪Mereka bertanya lagi:
"Wahai Tuhanku adakah makhlukMu yang lebih hebat dari api?"
Allah berfirman;
"ya Air."
Mereka bertanya:
"Wahai Tuhanku adakah makhlukMu yang lebih hebat dari air?"
Allah berfirman;
"Ya angin."
‪Mereka bertanya:
"Wahai Tuhanku adakah makhlukMu yang lebih hebat daripada angin?"
Allah berfirman:
"Ya anak adam yang tangan kanannya mensedekahkan sesuatu dengan bersembunyi dari tangan kirinya." (HR. Attirmidzi)

‪‪Dalam riwayat lain sesuai hadist Nabi Saw diceritakan mengenai keadaan hamba yang melakukan amalan rahasia serupa ini dan ganjarannya juga luar biasa yaitu dimasukkan syurga juga secara rahasia oleh Allah.
‪‪Wallahu a’lam...

Jangan Pernah Engkau Remehkan Sekecil Apapun Kebaikan



‪Jika engkau melihat seekor semut terpeleset dan jatuh di air, maka angkat dan tolonglah ia barangkali itu menjadi penyebab ampunan bagimu di akherat.
‪Jika engkau menjumpai batu kecil di jalan yang bisa menggangu jalannya kaum muslimin, maka singkirkanlah ia, barangkali itu menjadi penyebab dimudahkannya jalanmu menuju syurga.
‪Jika engkau menjumpai anak ayam terpisah dari induknya, maka ambil dan susulkan ia dengan induknya, semoga itu menjadi penyebab Allah mengumpulkan dirimu dan keluargamu di surga.
‪Jika engkau melihat orang tua membutuhkan tumpangan, maka antarkanlah ia, barangkali itu mejadi sebab kelapangan rezekimu di dunia. Jika engkau bukanlah seorang yang mengusai banyak ilmu agama, maka ajarkanlah alif ba' ta' kepada anak-anakmu, setidaknya itu menjadi amal jariyah untukmu yang tak akan terputus pahalanya meski engkau berada di alam kuburmu.
‪JIKA ENGKAU TIDAK BISA BERBUAT KEBAIKAN SAMA SEKALI, MAKA TAHANLAH TANGAN DAN LISANMU DARI MENYAKITI SETIDAKNYA ITU MENJADI SEDEKAH UNTUK DIRIMU.
‪Al-Imam Ibnul Mubarak Rahimahullah berkata:

رُبَّ عَمَلٍ صَغِيرٍ تُعَظِّمُهُ النِّيَّةُ ، وَرُبَّ عَمَلٍ كَبِيرٍ تُصَغِّرُهُ النِّيَّةُ

“Berapa banyak amalan kecil, akan tetapi menjadi besar karena niat pelakunya. Dan berapa banyak amalan besar, menjadi kecil karena niat pelakunya”
‪Jangan pernah meremehkan kebaikan, bisa jadi seseorang itu masuk surga bukan karena puasa sunnahnya, bukan karena panjang shalat malamnya tapi bisa jadi karena akhlak baiknya dan sabarnya ia ketika musibah datang melanda. Rasulullah bersabda:

« لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ ».

“Jangan sekali-kali kamu meremehkan kebaikan sedikitpun, meskipun (hanya) kamu bertemu dengan saudaramu dalam keadaan tersenyum.” (HR.Muslim)

Keadaan Neraka Jahannam



Dikisahkan dalam sebuah hadis bahwa sesungguhnya neraka Jahannam itu adalah hiam gelap, tidak ada cahaya dan tidak pula ia menyala. Dan ia memiliki 7 buah pintu dan pada setiap pintu itu terdapat 70,000 gunung, pada setiap gunung itu terdapat 70,000 lereng dari api dan pada setiap lereng itu terdapat 70,000 belahan tanah yang terdiri dari api, pada setiap belahannya pula terdapat 70,000 lembah dari api.

Dikisahkan dalam hadis tersebut bahwa pada setiap lembah itu terdapat 70,000 gudang dari api, dan pada setiap gudang itu pula terdapat 70,000 kamar dari api, pada setiap kamar itu pula terdapat 70,000 ular dan 70,000 kala.

Dan dikisahkan dalam hadis tersebut bahwa setiap kala itu mempunyai 70,000 ekor dan setiap ekor pula memiliki 70,000 ruas. Pada setiap ruas kala tersebut ia mempunyai 70,000 qullah bisa.

Dalam hadits yang sama dijelaskan bahwa pada hari kiamat nanti akan dibuka penutup neraka Jahannam, begitu pintu neraka Jahannam itu terbuka, akan keluarlah asap datang mengepung mereka di sebelah kiri, lalu datang pula gumpalan asap mengepung mereka di depan mereka, serta datang gumpalan asap mengepung di atas kepala dan di belakang mereka. Dan mereka (Jin dan Mausia) ketika melihat asap tersebut maka bergetarlah dan mereka berlutut dan memanggil-manggil, "Ya Tuhan kami, selamatkanlah."

