Cari Artikel

Nabi Khidir Dengan Abu Bakar Ash-Shiddiq RA



Pada waktu wafatnya Rasulullah SAW, ketika di tengah-tengah kesedihan para sahabat yang menangis mengelilingi jenazah beliau, tiba-tiba ada seorang laki-laki berjenggot lebat dan bertubuh tegap masuk ke dalam majelis takziah, lalu ia menundukkan kepalanya sambil mencucurkan air mata.
Kemudian segera ia menemui para sahabat Nabi dan berkata,
“Sesungguhnya Allah telah menyediakan balasan pada setiap musibah, pengganti pada setiap yang hilang dan khalifah pada setiap yang tiada. Maka kembalikanlah segalanya kepada Allah dan berharaplah kepada-Nya. Allah telah mempersiapkan segalanya untuk kalian dan ketahuilah bahwasanya yang ditimpa musibah adalah orang yang tidak terpaksa”.
Lalu orang itu pergi.
Para sahabat saling bertanya siapakah gerangan orang tersebut, tetapi Abu Bakar segera menjawab,
“Dia adalah Khidir, saudara Rasulullah saw”.

(Riwayat Baihaqi dari Anas bin Malik)

Detik-Detik Wafatnya Rasulullah SAW



Dari Ibnu Mas'ud RA bahwa ia berkata:
Ketika ajal Rasulullah SAW sudah dekat, baginda mengumpul kami di rumah Siti Aisyah RA. Kemudian baginda memandang kami sambil berlinangan air matanya, lalu bersabda:
"Marhaban bikum, semoga Allah memanjangkan umur kamu semua, semoga Allah menyayangi, menolong dan memberikan petunjuk kepada kamu. Aku berwasiat kepada kamu, agar bertakwa kepada Allah. Sesungguhnya aku adalah sebagai pemberi peringatan untuk kamu. Janganlah kamu berlaku sombong terhadap Allah." Allah berfirman: "Kebahagiaan dan kenikmatan di akhirat. Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan dirinya dan membuat kerusakan di muka bumi. Dan kesudahan syurga itu bagi orang-orang yang bertakwa."

Kemudian kami bertanya:
"Bilakah ajal baginda ya Rasulullah?"
Baginda menjawab:
"Ajalku telah hampir, dan akan pindah ke hadhrat Allah, ke Sidratulmuntaha dan ke Jannatul Makwa serta ke Arsyi la' la."
Kami bertanya lagi:
"Siapakah yang akan memandikan baginda ya Rasulullah?"
Rasulullah menjawab:
"Salah seorang ahli bait."
Kami bertanya:
"Bagaimana nanti kami mengafani baginda ya Rasulullah?"
Baginda menjawab:
"Dengan bajuku ini atau pakaian Yamaniyah."
Kami bertanya:
"Siapakah yang menshalatkan baginda di antara kami?"
Kami menangis dan Rasulullah SAW pun turut menangis.

Kemudian baginda bersabda: "Tenanglah, semoga Allah mengampuni kamu semua. Apabila kamu semua telah memandikan dan mengafaniku, maka letaklah aku di atas tempat tidurku, di dalam rumahku ini, di tepi liang kuburku, kemudian keluarlah kamu semua dari sisiku. Maka yang pertama-tama menshalatkan aku adalah sahabatku Jibril as. Kemudian Mikail, kemudian Israfil kemudian Malaikat Izrail (Malaikat Maut) beserta bala tenteranya. Kemudian masuklah anda dengan sebaik-baiknya. Dan hendaklah yang pertama shalat adalah kaum lelaki dari pihak keluargaku, kemudian yang wanita-wanitanya, dan kemudian kamu semua."

Semenjak hari itulah Rasulullah SAW bertambah sakitnya, yang ditanggungnya selama 18 hari, setiap hari ramai yang mengunjungi baginda, sampailah datangnya hari Senin, di saat baginda menghembus nafas yang terakhir.

