Cari Artikel

Rasulullah SAW Mendatangi Kafilah Dagang



Dari kejauhan gumpalan debu padang pasir membumbung ke langit. Debu-debu yang berterbangan itu dapat terlihat dari kejauhan bertanda ada satu rombongan kafilah akan datang mendekati kota Mekkah.

Rasulullah SAW melihat gumpalan debu dari kejauhan itu segera pulang ke rumah. Beliau SAW langsung menyiapkan perbekalan dan membungkusnya.

Setelah itu Rasulullah SAW menunggu di pintu gerbang kota Mekkah. Kafilah itu rupanya tidak memasuki kota Mekkah mereka hendak menuju tempat lain.

Rasulullah SAW mendekati kafilah itu dan mencari pimpinan rombongan kafilah tersebut.
Setelah berjumpa dengan pemimpin kafilah itu Rasulullah SAW meminta izin untuk dapat ikut serta di dalam rombongan tersebut.

Beliau SAW telah diizinkan. Rasulullah SAW mulailah berda'wah kepada mereka, kepada setiap orang dalam rombongan itu Rasulullah SAW telah sampaikan kebesaran Allah SWT dan
mengajak mereka untuk menerima Islam.

Setelah semua orang mendapat penjelasan dari Rasulullah SAW, Beliau SAW pun meminta izin kepada pimpinan rombongan untuk pulang kembali ke Mekkah.

Rasulullah SAW kembali ke kota Mekkah dengan berjalan kaki sedangkan kafilah tersebut telah melalui kota Mekkah sejauh satu hari satu malam perjalanan. Rasulullah SAW hanya inginkan setiap orang memiliki kalimah Laalilaahaillallaah dan selamat dari adzab yang pedih kelak di akhirat.

Karena Kesabaran Menghadapi Istrinya



Seorang yang shaleh mempunyai saudara yang tempat tinggalnya sangat jauh, karena itu jarang sekali ia bisa mengunjunginya. Setelah beberapa tahun tidak bertemu, ia datang mengunjunginya. Tetapi tampak rumahnya tertutup, maka ia mengetuk pintunya dan mengucap salam. Terdengar suara ketus seorang wanita dari dalam rumah, yang mungkin istrinya,
“Siapa??”
Ia berkata,
“Aku saudara suamimu, datang dari jauh untuk menjenguknya!!”
Tanpa membukakan pintu, terdengar suaranya yang ketus lagi,
“Ia masih pergi mencari kayu, semoga saja Allah tidak mengembalikannya lagi ke sini….”
Kemudian masih diteruskan dengan berbagai macam caci-maki kepada saudaranya itu. Ia hanya bisa geleng-geleng kepala mendengarnya. Ia tahu betul bahwa saudaranya itu juga shaleh seperti dirinya, karena memang begitulah kedua orang tuanya dahulu mendidiknya. Segala macam umpatan dan cacian itu mungkin salah sasaran kalau ditujukan kepada saudaranya itu.

Ia memutuskan untuk menunggu dan tidak berapa lama saudaranya itu datang. Saudaranya itu memang mencari kayu, tetapi ia tidak membawanya sendiri, seekor harimau yang cukup besar berjalan di belakangnya sambil menggendong kayu tersebut. Setelah kayu diturunkan dari punggung sang harimau, saudaranya itu berkata,
“Pergilah, semoga Allah memberkahi dirimu!!”

Harimau itu berlalu pergi dengan patuhnya, dan pemandangan itu membuatnya terkagum-kagum. Tampaknya saudaranya itu telah mencapai maqam yang cukup tinggi di sisi Allah, hingga mempunyai karamah bisa memerintah binatang buas.

Saudaranya itu mengajaknya masuk, dan meminta dengan lemah lembut kepada istrinya untuk menyiapkan makanan bagi mereka. Sang istri memenuhi perintahnya dengan sikap yang kasar, dan mulutnya tidak henti-hentinya mengomel. Sebaliknya, ia melihat saudaranya itu hanya diam dan terlihat sangat lapang, tidak sepatah katapun keluar dari mulutnya. Sama sekali tidak ada sikap marah dan tersinggung dengan perkataan istrinya yang sangat menusuk perasaan, bahkan tampak sekali saudaranya itu nyaman dan bahagia dengan keadaaannya. Karena itu ia urung untuk menanyakan keadaan rumah tangganya, seperti keinginannya semula.
Dengan keadaan seperti itu, ia tidak ingin berlama-lama untuk tinggal. Ia pamit pulang, tetapi sepanjang perjalanan tidak habis-habisnya ia memikirkan keadaan saudaranya itu. Di satu sisi ia mempunyai karamah yang begitu mengagumkan, tetapi di sisi lainnya, ia menghadapi sikap istrinya yang begitu buruk.