Diriwayatkan bahwa sesungguhnya Rasulullah SAW telah bersabda:
"Akan didatangkan pada hari kiamat itu neraka Jahannam, dan neraka Jahannam itu mempunyai 70,000 kendali, dan pada setiap kendali itu ditarik oleh 70,000 malaikat, dan berkaitan dengan malaikat penjaga neraka itu besarnya diterangkan oleh Allah SWT dalam surah At-Tahrim ayat 6 yang artinya: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan."

Setiap malaikat di antara pundaknya adalah jarak perjalanan setahun, dan setiap dari mereka itu mempunyai kekuatan yang mana kalau dia memukul gunung dengan pemukul yang ada padanya, maka nescaya akan hancur lebur gunung tersebut. Dan dengan sekali pukulan saja ia akan membenamkan 70,000 ke dalam neraka Jahannam.

Perintah Allah Untuk Shalat Malam



Firman Allah Subhanahu wa ta’alaa:
Perintah Allah Untuk Shalat
“Hai orang yang berselimut (Muhammad), bangunlah (untuk sholat) di malam hari, kecuali sedikit (daripadanya), (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu sedikit. atau lebih dari seperdua itu. Dan bacalah Al Qur’an itu dengan perlahan-lahan.” (QS. Al Muzzamil:1-4)

Dari Jabir ra, ia barkata,
“Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. bersabda, “Sesungguhnya pada malam hari itu benar-benar ada saat yang seorang muslim dapat menepatinya untuk memohon kepada Allah suatu kebaikan dunia dan akhirat, pasti Allah akan memberikannya (mengabulkannya); dan itu setiap malam.” (HR. Muslim dan Ahmad)

Dari Abdullah bin Salam, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda
“Wahai manusia, sebarkanlah salam, berikanlah makanan, dan sholat malamlah pada waktu orang-orang tidur, kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Imam Tirmidzi)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda yang artinya:
“Lazimkan dirimu untuk shalat malam karena hal itu tradisi orang-orang shalih sebelummu, mendekatkan diri kepada Allah, menghapus dosa, menolak penyakit, dan pencegah dari dosa.” (HR. Ahmad)

Wallahu a'lam...

Syekh Abdul Qadir Jailani



Syekh Abdul Qadir Jailani
Nama Lain
Syekh, Ghaus-e-Azam.
Agama : Islam.
Anak
Shaikh Abdul-Wahab, Sheikh Abdul-Razzaq, Shaikh Abdul-Aziz, Shaikh Isa, Shaikh Musa, Sheikh Yahya, Sheikh Abdullah, Sheikh Muhammed dan 41 lainnya. Sheikh Ibrahim.

Orang Tua
Ayah: Abu Salih.
Ibu: Umm Khair Fatima.

Abdul Qadir Jaelani atau Abd al-Qadir al-Gilani (bahasa Kurdi: Evdilqadirê Geylanî, bahasa Persia: ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ﮔﯿﻼﻧﯽ, bahasa Urdu: ﻋﺒﺪ ﺍﻟﻘﺎﺩﺭ ﺁﻣﻠﯽ ﮔﯿﻼﻧﯽ Abdolqāder Gilāni) (470–561H) (1077–1166M) adalah seorang ulama fiqih yang sangat dihormati oleh Sunni dan dianggap wali dalam dunia tarekat dan sufisme.
Ia lahir pada hari Rabu tanggal 1 Ramadan di 470H, 1077M selatan Laut Kaspia yang sekarang menjadi Provinsi Mazandaran di Iran. Ia wafat pada hari Sabtu malam, setelah magrib, pada tanggal 9 Rabiul akhir di daerah Babul Azajwafat di Baghdad pada 561H/1166M.

Ia adalah orang Kurdi atau orang Persia.
Syekh Abdul Qadir dianggap wali dan diadakan di penghormatan besar oleh kaum Muslim dari anak benua India. Di antara pengikut di Pakistan dan India, ia juga dikenal sebagai Ghaus-e- Azam.


Transliterasi

Nama Abdul Qadir Jaelani juga dilafalkan Abdul qadir Gaylani, Abdelkader, Abdul Qadir, Abdul Khadir-Jilani, Jeelani, Gailani, Gillani, Gilani, Al Gilani, Keilany.


Genealogi

Ibnul Imad menyebutkan bahwa nama lengkap syekh ini adalah Abdul Qadir bin Abi Sholeh bin Janaky Dausat bin Abi Abdillah Abdullah bin Yahya bin Muhammad bin Dawud bin Musa bin Abdullah bin Musa Al-Huzy bin Abdullah Al-Himsh bin Al- Hasan Al-Mutsanna bin Al-Hasan bin Ali bin Abi Tholib Al-Jailany.

Ada dua riwayat sehubungan dengan tanggal kelahiran al-Ghauts al_A'zham Syekh Abdul Qodir al-Jilani Amoli.
Riwayat pertama yaitu bahwa ia lahir pada 1 Ramadhan 470H. Riwayat kedua menyatakan Ia lahir pada 2 Ramadhan 470H.
Tampaknya riwayat kedua lebih dipercaya oleh ulama.
Silsilah Syekh Abdul Qodir bersumber dari Khalifah Sayyid Ali al Murtadha, melalui ayahnya sepanjang 14 generasi, dan melaui ibunya sepanjang 12 generasi. Syekh Sayyid Abdurrahman Jami memberikan komentar mengenai asal usul al-Ghauts al-A'zham sebagai berikut: "Ia adalah seorang Sultan yang agung, yang dikenal sebagi al- Ghauts al-A'zham. Ia mendapat gelar sayyid dari silsilah kedua orang tuanya, Hasani dari sang ayah dan Husaini dari sang ibu."