Sehari menjelang baginda wafat yaitu pada hari Ahad, penyakit baginda semakin bertambah serius. Pada hari itu, setelah Bilal bin Rabah ra. selesai mengumandangkan azannya, ia berdiri di depan pintu rumah Rasulullah SAW, kemudian memberi salam:
"Assalamualaikum ya Rasulullah?"
Kemudian ia berkata lagi "Assolah yarhamukallah." Fatimah menjawab:
"Rasulullah dalam keadaan sakit?"
Maka kembalilah Bilal ke dalam masjid, ketika bumi terang disinari matahari siang, Bilal datang lagi ke tempat Rasulullah, lalu ia berkata seperti perkataan yang tadi. Kemudian Rasulullah memanggilnya dan menyuruh ia masuk. Setelah Bilal bin Rabah masuk, Rasulullah SAW bersabda:
"Saya sekarang dalam keadaan sakit, Wahai Bilal, kamu perintahkan saja agar Abu Bakar menjadi imam dalam shalat."
Maka keluarlah Bilal sambil meletakkan tangan di atas kepalanya sambil berkata:
"Aduhai, alangkah baiknya bila aku tidak dilahirkan ibuku?"
Kemudian ia memasuki masjid dan berkata kepada Abu Bakar ra agar beliau menjadi imam dalam shalat tersebut. Ketika Abu Bakar ra melihat ke tempat Rasulullah SAW yang kosong, sebagai seorang lelaki yang lemah lembut, ia tidak dapat menahan perasaannya lagi, lalu ia menjerit dan akhirnya ia pingsan.
Orang-orang yang berada di dalam masjid menjadi ribut sehingga terdengar oleh Rasulullah SAW. Baginda bertanya:
"Wahai Fatimah, suara apakah yang ribut itu?" Fatimah rha menjawab:
 "Orang-orang menjadi ribut dan bingung kerana Rasulullah SAW tidak ada bersama mereka."
Kemudian Rasulullah SAW memanggil Ali bin Abi Thalib dan ibnu Abbas ra, sambil dibimbing oleh mereka berdua, maka baginda berjalan menuju ke masjid. Baginda shalat dua rakaat, setelah itu baginda melihat kepada orang ramai dan bersabda:
"Ya ma'aasyiral Muslimin, kamu semua berada dalam pemeliharaan dan perlindungan Allah, sesungguhnya Dia adalah penggantiku atas kamu semua setelah aku tiada. Aku berwasiat kepada kamu semua agar bertakwa kepada Allah SWT, kerana aku akan meninggalkan dunia yang fana ini. Hari ini adalah hari pertamaku memasuki alam akhirat, dan sebagai hari terakhirku berada di alam dunia ini."

Malaikat Maut Datang Bertamu Pada hari esoknya, yaitu pada hari Senin, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut supaya ia turun menemui Rasulullah SAW dengan berpakaian sebaik-baiknya. Dan Allah menyuruh kepada Malaikat Maut mencabut nyawa Rasulullah SAW dengan lemah lembut. Seandainya Rasulullah menyuruhnya masuk, maka ia dibolehkan masuk, namun jika Rasulullah SAW tidak mengizinkannya, ia tidak boleh masuk, dan hendaklah ia kembali saja.