Beberapa tahun berlalu dan tidak bertemu, ia datang lagi mengunjungi saudaranya itu. Sampai di rumahnya yang tampak tertutup, ia mengetuk pintunya dan mengucap salam. Maka terdengar suara seorang wanita, yang mungkin adalah istri saudaranya itu,
“Siapa??”
Kali ini suara itu begitu lembut dan santun, sangat berlawanan suara wanita bertahun sebelumnya. Ia berkata,
“Aku adalah saudara suamimu, datang dari jauh untuk menjenguk keadaannya!!”
Suara santun wanita itu terdengar lagi,
“Selamat datang, suamiku sedang mencari kayu di hutan. Silahkan untuk menunggu, tetapi mohon maaf aku tidak bisa membukakan pintu hingga suamiku pulang!!”
Ia berkata,
“Tidak mengapa, biar saja aku menunggu di luar!!”

Kemudian ia terlibat pembicaraan singkat lewat pintu yang tertutup, dan istri saudaranya itu memuji-muji kebaikan dan keshalehan suaminya itu setinggi langit, dan menyatakan rasa syukurnya karena bisa menjadi istrinya.

Tidak lama kemudian saudaranya itu datang, tetapi yang mengherankannya tidak ada harimau yang membawakan kayunya seperti dahulu. Ia memikul sendiri tumpukan kayu tersebut, tampak kelelahan dan keringat mengalir di wajahnya, tetapi masih dengan kelapangan dan rasa bahagia yang sama seperti bertahun sebelumnya. Mendengar suaranya itu, sang istri langsung membuka pintu dan menyambut kedatangannya dengan santun dan hormatnya.

Saudaranya itu mengajaknya masuk, dan ternyata makanan telah terhidang, maka mereka langsung menyantap makanan yang disediakan istrinya tersebut. Sambil makan ia berkata,
“Wahai saudaraku, apakah yang terjadi? Apakah engkau telah kehilangan karamahmu yang dahulu?”
Masih dengan kelapangan hati dan pancaran rasa bahagia yang sama seperti bertahun sebelumnya, saudaranya itu berkata,
“Wahai saudaraku, dahulu itu Allah SWT memberikan istri yang cerewet dan rendah akhlaknya kepadaku, dan aku ikhlas menerimanya. Karena kesabaranku menghadapinya, maka Allah mendatangkan harimau untuk membantuku. Beberapa bulan yang lalu istriku yang cerewet itu meninggal, dan sejak itu pula harimau itu tidak membantuku lagi, dan aku harus memikul sendiri kayu-kayu itu. Namun demikian, Allah tetap memberikan karamah lainnya kepadaku, yakni istri yang cantik dan masih muda, serta sangat baik akhlaknya dan tekun ibadahnya!!” 

Dalam riwayat lain disebutkan, saudaranya yang saleh itu adalah seorang pandai besi. Ia mencari kayu untuk membakar besi-besi yang diolahnya. Ketika ia masih beristri yang cerewet dan ia bersabar atasnya, bukan hanya harimau yang membawakan kayunya, tetapi ia memegang besi yang dibakarnya langsung dengan tangannya. Tetapi ketika Allah telah menggantinya dengan istri yang salehah, cantik, masih muda dan berakhlaqul karimah, ia harus memegang besi yang dibakarnya dengan penjepit, kalau tidak tangannya akan melepuh.

Anak Perempuan Hitam Bekas Budak



Anak perempuan hitam ini adalah budak dari seorang Arab yang telah dimerdekakan oleh tuannya, tetapi tetap tinggal bersama dan bekerja kepada mereka.

Suatu ketika anak tuannya keluar dengan memakai selendang kulit warna merah, tetapi selendang merah tersebut hilang entah kemana. Mereka pun mencari-cari, ketika tidak ditemukan mereka menuduh anak perempuan hitam itu yang mencurinya. Anak perempuan hitam ini diperiksa dengan teliti, bahkan sampai kemaluannya diperiksa, tetapi tidak diketemukan karena ia memang tidak mencurinya.