Silsilah Keluarganya adalah Sebagai berikut: Dari Ayahnya (Hasani): Syeh Abdul Qodir bin Abu Shalih bin Abu Abdillah bin Yahya az-Zahid bin Muhammad Al Akbar bin Dawud bin Musa At-tsani bin Abdullah Tsani bin Musa al-Jaun bin Abdullah Mahdhi bin Hasan al-Mutsanna bin Hasan as-Sibthi bin Ali bin Abi Thalib, Suami Fatimah binti Rasulullah saw.
Dari ibunya (Husaini): Syeh Abdul Qodir bin Ummul Khair Fathimah binti Abdullah 'Atha bin Mahmud bin Kamaluddin Isa bin Abi Jamaluddin bin Abdullah Sami' Az-Zahid bin Abu Ala'uddin (ﻋﻼﺀﺍﻟﺪﻳﻦﺍﻟﺠﻭﺍﺩ) bin Ali Ridha bin Musa al-Kazhim bin Ja'far al-Shadiq bin Muhammad al-Baqir bin Zainal 'Abidin bin Husain bin Ali bin Abi Thalib, Suami Fatimah Az-Zahra binti Rasulullah saw.


Biografi

Masa Muda

Dalam usia 18 tahun ia sudah meninggalkan Jilan menuju Baghdad pada tahun 488H/1095M. Karena tidak diterima belajar di Madrasah Nizhamiyah Baghdad, yang waktu itu dipimpin Ahmad al Ghazali, yang menggantikan saudaranya Abu Hamid al Ghazali. Di Baghdad dia belajar kepada beberapa orang ulama seperti Ibnu Aqil, Abul Khatthat, Abul Husein al Farra' dan juga Abu Sa'ad al Muharrimiseim.
Dia menimba ilmu pada ulama-ulama tersebut hingga mampu menguasai ilmu-ilmu ushul dan juga perbedaan-perbedaan pendapat para ulama. Dengan kemampuan itu, Abu Sa'ad al Mukharrimi yang membangun sekolah kecil-kecilan di daerah Babul Azaj menyerahkan pengelolaan sekolah itu sepenuhnya kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani. Ia mengelola sekolah ini dengan sungguh-sungguh. Bermukim di sana sambil memberikan nasihat kepada orang-orang di sekitar sekolah tersebut.
Banyak orang yang bertaubat setelah mendengar nasihat dia. Banyak pula orang yang bersimpati kepada dia, lalu datang menimba ilmu di sekolah dia hingga sekolah itu tidak mampu menampung lagi.

Murid

Murid-muridnya banyak yang menjadi ulama terkenal, seperti al Hafidz Abdul Ghani yang menyusun kitab Umdatul Ahkam Fi Kalami Khairil Anam, Syeikh Qudamah, penyusun kitab fiqih terkenal al Mughni.

Perkataan Ulama tentangnya.

Syeikh Ibnu Qudamah sempat tinggal bersama dia selama satu bulan sembilan hari. Kesempatan ini digunakan untuk belajar kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani sampai dia meninggal dunia.
Syeikh Ibnu Qudamah ketika ditanya tentang Syeikh Abdul Qadir menjawab, "Kami sempat berjumpa dengan dia di akhir masa kehidupannya. Ia menempatkan kami di sekolahnya. Ia sangat perhatian terhadap kami. Kadang dia mengutus putra dia yang bernama Yahya untuk menyalakan lampu buat kami. Ia senantiasa menjadi imam dalam salat fardhu."

Karya

Imam Ibnu Rajab juga berkata, "Syeikh Abdul Qadir al Jailani Rahimahullah memiliki pemahaman yang bagus dalam masalah tauhid, sifat-sifat Allah, takdir, dan ilmu-ilmu ma'rifat yang sesuai dengan sunnah."
Karya karyanya:
1. Tafsir Al Jilani.
2. al Ghunyah Li Thalibi Thariqil Haq,
3. Futuhul Ghaib.
4. Al-Fath ar-Rabbani.
5. Jala' al-Khawathir.
6. Sirr al-Asrar.
7. Asror Al Asror.
8. Malfuzhat.
9. Khamsata "Asyara Maktuban.
10. Ar Rasael.
11. Ad Diwaan.
12. Sholawat wal Aurod.
13. Yawaqitul Hikam.
14. Jalaa al khotir.
15. Amrul muhkam.
16. Usul as Sabaa.
17. Mukhtasar ulumuddin.

Murid-muridnya mengumpulkan ihwal yang berkaitan dengan nasihat dari majelis-majelis dia. Dalam masalah-masalah sifat, takdir dan lainnya, ia berpegang dengan sunnah. Ia membantah dengan keras terhadap orang-orang yang menyelisihi sunnah.

Awal Kemasyhuran.