Maka turunlah Malaikat Maut untuk menunaikan perintah Allah SWT. Ia menyamar sebagai seorang biasa.
Setelah sampai di depan pintu tempat kediaman Rasulullah SAW, Malaikat Maut itupun berkata:
"Assalamualaikum Wahai ahli rumah kenabian, sumber wahyu dan risalah!"
Fatimah rha berkata kepada tamunya itu:
"Wahai Abdullah (Hamba Allah), Rasulullah sekarang dalam keadaan sakit." Kemudian Malaikat Maut itu memberi salam lagi:
"Assalamualaikum. Bolehkah saya masuk?"
Akhirnya Rasulullah SAW mendengar suara Malaikat Maut itu, lalu baginda bertanya kepada puterinya Fatimah:
"Siapakah yang ada di muka pintu itu? Fatimah menjawab:
"Seorang lelaki memanggil ayah, saya katakan kepadanya bahwa ayahanda dalam keadaan sakit. Kemudian ia memanggil sekali lagi dengan suara yang menggetarkan sukma." Rasulullah SAW bersabda:
"Tahukah kamu siapakah dia?"
Fatimah menjawab:
"Tidak wahai baginda."
Lalu Rasulullah SAW menjelaskan:
"Wahai Fatimah, ia adalah pengusir kelazatan, pemutus keinginan, pemisah jemaah dan yang meramaikan kubur."
Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
"Masuklah, Wahai Malaikat Maut."
Maka masuklah Malaikat Maut itu sambil mengucapkan;
Assalamualaika ya Rasulullah."
Rasulullah SAW pun menjawab:
"Waalaikassalam Ya Malaikat Maut. Engkau datang untuk berziarah atau untuk mencabut nyawaku?"
Malaikat Maut menjawab:
"Saya datang untuk ziarah sekaligus mencabut nyawa. Jika tuan izinkan akan saya lakukan, kalau tidak, saya akan pulang."
Rasulullah SAW bertanya:
"Wahai Malaikat Maut, di mana engkau tinggalkan kecintaanku Jibril?"
"Saya tinggal ia di langit dunia?" Jawab Malaikat Maut.
Baru saja Malaikat Maut selesai bicara, tiba-tiba Jibril as datang kemudian duduk di samping Rasulullah SAW.
Maka bersabdalah Rasulullah SAW:
"Wahai Jibril, tidakkah engkau mengetahui bahwa ajalku telah dekat? Jibril menjawab:
"Ya, Wahai kekasih Allah."
Seterusnya Rasulullah SAW bersabda:
"Beritahu kepadaku Wahai Jibril, apakah yang telah disediakan Allah untukku di sisinya?"
Jibril pun menjawab:
"bahwa pintu-pintu langit telah dibuka, sedangkan malaikat-malaikat telah berbaris untuk menyambut rohmu."
Baginda SAW bersabda:
"Segala puji dan syukur bagi Tuhanku. Wahai Jibril, apa lagi yang telah disediakan Allah untukku?"
Jibril menjawab lagi:
"bahwa pintu-pintu Syurga telah dibuka, dan bidadari-bidadari telah berhias, sungai-sungai telah mengalir, dan buah-buahnya telah ranum, semuanya menanti kedatangan rohmu."
Baginda SAW bersabda lagi:
"Segala puji dan syukur untuk Tuhanku. Beritahu lagi wahai Jibril, apa lagi yang di sediakan Allah untukku?"
Jibril menjawab:
"Aku memberikan berita gembira untuk tuan. Tuanlah yang pertama-tama diizinkan sebagai pemberi syafaat pada hari kiamat nanti."
Kemudian Rasulullah SAW bersabda:
"Segala puji dan syukur, aku panjatkan untuk Tuhanku.
Wahai Jibril beritahu kepadaku lagi tentang khabar yang menggembirakan aku?"
Jibril as bertanya:
"Wahai kekasih Allah, apa sebenarnya yang ingin tuan tanyakan? Rasulullah SAW menjawab:
"Tentang kegelisahanku, apakah yang akan diperolehi oleh orang-orang yang membaca Al-Quran sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berpuasa pada bulan Ramadhan sesudahku? Apakah yang akan diperolehi orang-orang yang berziarah ke Baitul Haram sesudahku?"
Jibril menjawab:
"Saya membawa khabar gembira untuk baginda. Sesungguhnya Allah telah berfirman: Aku telah mengharamkan Syurga bagi semua Nabi dan umat, sampai engkau dan umatmu memasukinya terlebih dahulu."
Maka berkatalah Rasulullah SAW:
"Sekarang, tenanglah hati dan perasaanku.
Wahai Malaikat Maut dekatlah kepadaku!"
Lalu Malaikat Maut pun berada dekat Rasulullah SAW. Ali ra bertanya:
"Wahai Rasulullah SAW, siapakah yang akan memandikan baginda dan siapakah yang akan mengafaninya? Rasulullah menjawab: Adapun yang memandikan aku adalah engkau wahai Ali, sedangkan Ibnu Abbas menyiramkan airnya dan Jibril akan membawa hanuth (minyak wangi) dari dalam Syurga. Kemudian Malaikat Maut pun mulai mencabut nyawa Rasulullah.
Ketika roh baginda sampai di pusat perut, baginda berkata: "Wahai Jibril, alangkah pedihnya maut."
Mendengar ucapan Rasulullah itu, Jibril as memalingkan mukanya. Lalu Rasulullah SAW bertanya: "Wahai Jibril, apakah engkau tidak suka memandang mukaku?"
Jibril menjawab:
"Wahai kekasih Allah, siapakah yang sanggup melihat muka baginda, sedangkan baginda sedang merasakan sakitnya maut?" Akhirnya roh yang mulia itupun meninggalkan jasad Rasulullah SAW.
Kesedihan Sahabat Berkata Anas ra:
"Ketika aku melalui depan pintu rumah Aisyah ra aku dengar ia sedang menangis, sambil mengatakan: Wahai orang-orang yang tidak pernah memakai sutera. Wahai orang-orang yang keluar dari dunia dengan perut yang tidak pernah kenyang dari gandum. Wahai orang yang telah memilih tikar dari singgahsana. Wahai orang yang jarang tidur di waktu malam kerana takut Neraka Sa'ir."