Ketika sedang sibuk memeriksa tersebut, tiba-tiba lewatlah seekor burung elang dan menjatuhkan selendang merah tersebut di hadapan mereka. Mungkin anak tuannya itu menjatuhkan selendang tersebut tanpa sengaja, dan burung elang mengambilnya karena disangka sebagai daging yang segar. Seketika anak perempuan hitam itu berkata, "Inilah yang anda semua tuduhkan kepadaku sedangkan aku tidak bersalah apa-apa, inilah dia, inilah dia…"

Ia merasa ada keajaiban dalam peristiwa ini, elang tersebut datang tentunya atas perintah Allah SWT, dan ini tidak terlepas dari hadirnya seorang nabi yang tidak membeda-bedakan kedudukan, derajad dan warna kulit. Ia berpamitan keluar atau pindah dari rumah bekas tuannya tersebut dan menemui Nabi SAW untuk memeluk Islam. Ia mendapat tempat tinggal (berdiam) di salah satu serambi masjid dan sering berbincang-bincang dengan istri tercinta Nabi SAW, Aisyah RA. Dan ia selalu mengenang peristiwa tersebut dengan berkata,
"Dan hari selendang itu adalah keajaiban dari Allah, dan peristiwa itu telah melepaskan aku dari belenggu kekafiran…"

Tiga Pelajaran Berharga



Seorang pemburu memasuki hutan untuk mencari binatang yang bisa dipakai untuk makan keluarganya hari itu. Tetapi tidak seperti biasanya, ia tidak menemukan binatang yang cukup besar, yang bisa mengobati rasa lapar keluarganya. Dalam kebingungannya itu, ia melihat seekor burung dan berhasil menangkapnya. Lumayan untuk pengganjal perut sambil mencari buruan yang lebih besar, begitu mungkin pemikirannya.

Tetapi tanpa disangkanya, tiba-tiba burung itu berbicara layaknya manusia,
“Apa yang engkau inginkan dengan menangkapku ini??”
Pemburu itu berkata,
“Aku akan menyembelih dan memakanmu!!”
Burung itu berkata,
”Itu tidak akan menyelesaikan masalah, aku tidak akan bisa mengobati rasa laparmu!! Tetapi aku akan memberikan tiga pelajaran berharga kepadamu, pertama saat aku ada di tanganmu (masih di tangkap), kedua saat aku berada di atas pohon, dan ketiga saat aku telah ada di atas bukit.”

Sang pemburu yang memang cukup penasaran dengan adanya burung yang bisa berbicara itu, langsung saja berkata,
“Jelaskanlah pelajaran yang pertama!!”
Sang burung berkata,
“Janganlah engkau merasa sedih dan menyesal dengan sesuatu yang telah lepas darimu….!!”

Sejenak sang pemburu merenungi ucapannya itu, kemudian berkata,
“Apakah pelajaran yang kedua??”
Sang burung berkata,
“Lepaskan dulu aku!!”
Si pemburu segera melepaskannya, dan burung itu hinggap di atas dahan, lalu berkata,
“Wahai manusia, janganlah engkau meyakini bahwa sesuatu itu ada, padahal hakekatnya tidak ada!!”

Kemudian burung itu terbang lebih jauh dan hinggap di bukit. Tanpa diminta burung itu berkata lagi,
“Wahai manusia, andaikata engkau jadi menyembelih diriku, engkau akan menemukan dua intan di paruhku, yang masing-masing beratnya 77,88 gram…!!”

Pemburu itu terkejut mendengar perkataan sang burung, ia sangat sedih dan menyesal, tetapi tidak mungkin ia menangkapnya lagi karena burung itu telah cukup jauh di atas bukit. Tetapi, seperti teringat sesuatu, ia berkata,
“Wahai burung, apakah pelajaran ketiga yang engkau janjikan??”
Burung itu tertawa dan berkata,
“Wahai manusia, baru saja engkau memperoleh dua pengajaran, dan dalam sesaat ini engkau telah melanggar (melupakan)nya. Mengapa pula engkau bersedih telah melepaskanku? Dan bagaimana mungkin engkau begitu saja mempercayai ada dua butir intan di paruhku? Berat tubuhku tidak sampai 77,88 gram, bagaimana bisa ada dua intan masing-masing beratnya 77,88 gram?”