Al-Jaba'i berkata bahwa Syeikh Abdul Qadir pernah berkata kepadanya, "Tidur dan bangunku sudah diatur.
Pada suatu saat dalam dadaku timbul keinginan yang kuat untuk berbicara. Begitu kuatnya sampai aku merasa tercekik jika tidak berbicara. Dan ketika berbicara, aku tidak dapat menghentikannya. Pada saat itu ada dua atau tiga orang yang mendengarkan perkataanku. Kemudian mereka mengabarkan apa yang aku ucapkan kepada orang-orang, dan merekapun berduyun-duyun mendatangiku di masjid Bab Al-Halbah. Karena tidak memungkinkan lagi, aku dipindahkan ke tengah kota dan dikelilingi dengan lampu. Orang-orang tetap datang di malam hari dengan membawa lilin dan obor hingga memenuhi tempat tersebut.
Kemudian, aku dibawa ke luar kota dan ditempatkan di sebuah mushola. Namun, orang-orang tetap datang kepadaku, dengan mengendarai kuda, unta bahkan keledai dan menempati tempat di sekelilingku. Saat itu hadir sekitar 70 orang para wali radhiallahu 'anhum.

Dalam beberapa manuskrip didapatkan bahwa Syeikh Abdul Qadir berkata,
"Sebuah suara berkata kepadaku saat aku berada di pengasingan diri, "kembali ke Baghdad dan ceramahilah orang-orang". Aku pun ke Baghdad dan menemukan para penduduknya dalam kondisi yang tidak aku sukai dan karena itulah aku tidak jadi mengikuti mereka".
"Sesungguhnya" kata suara tersebut, "Mereka akan mendapatkan manfaat dari keberadaan dirimu".
"Apa hubungan mereka dengan keselamatan agamaku/keyakinanku" tanyaku. "Kembali (ke Baghdad) dan engkau akan mendapatkan keselamatan agamamu" jawab suara itu. Aku pun membuat 70 perjanjian dengan Allah. Di antaranya adalah tidak ada seorang pun yang menentangku dan tidak ada seorang muridku yang meninggal kecuali dalam keadaan bertaubat. Setelah itu, aku kembali ke Baghdad dan mulai berceramah.

Hubungan Guru dan Murid.

Syeikh Abdul Qadir berkata, "Seorang Syeikh tidak dapat dikatakan mencapai puncak spiritual kecuali apabila 12 karakter berikut ini telah mendarah daging dalam dirinya. Dua karakter dari Allah yaitu dia menjadi seorang yang sattar (menutup aib) dan ghaffar (pemaaf). Dua karakter dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi Wassalam yaitu penyayang dan lembut. Dua karakter dari Abu Bakar yaitu jujur dan dapat dipercaya. Dua karakter dari Umar yaitu amar ma'ruf nahi munkar. Dua karakter dari Utsman yaitu dermawan dan bangun (tahajjud) pada waktu orang lain sedang tidur. Dua karakter dari Ali yaitu alim (cerdas/intelek) dan pemberani.

Masih berkenaan dengan pembicaraan di atas dalam bait syair yang dinisbatkan kepadanya dikatakan:
Bila lima perkara tidak terdapat dalam diri seorang syeikh maka ia adalah Dajjal yang mengajak kepada kesesatan. Dia harus sangat mengetahui hukum-hukum syariat zhahir, mencari ilmu hakikah dari sumbernya, hormat dan ramah kepada tamu, lemah lembut kepada si miskin, mengawasi para muridnya sedang ia selalu merasa diawasi oleh Allah.

Syeikh Abdul Qadir juga menyatakan bahwa Syeikh al Junaid mengajarkan standar Al-Qur'an dan Sunnah kepada kita untuk menilai seorang syeikh. Apabila ia tidak hafal Al-Qur'an, tidak menulis dan menghafal Hadits, dia tidak pantas untuk diikuti.
Syeikh Abdul Qadir berkata, "Kalimat tauhid akan sulit hadir pada seorang individu yang belum di talqin dengan zikir bersilsilah kepada Rasullullah oleh mursyidnya saat menghadapi sakaratul maut." Karena itulah Syeikh Abdul Qadir selalu mengulang-ulang syair yang berbunyi:
Wahai yang enak diulang dan diucapkan (kalimat tauhid) jangan engkau lupakan aku saat perpisahan (maut).

Pada tahun 521H/1127M, dia mengajar dan berfatwa dalam semua madzhab pada masyarakat sampai dikenal masyarakat luas. Selama 25 tahun Syeikh Abdul Qadir menghabiskan waktunya sebagai pengembara sufi di Padang Pasir Iraq dan akhirnya dikenal oleh dunia sebagai tokoh sufi besar dunia Islam. Selain itu dia memimpin madrasah dan ribath di Baghdad yang didirikan sejak 521H sampai wafatnya pada tahun 561H. Madrasah itu tetap bertahan dengan dipimpin anaknya Abdul Wahab (552-593 H/1151-1196 M), diteruskan anaknya Abdul Salam (611 H/1214 M). Juga dipimpin anak kedua Syeikh Abdul Qadir, Abdul Razaq (528-603 H/1134-1206 M), sampai hancurnya Baghdad pada tahun 656 H/1258 M.