7 Golongan Yang Allah Naungi Di Hari Kiamat


Dari Abu Hurairah radhiallahu anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda:
“Ada tujuh golongan manusia yang akan mendapat naungan Allah pada hari yang tak ada naungan kecuali naungan-Nya:
1. Pemimpin yang adil.
2. Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ibadah kepada Rabbnya.
3. Lelaki yang hatinya terpaut dengan masjid.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tak bertemu dan tak juga berpisah kecuali karena Allah.
5. Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.
6. Orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
7. Orang yang berdzikir kepada Allah dalsm keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.”
(HR. Al-Bukhari no. 620 & Muslim no. 1712)


Penjelasan:

Ketujuh orang yang tersebut dalam hadits di atas, walaupun lahiriah amalan mereka berbeda-beda bentuknya, akan tetapi semua amalan mereka itu mempunyai satu sifat yang sama yang membuat mereka semua mendapat naungan Allah Ta’ala. Sifat itu adalah mereka sanggup menyelisihi dan melawan hawa nafsu mereka guna mengharapkan keridhaan Allah dan ketaatan kepada-Nya.

1. Pemimpin yang adil.
Dia adalah manusia yang paling dekat kedudukannya dengan Allah Ta’ala pada hari kiamat. Dari Abdullah bin Amr bin Al-Ash radhiallahu anhuma dia berkata: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

إِنَّ الْمُقْسِطِينَ عِنْدَ اللَّهِ عَلَى مَنَابِرَ مِنْ نُورٍ عَنْ يَمِينِ الرَّحْمَنِ عَزَّ وَجَلَّ وَكِلْتَا يَدَيْهِ يَمِينٌ الَّذِينَ يَعْدِلُونَ فِي حُكْمِهِمْ وَأَهْلِيهِمْ وَمَا وَلُوا

“Orang-orang yang berlaku adil berada di sisi Allah di atas mimbar yang terbuat dari cahaya, di sebelah kanan Ar-Rahman Azza wa Jalla -sedangkan kedua tangan Allah adalah kanan semua-. Yaitu orang-orang yang berlaku adil dalam hukum, adil dalam keluarga dan adil dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepada mereka.” (HR. Muslim no. 3406)

2. Pemuda yang tumbuh di atas kebiasaan ibadah kepada Rabbnya.
Hal itu karena dorongan dan ajakan kepada syahwat di masa muda mencapai pada puncaknya, karenanya kebanyakan awal penyimpangan itu terjadi di masa muda. Tapi tatkala seorang pemuda sanggup untuk meninggalkan semua syahwat yang Allah Ta’ala haramkan karena mengharap ridha Allah, maka dia sangat pantas mendapatkan keutamaan yang tersebut dalam hadits di atas, yaitu dinaungi oleh Allah di padang mahsyar.

3. Lelaki yang hatinya terpaut dgn masjid.
Sungguh Allah Ta’ala telah memuji semua orang yang memakmurkan masjid secara umum di dalam firman-Nya:

في بيوت أذن الله أن ترفع ويذكر فيها اسمه يسبح له فيها بالغدو والآصال رجال لا تلهيهم تجارة ولا بيع عن ذكر الله وإقام الصلاة وإيتاء الزكاة يخافون يوماً تتقلب فيه القلوب والأبصار ليجزيهم الله أحسن ما عملوا ويزيدهم من فضله والله يرزق من يشاء بغير حساب

“Bertasbih kepada Allah di masjid-masjid yang telah diperintahkan untuk dimuliakan dan disebut nama-Nya di dalamnya, pada waktu pagi dan waktu petang. Laki-laki yang tak dilalaikan oleh perniagaan dan tak (pula) oleh jual beli dari mengingati Allah, dan (dari) mendirikan sembahyang, dan (dari) membayarkan zakat. Mereka takut kepada suatu hari yang (di hari itu) hati dan penglihatan menjadi goncang. (Meraka mengerjakan yang demikian itu) supaya Allah memberikan balasan kepada mereka (dengan balasan) yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan, dan supaya Allah menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi rezki kepada siapa yang dikehendaki-Nya tanpa batas.” (QS. An-Nur: 36-38)

Terkaitnya hati dengan masjid hanya akan didapatkan oleh siapa saja yang menuntun jiwanya menuju ketaatan kepada Allah. Hal itu karena jiwa pada dasarnya cenderung memerintahkan sesuatu yang jelek. Sehingga jika dia meninggalkan semua ajakan dan seruan jiwa yang jelek itu dan lebih mendahulukan kecintaan kepada Allah, maka pantaslah dia mendapatkan pahala yang sangat besar.
4. Dua orang yang saling mencintai karena Allah, sehingga mereka tak bertemu dan tak juga berpisah kecuali karena Allah.
Kedua orang ini telah berjihad dalamm melawan hawa nafsu mereka. Hal itu karena hawa nafsu itu menyeru untuk saling mencintai karena selain Allah karena adanya tujuan-tujuan duniawiah. Makna mereka tak bertemu dan tak juga berpisah kecuali karena Allah adalah keduanya bersatu dan bermuamalah karena keduanya mencintai Allah. Karenanya kapan salah seorang di antara mereka berubah dari sifat ini (mencintai Allah), maka temannya itu akan meninggalkannya dan menjauh darinya karena dia telah meninggalkan sifat yang menjadi sebab awalnya mereka saling menyayangi. Sehingga jadilah ada dan tak adanya cinta dan sayang di antara keduanya berputar dan ditentukan oleh ketaatan kepada Allah dan berpegang teguh kepada sunnah Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam.

5. Lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang mempunyai kedudukan lagi cantik lalu dia berkata, ‘Aku takut kepada Allah’.
Yakni: Dia diminta oleh wanita yang mengumpulkan status social yang tinggi, harta yang melimpah, dan kecantikan yang luar biasa untuk berzina dengannya. Akan tetapi dia menolak permintaan dan ajakan tersebut karena takut kepada Allah. Maka ini tanda yang sangat nyata menunjukkan dia lebih mendahulukan kecintaan kepada Allah daripada kecintaan kepada hawa nafsu. Dan orang yang sanggup melakukan ini akan termasuk ke dalam firman Allah Ta’ala:
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya.” (QS. An-Naziat: 40)
Dan pemimpin setiap lelaki dalam masalah ini adalah Nabi Yusuf alaihissalam.

6. Orang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi, hingga tangan kirinya tak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya.
Yakni dia berusaha semaksimal mungkin agar sedekah dan dermanya tak diketahui oleh siapapun kecuali Allah, sampai-sampai diibaratkan dengan kalimat ‘hingga tangan kirinya tak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya’.
Karenanya disunnahkan dalam setiap zakat, infak, dan sedekah agar orang yang mempunyai harta menyerahkannya secara langsung kepada yang berhak menerimanya dan tak melalui wakil dan perantara. Karena hal itu akan lebih menyembunyikan sedekahnya. Juga disunnahkan dia memberikannya kepada kerabatnya sendiri sebelum kepada orang lain, agar sedekahnya juga bisa dia sembunyikan.

7. Orang yang berdzikir kepada Allah dalam keadaan sendiri hingga kedua matanya basah karena menangis.
Ini adalah amalan yang sangat berat dan tak akan dirasakan kecuali oleh orang yang mempunyai kekuatan iman dan orang yang takut kepada Allah ketika dia sendiri maupun ketika dia bersama orang lain. Dan tangisan yang lahir dari kedua sifat ini merupakan tangisan karena takut kepada Allah Ta’ala.
Kemudian, penyebutan 7 golongan dalam hadits ini tidaklah menunjukkan pembatasan. Karena telah shahih dalam hadits lain adanya golongan lain yang Allah lindungi pada hari kiamat selain dari 7 golongan di atas. Di antaranya adalah orang yang memberikan kelonggaran dalam penagihan utang.
Dari Jabir radhiallahu anhu: Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“Barangsiapa yang memberikan kelonggaran kepada orang yang berutang atau menggugurkan utangnya, maka Allah akan menaunginya di bawah naungan-Nya.” (HR. Muslim no. 532)

Kisah Teladan Muslimah Fathimah binti Abdil Malik bin Marwan



Berikut ini adalah Kisah Kehidupan Fathimah binti Abdil Malik bin Marwan, istri Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang begitu termasyhur dalam sejarah Islam. Kisah hidup beliau yang disampaikan oleh Asy-Syaikh Muhibbuddin Al-Khathib di dalam Muqaddimah Adabuz Zifaf ini sungguh mengesankan, dan tidak ada pertanyaan yang patut dilontarkan kepada para muslimah berkenaan dengan cerita ini melainkan, Bisakah kalian meniru beliau?