Sang pemburu tampak termangu-mangu mendengarnya, kemudian sang burung berkata lagi,
“Itulah gambaran kehidupan dunia, suka atau tidak, sengaja atau tidak, pada akhirnya engkau harus melepaskannya juga. Begitu juga dengan segala janji keindahan dan kenikmatannya, pada hakekatnya hanya tipuan semata. Karena itu, berupayalah dengan sungguh-sungguh untuk meraih sesuatu yang engkau tidak akan pernah terlepas darinya, dan sesuatu yang kenikmatannya akan selalu engkau rasakan tanpa akhir!!”

Kata Mutiara Persahabatan Dan Cinta




1951. Sesuatu yang sulit ketika kamu harus berpura-pura tersenyum, hanya karena tak ingin dia tahu, dia adalah alasan kamu bersedih.

1952. Kamu tak perlu menemukan sahabat yang paling menyenangkan, kamu hanya perlu menemukan sahabat yang setia.

1953. Mungkin itu sederhananya cinta. Ketika orang lain melakukan kesalahan padamu, ingatkan dia, maafkan kemudian mohonkan ampunan tuhan untuknya.

1954. Mereka yang membencimu hanya buktikan bahwa hidupmu lebih baik dari mereka.

1955. Percaya pada tuhan saat semua terasa mudah, itu biasa. Percaya pada tuhan saat semua terasa susah, itu luar biasa.

1956. Jika tak cinta, katakan saja. Jangan memberi harapan hampa, karena seseorang akan terluka.

1957. Geografis menjadikan kita tetangga. Sejarah telah menjadikan kita sahabat. Ekonomi telah menjadikan kita partner, dan kebutuhan telah menjadikan kita sekutu.

1958. Sejarah adalah maha yang tak berbelas kasihan. Ia tak memiliki hadiah apapun, hanya menyibukkan masa lalu terhadap masa depan.

1959. Mereka yang berani gagal total dapat mencapai keberhasilan besar.

1960. Ketidak tahuan seorang pemilih dalam demokrasi merusakkan semua jenis keamanan.

1961. Siapapun pasti bisa, hanya niat dan kemauan yang jadi penentunya.

1962. Hidup memang penuh tantangan, terkadang kita berada di atas dan tak jarang juga kita berada di bawah. Akan tetapi, yang terpenting adalah kita harus kerja keras dan memiiki cinta agar kehidupan menjadi lebih berwarna.

1963. Banyak orang mengatakan bahwa waktu adalah uang. Benar, waktu adalah uang. Namun sebaiknya sisihkan waktu teman-teman di akhir pekan untuk keluarga. Inilah waktu emas teman sekalian untuk menjalin kebersamaan dengan orang-orang yang di cintai.

1964. Kedewasaan adalah pengendalian diri. Sementara menunggu dia menyukai Anda, jangan buat diri Anda tidak menarik bagi pribadi baik yang lain.

1965. Kerinduanku sedikit terdamaikan karena ku sadari bahwa malam ini, kita tidur di bawah langit yang sama.

1966. Lebih baik kau temukan ketidak-setiaannya sekarang, daripada nanti.

1967. Luka karena cinta tidak mencacatkan, tapi menuntunmu untuk mengenali keindahan asli dari jiwamu.

1968. Wanita yang baik untuk laki-laki yang baik, dan sebaliknya. Keindahan jiwamu, menentukan keindahan belahan jiwamu.

1969. Ditolak adalah kesempatan untuk mencintai lagi. Masih banyak kebahagiaan di luar sana, mengapa memilih bersedih?

1970. Terkadang kamu harus mnutup pintu hati sementara untuk sekedar meyakinkan dirimu bahwa hanya dai yang tepat boleh membukanya.

1971. Sesungguhnya, tidak ada Ketidak-Pastian Cinta, yang ada adalah orang-orang yang tidak pasti dalam mencintai.

1972. Aku akan menjadi laki-laki termulia dan terbahagia di alam ini, jika engkau bersedia menerima permintaanku, agar engkau menjadi pendamping kehidupanku, sebagai wanita kemuliaan hidupku, sebagai istriku, sebagai ibu dari anak-anakku, dan sebagai pemelihara dari kebesaran nama keluarga kita.