Kontroversi

Al-Muqri' Abul Hasan asy-Syathnufi

Syeikh Abdul Qadir al Jailani adalah seorang yang diagungkan pada masanya. Diagungkan oleh para syeikh, ulama, dan ahli zuhud. Ia banyak memiliki keutamaan dan karamah. Tetapi, ada seorang yang bernama al-Muqri' Abul Hasan asy-Syathnufi al-Mishri (nama lengkapnya adalah Ali bin Yusuf bin Jarir al Lakhmi asy Syathnufi) yang mengumpulkan kisah-kisah dan keutamaan-keutamaan Syeikh Abdul Qadir al Jailani dalam tiga jilid kitab. Judul asli Kiab itu cukup panjang, yaitu; "Bahjatu Al- Asraar wa Ma’dinu Al-Anwar fi Ba’di Manaqib Al-Quthb Ar-Rabbani Abdul Qadir jailani."

Al Muqri' lahir di Kairo tahun 640 H, meninggal tahun 713 H. Dia dituduh berdusta dan tidak bertemu dengan Syeikh Abdul Qadir al Jailani. Dia telah menulis perkara-perkara yang aneh dan besar (kebohongannya).

Imam Adz-Dzahabi.

Sam'ani berkata, "Syeikh Abdul Qadir Al Jailani adalah penduduk kota Jailan. Ia seorang Imam bermadzhab Hambali. Menjadi guru besar madzhab ini pada masa hidup dia."

Imam Adz Dzahabi menyebutkan biografi Syeikh Abdul Qadir Al Jailani dalam Siyar A'lamin Nubala, dan menukilkan perkataan Syeikh sebagai berikut,
"Lebih dari lima ratus orang masuk Islam lewat tanganku, dan lebih dari seratus ribu orang telah bertaubat."

Imam Adz Dzahabi menukilkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan Syeikh Abdul Qadir yang aneh-aneh sehingga memberikan kesan seakan-akan dia mengetahui hal-hal yang ghaib. Kemudian mengakhiri perkataan, "Intinya Syeikh Abdul Qadir memiliki kedudukan yang agung, tetapi terdapat kritikan-kritikan terhadap sebagian perkataannya dan Allah menjanjikan (ampunan atas kesalahan-kesalahan orang beriman). Namun sebagian perkataannya merupakan kedustaan atas namanya."

Imam Adz Dzahabi juga berkata," Tidak ada seorangpun para kibar masyayikh yang riwayat hidup dan karamahnya lebih banyak kisah hikayat, selain Syeikh Abdul Qadir Al Jailani, dan banyak di antara riwayat-riwayat itu yang tidak benar bahkan ada yang mustahil terjadi".

Syeikh Rabi' bin Hadi Al Madkhali berkata dalam kitabnya, Al Haddul Fashil,hal.136, "Aku telah mendapatkan aqidahnya di dalam kitabnya yang bernama Al Ghunyah. (Lihat kitab Al-Ghunyah I/83-94) Maka aku mengetahui bahwa dia sebagai seorang Salafi. Ia menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah dan aqidah-aqidah lainnya di atas manhaj Salaf. Ia juga membantah kelompok-kelompok Syi'ah, Rafidhah, Jahmiyyah, Jabariyyah, Salimiyah, dan kelompok lainnya dengan manhaj Salaf."

Ibnu Rajab Al-Hambali

Dalam mengomentari kitab kontroversial di atas, Ibnu Rajab Al-Hambali menegaskan: "Cukuplah seorang itu berdusta, jika dia menceritakan yang dia dengar", demikian kata Imam Ibnu Rajab. "Aku telah melihat sebagian kitab ini, tetapi hatiku tidak tentram untuk berpegang dengannya, sehingga aku tidak meriwayatkan apa yang ada di dalamnya. Kecuali kisah-kisah yang telah masyhur dan terkenal dari selain kitab ini. Karena kitab ini banyak berisi riwayat dari orang-orang yang tidak dikenal. Juga terdapat perkara-perkara yang jauh dari agama dan akal, kesesatan-kesesatan, dakwaan-dakwaan dan perkataan yang batil tidak berbatas, seperti kisah Syeikh Abdul Qadir menghidupkan ayam yang telah mati, dan sebagainya. Semua itu tidak pantas dinisbatkan kepada Syeikh Abdul Qadir al Jailani rahimahullah."

Kemudian didapatkan pula bahwa al Kamal Ja'far al Adfwi (nama lengkapnya Ja'far bin Tsa'lab bin Ja'far bin Ali bin Muthahhar bin Naufal al Adfawi), seorang ulama bermadzhab Syafi'i. Ia dilahirkan pada pertengahan bulan Sya'ban tahun 685 H dan wafat tahun 748 H di Kairo. Biografi dia dimuat oleh al Hafidz di dalam kitab Ad Durarul Kaminah, biografi nomor 1452. al Kamal menyebutkan bahwa asy-Syathnufi sendiri tertuduh berdusta atas kisah-kisah yang diriwayatkannya dalam kitab ini. Subhanallah

Berhentilah Mengeluh



Pantaskah kita mengeluh? Padahal kita telah dikaruniai sepasang lengan yang kuat untuk mengubah dunia.