Syaikh Muhibbudin Al-Khatib rahimahullah menuturkan,
“Di saat menikah, Fathimah binti Amirul Mukminin (Abdul Malik bin Marwan) adalah anak dari seorang ayah yang mempunyai kekuasaan tertinggi atas wilayah Syam, Iraq, Hijaz, Yaman, Iran, Sindustan, Kaukasus, Qaram (القرم), hingga belakang sungai: arah timur: Nigeria dan Genova, arah barat: Mesir, Sudan, Libya, Tunisia, Aljazair, Maroko Aqsa, dan Spanyol Barat.
Fathimah bukan saja putri khalifah tertinggi, tetapi juga saudara perempuan empat khalifah Islam: Al-Walid bin Abdil Malik, Sulaiman bin Abdil Malik, Yazid bin Abdil Malik, dan Hisyam bin Abdil Malik. Dan lebih dari itu, beliau adalah isteri dari khalifah paling agung yang dikenali Islam sesudah para khalifah di awal Islam, yaitu Amirul Mukminin Umar bin Abdil Aziz.
Wanita utama ini merupakan anak perempuan khalifah, isteri khalifah, dan saudari empat khalifah. Beliau keluar dari rumah ayahnya ke rumah suaminya di hari pernikahan dalam keadaan membawa berlimpah-ruah harta paling berharga yang dimiliki oleh seorang perempuan di atas permukaan bumi, berupa perhiasan dan intan permata. Ada yang mengatakan bahwa di antara perhiasannya itu dua anting Maria yang begitu masyhur dalam sejarah dan sering disenandungkan oleh para penyair.
Rumah tangga Umar bin Abdil Aziz dan istrinya berlangsung di rumah ayah Fathimah yang hidup dalam kenikmatan. Tiada seorang pun perempuan di dunia masa itu yang mempunyai kehidupan yang lebih dibandingkan Fathimah. Andaikan dia mau meneruskan gaya hidupnya di rumah suaminya maka tentu bejananya setiap hari dan setiap saat makan akan penuh dengan makanan yang paling enak, paling langka, dan paling mahal. Bila ingin menikmati segala macam kenikmatan yang dikenali manusia, niscaya beliau akan mampu melakukannya.”

Syaikh Muhibbuddin kemudian mengatakan,
“Yang saya sampaikan berikut bukanlah omong kosong kalau sesungguhnya kehidupan megah dan mewah sangat mungkin akan merugikan kesehatan orang-orang kaya, sementara orang-orang sederhana bisa menikmati kesehatan. Kehidupan yang megah bisa menyebabkan seseorang mendapatkan rasa dengki, hasad, dan kebencian orang-orang miskin. Ditambah lagi, bagaimana pun cerianya kehidupan (yang mewah) lama kelamaan pun menjadi biasa dan membosankan. Apabila orang-orang yang mendapatkan puncak kenikmatan lantas bertemu dengan keadaan fakir maka jiwa mereka pun meminta lebih dari itu, dan mereka pun tidak sanggup mendapatkannya.
Sedangkan orang yang hidup seimbang mengetahui bahwa tangan mereka bisa meraih apa yang lebih dari keadaan mereka dan mereka bisa mendapatkannya kapan pun mereka mau. Hanya saja mereka lebih memilih membebaskan diri darinya dan dari segala kebutuhan mewah agar mereka bisa lebih tinggi di atasnya dan agar mereka tidak menjadi budak syahwat.
Oleh karena itu, Khalifah Agung Umar bin Abdil Aziz memilih dalam keadaan beliau sebagai raja terbesar di muka bumi saat itu menetapkan pengeluaran rumah tangganya hanya beberapa dirham setiap harinya. Sang isteri Khalifah, anak Khalifah, dan saudari empat khalifah itu juga ridha dengan keadaan ini. Fathimah pun menjadi sosok wanita yang dikagumi karena dia bisa menikmati rasa lezat qana’ah dan bersenang-senang dengan manisnya kesederhanaan. Sehingga lezat dan manisnya qanaah ini lebih enak dan memuaskan bagi beliau bila dibandingkan dengan semua kemewahan dan kemegahan yang sebelumnya beliau kenali.