1973. Kekasih yang tidak setia akan meletihkanmu, seperti menangkap asap dan menegakkan benang basah.

1974. Saat engkau mencintai seorang wanita, hargailah kesediaannya untuk memilihmu sebagai sahabat yang diharapkannya penuh cinta, mesra, dan setia di dalam masa-masa yang mudah dan sulit. Demi cintanya kepadamu dan cintamu kepadanya, setialah hanya kepadanya.

1975. Tidak dibutuhkan biaya apa pun untuk jatuh cinta, tapi follow-up-nya dalam pernikahan bisa tidak murah.

1976. Kalimat terbaik setelah "Aku mencintaimu." adalah "Hidupku akan sangat indah jika engkau bersedia menjadi istriku." Yang selain itu hanyalah hiburan untuk memperpanjang waktu penantian yang tak pasti.

1977. Orang yang mencuri kekasih, sesungguhnya mencuri seorang pengkhianat. Ikhlaskanlah.

1978. Saat muda, saya tidak pernah ditolak wanita. Saya hanya diabaikan. Tapi mereka semua sekarang menyesal.

1979. Jika kau gantung aku tanpa kejelasan, akan menikah atau tidak, akan kulepas diriku di pasar bebas!

1980. Ia telah letih menuruti kemauanmu yang terbukti belum mendamaikan dan menyejahterakannya.

1981. Jika engkau pantas bagi yang lebih baik, orang yang kau kira kau cintai sekarang tapi yang tidak cukup baik, akan diganti.

1982. Jodoh adalah bagian dari nasib, dan nasib ditentukan oleh kebaikan upaya kita.

1983. Bukan pupur dan bedak yang meruntuhkan benteng keangkuhan pria, tapi tutur lembut wanita yang meyakini kebesaran masa depan sang pria.

1984. Jika tidak untuk saling membahagiakan, mengapakah engkau harus bersama?

1985. Cinta itu sederhana. Aku dan kamu, dan tidak ada yang lain. Aku untukmu, dan kamu untukku. Yang lain cuma nonton.

1986. Tidak ada yang lebih tergesa daripada anak muda yang sedang jatuh cinta.

1987. Wanita paling mencintai pria yang meminta maaf walau pun dia tidak salah.

1988. Ketertarikan gila saat pertama cinta ditemukan, memang mudah menyatukan dua pribadi yang sangat berbeda untuk berjanji setia sepanjang hidup. Hanya saja, panjangnya hidup yang dilihat oleh mata yang mabuk cinta, bisa jadi sangat pendek. Itu sebabnya cinta saja tidak cukup.

1989. Persahabatan dan Logika yang jernih antara dua jiwa itulah yang memanjangkan cinta mereka menjadi kebersamaan yang membahagiakan. Love is respect.

1990. Bagaimana mungkin engkau bisa mencintaiku tanpa menghormatiku?

1991. Jangan pernah memandang rendah dirimu sendiri. Bagi dunia kamu mungkin hanya seseorang, tapi bagi seseorang kamu mungkin dunianya.

1992. Teman mungkin datang dan pergi, dan keluarga mungkin tak selalu ada untukmu, tapi tak peduli apapun itu, Tuhan selalu bersamamu.

1993. Kamu akan selalu dapatkan cinta di tengah keluarga, cinta tanpa syarat, cinta yang menerima kamu apa adanya.

1994. Jangan manfaatkan cinta! Jangan menyerah jika masih ingin mencoba. Jangan berpisah jika masih ada cinta. Jangan biarkan ego kuasai jiwa, karena hati pasti menderita.

1995. Hanya karena mereka tak memperlakukanmu seperti yang kamu inginkan, bukan berarti mereka tak mencintaimu setulus hati.

1996. Terkadang satu-satunya orang yang mampu buatmu merasa lebih baik adalah orang yang sama yang telah membuat kamu terluka.

1997. Keluarga adalah salah hal terpenting yang kita miliki, yang tak akan pernah berubah dan selalu ada ketika dibutuhkan.

1998. Jangan hiraukan mereka, teruslah melangkah. Jangan membenci mereka yang membencimu, karena itu sama saja membuat dirimu tak berbeda dengan mereka.

1999. Tak ada aturan disini. Kita tengah mencobanya untuk mencapai sesuatu.

2000. Aku tidak gagal. Aku hanya menemukan 10.000 cara yang tidak bekerja.