Layakkah kita berkeluh kesah?
Padahal kita telah dianugerahi kecerdasan yang memungkinkan kita untuk membenahi segala sesuatunya.

Apakah kita bermaksud untuk menyia-nyiakan semuanya itu? lantas menyingkirkan beban dan tanggung jawab kita?
Janganlah kekuatan yang ada pada diri kita, terjungkal karena kita berkeluh kesah. Ayo tegarkan hati kita. Tegakkan bahu. Jangan biarkan semangat hilang hanya karena kita tidak tahu jawaban dari masalah kita tersebut.
Jangan biarkan kelelahan menghujamkan keunggulan kita. Ambillah sebuah nafas dalam-dalam. Tenangkan semua alam raya yang ada dalam benak kita. Lalu temukan lagi secercah cahaya dibalik awan mendung. Dan mulailah ambil langkah baru.
Sesungguhnya, ada orang yang lebih berhak mengeluh dibanding kita. Sayangnya suara mereka parau tak terdengar, karena mereka tak sempat lagi untuk mengeluh.
Beban kehidupan yang berat lebih suka mereka jalani daripada mereka sesali.
Jika demikian masihkan kita lebih suka mengeluh daripada menjalani tantangan hidup ini?

Putusin Pacar



‪Aku menerimamu jadi pacar atas dasar cinta, kini atas dasar kesungguhan cinta pula aku memutuskan hubungan kita. Pacaran itu mendekatkan diri pada zina, padahal segala sesuatu yang membawa keburukan bukanlah tujuan sebuah cinta. Percayalah, perpisahan menjadi pilihan bijaksana sebelum kita dilaknat Allah Swt karena sama-sama belum mendewasa dalam memaknai hakikat kemuliaan cinta. Sungguh, kesempurnaan cinta itu ialah saling mendoakan keselamatan satu sama lain hingga takdir mempertemukan dalam ikatan rumah tangga.
‪Bukankah seburuk-buruknya pecinta apabila tak mampu menjaga pikiran, lisan dan perbuatan dari segala sesuatu hal yang berpotensi menceburkan jiwa pada kubangan zina. Bersebab itu, harusnya kita menginsyafi dengan kesungguhan yakin bahwa menjaga satu sama lain agar tetap suci hingga menikah ialah tanggung jawab terbesar yang harus dipikul.
‪Memilih berpisah bukan berarti tidak menghargai perasaan yang pernah tumbuh di dalam dada, tetapi sebuah upaya agar perasaan itu tumbuh pada tempat yang sepatutnya. Menumbuhkan cinta pada doa, dalam kesadaran dan kepasrahan batin untuk menjaga kemurnian sebuah cinta hingga merimbunlah syukur atas kesanggupan kita merekahkan setia meski tiada mewujud pacaran.

‪Aku mencintaimu karena Allah Swt, maka aku pasrahkan pada-Nya untuk menjagamu sampai tiba waktu-Nya menghantarmu sebagai pasangan hidup yang sebenar halal bagiku. Insya Allah, jikapun pada akhirnya aku bukanlah jodohmu sesungguhnya itu jalan terindah yang ditetapkan-Nya. Sebab bisa jadi apa yang terbaik menurut kita belum tentu yang terbaik bagi-Nya.
‪Aku takut kehilanganmu, itu pasti! Tetapi, aku lebih takut kehilangan Allah Swt dari hatiku. Lagi pula ketakutanku beralasan, sebab jika aku lebih takut kehilangan dirimu daripada kehilangan Allah Swt, maka aku bukanlah orang yang pantas menjadi pendamping hidupmu. Bukankah dirimu butuh pasangan hidup yang bisa diajak berkerjasama untuk menuju surga-Nya.
‪Hakikatnya mengabadikan cinta bukan sebatas kita hidup, tetapi juga hingga kita mati dan dipersatukan kembali dalam surga. Mohon mengertilah; rasa cintaku yang begitu besar padamu ialah dasar utamaku untuk memutuskanmu.
Aku ingin memuliakanmu dengan kemuliaan cinta yang sebenar diridhoi Allah Swt. Bismillah, mari kita sama-sama mengikhlaskan hati untuk berpisah demi meraih cinta-Nya untuk cinta kita yang lebih sempurna.

Hendaknya Kita Diam



‪Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda,
"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam." (Muttafaq 'alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)

‪Imam An-Nawawi rahimahullah menyebutkan dalam Syarah Arbain, bahwa Imam Syafi'i rahimahullah mengatakan,
"Jika seseorang hendak berbicara maka hendaklah dia berpikir terlebih dahulu. Jika dia merasa bahwa ucapan tersebut tidak merugikannya, silakan diucapkan. Jika dia merasa ucapan tersebut ada mudharatnya atau ia ragu, maka ditahan (jangan bicara).

"Hendaknya kita hati hati dalam berbicara. 'Tiada suatu kalimat pun yang diucapkan melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir.' (QS. Qaf :18)

‪Walau jawaban dengan bersikap Diam banyak yang tidak menyukainya, tetapi bisa saja sikap itu dapat menyelamatkan kita.