Suami beliau, Umar bin Abdul Aziz pun kemudian menasehati beliau untuk naik dari sifat kekanak-kanakan, meninggalkan semua permainan dan barang rendahan yang dulu elok (berupa perhiasan mewah) bagi dua telinga, pundak, rambut, dan pergelangan tangannya, hal-hal yang sebenarnya tidak memberikan manfaat sama sekali yang apabila kemewahannya itu dijual, maka harganya akan bisa mengenyangkan perut para rakyat; kaum pria, wanita, maupun anak-anak.
Fathimah menyambut usul suaminya. Beliau beristirahat dari beratnya perhiasan, intan permata, dan mutiara yang telah dia bawa dari rumah ayahnya. Semuanya dia kirim ke Baitul Mal untuk kepentingan kaum muslimin.
Setelah itu Amirul Mukminin pun wafat tanpa meninggalkan apa-apa bagi isteri dan anak-anaknya. Penanggung jawab Baitul Mal datang kepada Fathimah dan berkata kepadanya,
“Wahai tuanku, sesungguhnya intan permatamu masih senantiasa seperti keadaannya semula. Sesungguhnya saya memandangnya sebagai barang amanah darimu, makanya saya simpan dengan baik hingga hari ini. Saya datang untuk meminta izinmu untuk mengembalikannya.”
Namun apa jawab Fathimah? Beliau menjawab kalau dirinya telah menghibahkannya ke Baitul Mal untuk kepentingan kaum muslimin sebagai ketaatan kepada Amirul Mukminin. Beliau katakan,
“Aku tidak mau menaatinya ketika dia masih hidup lantas menentangnya ketika dia sudah wafat”.
Fathimah enggan menarik kembali harta yang halal dan warisannya yang bernilai milyaran itu, walaupun pada saat itu beliau butuh beberapa dirham. Oleh karena itulah Allah menuliskan kekekalan nama bagi dirinya (namanya tetap dikenang sampai saat ini). Dan termasuklah kita saat ini menyebutkan tentang harta bendanya yang melimpah dan ketinggian derajat beliau, sedangkan kita sudah terpisah berabad-abad darinya. Semoga Allah merahmati beliau dan meninggikan tingkatannya di surga kenikmatan.
Sesungguhnya kehidupan yang paling enak ialah kehidupan sederhana dalam segala sesuatu. Betapa pun suatu kehidupan itu kurang atau nikmat maka kalau orangnya menjalani terus dia akan merasa biasa. Kebahagiaan itu ada di saat ada perasaan ridha, dan orang yang merdeka ialah orang yang bebas dari semua yang tidak dia butuhkan. Inilah kekayaan dalam pengertian Islam dan kemanusiaan, semoga Allah menjadikan kita termasuk di dalamnya.

Kata-Kata Mutiara Dari Abraham Lincoln


1901. Tenaga kerja ada sebelum dan tidak terikat pada modal. Modal merupakan hasil dari tenaga kerja, dan tidak akan pernah ada apabila tenaga kerja tidak ada. Buruh lebih penting daripada modal dan harus mendapatkan perhatian yang lebih besar.

1902. Amerika tidak akan pernah bisa dihancurkan dari luar. Apabila kita bimbang dan kehilangan kebebasan kita, maka Amerika akan hancur karena kita menghancurkan diri kita sendiri.

1903. Lakukanlah dengan mengesankan, lakukanlah dengan benar dan lakukanlah dengan gaya.

1904. Hampir semua orang dapat menanggung kemalangan, tapi jika Anda ingin menguji watak manusia, coba beri dia kekuasaan.

1905. Ketika saya melakukan hal yang baik, maka saya merasa baik. Ketika saya melakukan hal yang buruk, maka saya merasa buruk. Itulah agama saya.

1906. Filosofi yang diajarkan di sebuah ruang kelas pada suatu generasi akan menjadi fisolofi dari pemerintah yang ada pada generasi berikutnya.

1907. Pastikan Anda meletakkan kaki Anda di tempat yang tepat, lalu berdirilah dengan tegak.

1908. Berapa banyak kaki yang dimiliki oleh seekor anjing ketika Anda menyebut ekor sebagai kaki? Empat. Menyebut ekor sebagai kaki tidak menjadikannya kaki.

1909. Bukankah aku menghancurkan musuhku ketika aku menjadikan mereka temanku?

1910. Berikan aku enam jam untuk menebang pohon dan aku akan menggunakan empat jam pertama untuk mengasah kapak.

1911. Saya tidak terikat untuk menang, tapi terikat untuk menjadi benar.

1912. Saya tidak terikat untuk berhasil, tapi terikat untuk hidup dengan terang yang saya miliki.

1913. Lebih baik tetap diam dan dianggap bodoh daripada berbicara untuk menghapus semua keraguan.

1914. Kebanyakan orang bahagia karena mereka membuat pikiran mereka menjadi bahagia.

1915. Yang saya khawatirkan bukanlah apakah Tuhan ada di pihak kita, tapi apakah kita ada di pihak Tuhan. Karena Tuhan selalu benar.

1916. Pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat tidak akan pernah punah dari muka bumi ini.

1917. Karakter adalah ibarat pohon dan reputasi ibarat bayangan. Bayangan tersebut adalah apa yang kita pikirkan dan pohon tersebut adalah kenyataannya.

1918. Pada akhirnya, bukan tahun-tahun di dalam hidup Anda yang diperhitungkan. Tapi kehidupan di dalam tahun-tahun tersebut.

1919. Seorang teman adalah seseorang yang memiliki musuh yang sama dengan musuh Anda.

1920. Anda dapat menipu semua orang untuk beberapa saat dan beberapa orang untuk selamanya. Namun Anda tidak akan bisa menipu semua orang untuk selamanya.