Semoga Allah Ta'ala selalu menjaga lisan kita. Ingat guys, pendiam adalah sifat yg dicintai oleh Allah swt!
‪Semoga bermanfaat...

Tak Ada Jalan Pintas Untuk Sukses



Keberhasilan tak diperoleh begitu saja. Ia adalah buah dari pohon kerja keras yang berjuang untuk tumbuh. Jangan terlalu berharap pada kemujuran.
Apakah kita tahu apa itu kemujuran? Apakah kita dapat mendatangkan kemujuran sesuai keinginan kalian? Padahal kita tahu, kita tak selalu mampu menjelaskan dari mana datangnya.
Sadarilah bahwa segala sesuatu berjalan secara alami dan semestinya. Layaknya proses mendaki tangga, kita melangkahkan kaki melalui anak tangga satu per satu.
Tak perlu repot-repot membuang waktu untuk mencari jalan pintas, karena memang tak ada jalan pintas. Sesungguhnya kemudahan jalan pintas itu takkan pernah memberikan kepuasan sejati.
Untuk apa berhasil jika kita tak merasa puas?
Hargailah setiap langkah kecil yang membawa anda maju. Janganlah melangkah dengan ketergesaan, karena ketergesaan adalah beban yang memberati langkah saja.
Amatilah jalan lurus. Tak peduli bergelombang maupun berbatu, selama kita yakin berada di jalan yang tepat, maka melangkahlah terus.
Ketahuilah, jalan yang tepat itu adalah jalan yang menuntun kita menjadi diri kita sendiri.

Iman Teguh Ilmu Bertambah



Allah SWT telah menganugerahkan akal dan pikiran kepada kita selaku manusia ciptaan-Nya. Hal ini bukan hanya untuk penghias diri dan pembeda saja, melainkan untuk digunakan semaksimal mungkin. Salah satunya untuk mencari ilmu. Ya, ilmu adalah sesuatu yang sangat penting bagi diri kita.
Untuk dapat melakukan segala sesuatu, maka diperlukan ilmunya. Oleh sebab itu, tidak salah lagi bahwa ilmu harus lebih dahulu daripada amal atau perbuatan. Yaitu bekas yang terlukis di otak orang yang berilmu di dalam perkara yang telah diketahuinya. Ibarat seorang tukang gambar yang hendak memulai melukiskan gambarnya, lebih dahulu telah ada rupa gambar itu di dalam otaknya, barulah dilukiskannya.

Tetapi iman atau kepercayaan lebih tua pula dari ilmu. Iman adalah menjadi dasar dari ilmu. Itulah sebabnya, nabi-nabi lebih dahulu menanamkan iman daripada menyiarkan ilmu. Ayat-ayat yang diturunkan Allah di Mekkah lebih banyak mengandung rasa iman, dan yang diturunkan di Madinah lebih banyak mengandung ilmu.
Setelah sempurna iman, mereka disuruh membenarkan, setelah itu dikemukakan segala macam alasan dan dalil, disuruh pula mengiaskan kepada perkara-perkara yang lain. Perkataa ini dikuatkan oleh sahabat Juandab. Dia berkata bahwa sebelum mereka dewasa, lebih dahulu mereka diajarkan iman dan setelah itu baru diajarkan Quran, dan barulah pelajaran iman itu bertambah-tambah.

Permulaan iman itu didengarkan dengan telinga. Setalah mafhum pendengaran, barulah diikrarkan dengan lidah. Apabila telah diikrarkan dengan lidah, maka iman yang telah ada di dalam hati itu bertambah teguhlah. Apabila iman telah teguh, ilmupun bisa pula bertambah, bertambah lama bertambah banyak. Karena pendengaran dengan telinga dan ucapan dengan mulut tidaklah akan bermanfaat kalau urat keyakinan dan makrifat yang ada dalam hati tidak terhujam kuat.

wallahu a'lam

Semoga Allah Wafatkan Kita Dalam Keadaan Berwudhu



Wudhu adalah syariat Allah dan sunnah Rasulullah, walaupun tata caranya sangat mudah dan praktis, tetapi di dalamnya mengandung faedah yang sangat besar. Sungguh kelak di hari kiamat Rasulullah akan mengenali umatnya dari bekas wudhu yang terpancar dari wajah dan telapak tangannya, pada hari itu pula orang-orang kafir tertunduk sesal dengan wajah yang hitam legam karena kekufuran mereka.
Tiada kebahagiaan kecuali hidup dalam sunnah Nabi muhammad. Diantaranya "Almutathohhiriin" kecintaan Allah kepada hambaNya yang selalu menjaga kesucian dirinya, diantara selalu berwudhu.

Banyak keutamaan wudhu yang dijelaskan Rasulullah Saw. Antara lain sebagaimana diriwayatkan Thabrani dari Ubadah bin Shamit, bahwa Rasulullah Saw bersabda,
''Jika seorang hamba menjaga shalatnya, menyempurnakan wudhunya, rukuknya, sujudnya, dan bacaannya, maka shalat akan berkata kepadanya, 'Semoga Allah Swt menjagamu sebagaimana kamu menjagaku', dia naik dengannya ke langit dan memiliki cahaya hingga sampai kepada Allah Swt dan shalat memberi syafaat kepadanya.''