1921. Saya harus beridiri dengan pihak yang benar, berdiri dengannya pada saat ia benar, dan berpisah darinya saat ia salah.

1922. Ingatlah selalu bahwa tekad Anda untuk sukses adalah jauh lebih penting dari pada hal-hal yang lain.
Napoleon Hill

1923. Ingatlah bahwa kekayaan sejati Anda tidak diukur dari apa yang Anda punya, melainkan dari apa yang merupakan jati diri Anda.

1924. Ketika sekelompok manusia bersatu dan bekerja sama dengan harmonis, peningkatan energi yang tercipta melalui kerja sama tersebut dialami setiap individu di dalam kelompok.

1925. Takkan ada yang terjadi dalam kehidupan Anda yang tidak Anda ilhami dengan inisiatif Anda sendiri. Visi kreatif adalah kekuatan yang mengilhami perkembangan inisiatif pribadi itu.

1926. Semua pemikiran yang telah dirasakan dan dicampur dengan keyakinan langsung mulai mengubah diri menjadi padanan atau mitra fisiknya.

1927. Tekad dan hasrat, bila digabungkan dengan tepat, menjadi pasangan yang tak tepat.

1928. Enggan memperluas wawasan membuat banyak orang hanya melakukan satu hal seumur hidup mereka.

1829. Setiap orang boleh berharap menjadi kaya, dan hampir setiap orang pasti mengharapkannya, namun hanya segelintir yang tahu bahwa suatu rencana yang matang, ditambah hasrat besar mencapai kemakmuran, merupakan arti mencapai kekaaan yang sesungguhnya.

1830. Seorang yang begitu menginginkan sesuatu hingga bersedia mempertaruhkan seluruh masa depannya hanya dengan satu lemparan dadu demi memperoleh segala keinginannya, pasti akan berhasil.

1931. Keinginan merupakan titik awal setiap prestasi. Keinginan bukanlah harapan, bukan pula khayalan, melainkan sebuah ketekunan yang menggebu-gebu dan melebihi segalanya.

1932. Seorang manusia tanpa tujuan besar yang pasti, tak berdaya ibarat sebuah kapal tanpa kemudi.

1933. Apapun yang bisa digagas dan diyakini pikiran manusia, bisa dicapainya.

1933. Kemiskian dan kekayaan adalah buah dari pemikiran.

1934. Bila mau memanfaatkan pikiran bawah sadar Anda, Anda harus bertindak seolah-olah sudah memiliki apa pun yang Anda inginkan.

1935. Seorang penyerah tidak pernah menang. Seorang pemenang tidak pernah menyerah.

1936. Kesuksesan tidak memerlukan penjelasan. Kegagalan tidak memerlukan dalih.

1937. Jangan mengharapkan kesulitan, karena hal itu cenderung hadir sesuai harapan.

1938. Tidak ada batasan di pikiran kita kecuali yang kita tetapkan sendiri.

1939. Tak ada kerumunan orang di puncak tangga kesuksesan.

1940. Keangkuhan adalah kabut yang menyelimuti karakter asli seseorang hingga tak bisa dikenalinya. Hal itu melemahkan kemampuan aslinya dan menguatkan semua pembawaan tidak konsistennya.

1941. Orang yang benar-benar tahu apa tepatnya yang ia inginkan dalam kehidupan sebenarnya telah berjalan jauh menuju pencapaiannya.

1942. Tak ada orang yang mencapai kesuksesan besar tanpa bersedia melakukan pengorbanan pribadi.

1943. Katakan kepada dunia apa yang ingin kau lakukan, tetapi pertama-tama tunjukkanlah.

1944. Banyak orang yang sukses menemukan peluang di balik kegagalan dan kemalangan, yang tidak mereka kenali dalam situasi yang lebih menyenangkan.

1945. Lebih banyak emas yang telah ditambang dari pikiran manusia dibandingkan yang pernah digali dari dalam bumi.

1946. Setiap kemalangan, setiap kegagalan, dan setiap kesulitan membawa benih manfaat yang setara atau lebih besar.

1947. Sebagian besar orang bertemu dengan kegagalan karena kurangnya kegigihan dalam menciptakan rencana baru untuk menggantikan yang gagal.

1948. Jika kamu tidak dapat menundukkan dirimu, maka dirimu akan menundukkan kamu.

1949. Dimanakah Anda akan berada sepuluh tahun mendatang jika Anda tetap berada di jalan sekarang.

1950. Dewasa tak selalu menuntut kita berubah, tapi perubahan yang baik selalu menuntut kita tuk lebih dewasa.