Dan berita gembira dari Rasulullah,
"Sesungguhnya umatku akan dipanggil pada hari kiamat nanti dalam keadaan dahi dan kedua tangan dan kaki mereka bercahaya, karena bekas wudhu" (HR Bukhari).

Kemudian ajakan Rasulullah,
“Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan shalat” (HR. Bukahri dan Muslim).

Dalam hadist lain,
“Barangsiapa tidur dimalam hari dalam keadaan suci (berwudhu’) maka Malaikat akan tetap mengikuti, lalu ketika ia bangun niscaya Malaikat itu akan berucap ‘Ya Allah ampunilah hambaMu si fulan, kerana ia tidur di malam hari dalam keadaan selalu suci" (HR Ibnu Hibban dari Ibnu Umar r.a.).

Mari kita senantiasa menjaga wudhu tidak hanya untuk sholat. Semoga Allah wafatkan kita dalam keadaan berwudhu, husnul khotimah ..aamiin.

Keutamaan‬‬ Shalat Berjamaah Dan Diawal Waktu



Dari Abu Hurairah (Abdurrahman bin Shaher) r.a. berkata: Rasulullah saw bersabda,
“Shalat berjama’ah pahalanya melebihi shalat sendirian baik di tempat pekerjaan atau di rumah, dua puluh lima derajat. Yang demikian itu karena jika seseorang telah menyempurnakan wudhu kemudian pergi ke masjid tanpa tujuan lain selain shalat maka tidak bertindak selangkah melainkan diangkat sederajat dan dihapuskan daripadanya satu dosa hingga masuk ke masjid. Apabila telah berada di dalam masjid maka ia dianggap mengerjakan shalat selama ia masih menantikan shalat (selama bertahan karena menunggu shalat) dan Malaikat memohonkan rahmat atau mendoakan seseorang selama ia dalam majelis shalatnya. Malaikat berdoa, Ya Allah, kasihanilah dia; ya Allah, ampunilah dia; ya Allah, maafkanlah dia. Demikian itu selama ia tidak mengganggu dan belum berhadats di tempat itu.” (Bukhari – Muslim)

‪ Wallohu'alam...

Tentang Satu Amal



Dari Mu’adz bin Jabal r.a. berkata: Aku bertanya,
“Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang satu amal yang memasukkan aku ke surga dan menjauhkanku dari neraka!”
Rasulullah saw menjawab,
"Engkau menanyakan kepadaku tentang perkara besar yang sebenarnya mudah bagi orang yang diberi kemudahan oleh Allah untuk menjalankannya yaitu hendaklah engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun,mendirikan shalat, membayar zakat, shaum di bulan Ramadhan dan pergi haji ke Baitullah." 

Kemudian beliau bersabda,
"Tiadakah kau kuberitahu tentang pintu-pintu kebaikan? Shaum itu adalah perisai, sedekah memadamkan dosa atau kesalahan seperti air membunuh api dan shalat di tengah malam."

Lalu Rasulullah saw membaca ayat betikut:
"Lambung mereka renggang dari tempat tidurnya sedang mereka berdoa kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan penuh harap serta menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam macam nikamat) yang sedap dipandang mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (As Sajdah16-17).

Lalu beliau bersabda,
"Tidakkah kau kuberitahukan tentang pokok segala perkara, tiang dan puncaknya?"
Aku menjawab,
“Tentu, wahai Rasulullah!”
Maka beliau berkata,
"Pokok segala perkara ialah Islam, tiangnya ialah shalat, puncaknya adalah jihad!
Tiadakah kau kuberitahu tentang penopang semuanya itu?" tanya beliau lagi.
“Ya,” jawabku.

Maka Rasulullah memegang lidahnya sambil bersabda, "Peliharalah ini!"
Kemudian aku bertanya,
“Wahai Nabiyullah, apakah kita akan disiksa karena pembicaraann kita?”
Maka Rasulullah bersabda, "Hai … ibumu kehilanganmu! Bukankah wajah (atau hidung) manusia disungkurkan ke api neraka, lantaran dosa-dosa dari tergelincirnya lidah-lidah mereka?'”(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan shahih)

Wallahu 'alam...

Kisah Binatang Yang Bernama Huraisy



Dikisahkan dalam sebuah kitab bahwa apabila tiba hari kiamat nanti maka akan keluar seekur binatang dari neraka Jahannam yang digelar Huraisy, yang mana panjangnya ialah jarak antara langit dan bumi dan lebarnya pula dari timur hingga ke barat.

Apabila ia keluar maka malaikat Jibril a.s berkata,
"Wahai Huraisy, kamu hendak ke mana dan kamu hendak mencari siapa?"
Lalu berkata Huraisy;
"Aku mencari lima jenis orang;
1. Orang yang tidak mengerjakan solat.
2. Orang yang tidak mau mengeluarkan zakat.
3. Orang yang mendurhakai kedua orang tuanya.
4. Orang yang suka minum arak.
5. Orang yang sangat suka bercakap-cakap dalam masjid hal dunia.