Cari Artikel

Permohonan Si Miskin Dan Si Kaya



Nabi Musa AS memiliki ummat yang jumlahnya sangat banyak dan umur mereka panjang-panjang. Mereka ada yang kaya dan juga ada yang miskin.
Suatu hari ada seorang yang miskin datang menghadap Nabi Musa AS. Ia begitu miskinnya pakaiannya compang-camping dan sangat lusuh berdebu. Si miskin itu kemudian berkata kepada Baginda Musa AS,
"Ya Nabiullah, Kalamullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar Allah SWT menjadikan aku orang yang kaya."
 Nabi Musa AS tersenyum dan berkata kepada orang itu, "Saudaraku, banyak-banyaklah kamu bersyukur kepada Allah SWT."
Si miskin itu agak terkejut dan kesal, lalu ia berkata,
"Bagaimana aku mau banyak bersyukur, aku makan pun jarang, dan pakaian yang aku gunakan pun hanya satu lembar ini saja!"

Akhirnya si miskin itu pulang tanpa mendapatkan apa yang diinginkannya.

Beberapa waktu kemudian seorang kaya datang menghadap Nabi Musa AS. Orang tersebut bersih badannya juga rapi pakaiannya. Ia berkata kepada Nabi Musa AS,
"Wahai Nabiullah, tolong sampaikan kepada Allah SWT permohonanku ini agar dijadikannya aku ini seorang yang miskin, terkadang aku merasa terganggu dengan hartaku itu. Nabi Musa AS pun tersenyum, lalu ia berkata,
"Wahai saudaraku, janganlah kamu bersyukur kepada Allah SWT."
"Ya Nabiullah, bagaimana aku tidak bersyukur kepada Alah SWT?. Allah SWT telah memberiku mata yang dengannya aku dapat melihat. Telinga yang dengannya aku dapat mendengar. Allah SWT telah memberiku tangan yang dengannya aku dapat bekerja dan telah memberiku kaki yang dengannya aku dapat berjalan, bagaimana mungkin aku tidak mensyukurinya", jawab si kaya itu.

Akhirnya si kaya itu pun pulang ke rumahnya. Kemudian terjadi adalah si kaya itu semakin Allah SWT tambah kekayaannya karena ia selalu bersyukur. Dan si miskin menjadi bertambah miskin. Allah SWT mengambil semua kenikmatan-Nya sehingga si miskin itu tidak memiliki selembar pakaianpun yang melekat di tubuhnya. Ini semua karena ia tidak mau bersyukur kepada Allah SWT.

Kata-Kata Mutiara Dari Albert Einstein




2101. Filsafat itu kosong jika berdasarkan ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan itu menemukan, dan filsafat itu menafsirkan.

2102. Kalau saya periksa diri dan metode berfikir saya, sampai pada kesimpulan bahwa karunia daya khayal lebih berarti dari pada bakat saya untuk menyerap pengetahuan.

2103. Tidak semua hal yang penting dapat dihitung dan tidak semua hal yang dapat dihitung penting.

2104. Hal terindah yang dapat kita alami adalah misteri. Misteri adalah sumber semua seni sejati dan semua ilmu pengetahuan.

2105. Nalar hanya akan membawa anda dari A menuju B, namun imajinasi mampu membawa anda dari A ke manapun.

2106. Hanya ada dua cara untuk mengisi hidup Anda, yaitu mengisi hidup dengan berpikir semua yang ada adalah mujizat, atau mengisi hidup dengan berpikir tidak ada mujizat apapun dari semua yang ada.

2107. Akal sehat adalah kumpulan prasangka yang diperoleh di usia 18 tahun.

2108. Dua hal yang tak terbatas; alam semesta dan kebodohan manusia, dan saya tidak yakin tentang alam semesta.

2109. Gravitasi tidak berpengaruh kepada mereka yang jatuh cinta.

2110. Hal yang paling sulit untuk dipahami di dunia ini adalah pajak penghasilan.

2111. Ilmu tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa ilmu adalah buta.

2112. Kalau manusia mau berupaya keras penuh semangat untuk mencari kebenaran, maka dia akan mendapat nilai tidak terhingga.

2113. Jika orang menjadi baik karena mereka takut mendapat hukuman atau mengharapkan hadiah, maka meraka berada dalam penyesalan yang besar.

2114. Keberhasilan ditentukan oleh 99% perbuatan dan hanya 1% pemikiran.

2115. Ada suatu lompatan dalam kesadaran, sebutlah itu intuisi atau apapun namanya, solusinya muncul begitu saja dan kita tidak tahu bagaimana atau mengapa.

2116. Sudah saatnya cita-cita kesuksesan diganti dengan cita-cita pengabdian.

2117. Lebih mudah mengubah plutonium dari pada mengubah sifat jahat manusia.

2118. Nilai manusia terletak pada apa yang bisa dia terima.

2119. Selagi ada cinta tidak perlu ada lagi pertanyaan.

2120. Saya meyakini bahwa tugas utama jiwa adalah membebaskan manusia dari keegoisan.

2121. Saya tidak tahu senjata apa yang akan digunakan pada Perang Dunia III, tetapi Perang Dunia IV akan menggunakan tongkat dan batu.

2122. Terpuruk dalam masalah merupakan peluang hebat untuk kita.

2123. Saya tidak memiliki bakat tertentu. Saya hanya ingin tahu.

2124. Jika fakta tidak sesuai dengan teori, rubahlah faktanya.

2125. Kerja keras bukan untuk sukses tetapi untuk sebuah nilai.

2126. Pelepasan tenaga atom telah merubah segalanya kecuali cara kita berpikir. pemecahan untuk masalah ini tergantung kepada hati nurani umat manusia. Jika saya mengetahuinya, lebih baik saya menjadi pembuat jam tangan.

2127. Tragedi kehidupan adalah sesuatu yang mati di dalam diri seseorang pada saat dia hidup.

2128. Telegraph tanpa kabel tidak sulit untuk dimengerti. Telegraph biasa seperti kucing yang sangat panjang. Anda tarik ekornya di New York, dan mengeong di Los Angeles. Yang tanpa kabel sama saja, hanya tanpa kucingnya.

2129. Kenyataan hanyalah sebuah ilusi, walaupun terjadi terus menerus.

2130. Sejak ahli matematika menginvasi teori relativitas. Saya tidak mengerti diri saya lagi.

2131. Nasionalisme adalah penyakit yang kekanak-kanakan. Itu adalah penyakit campak dari ras manusia.

2132. Kaum intelektual memecahkan masalah, para jenius mencegah mereka.

2133. Adalah mungkin untuk menjelaskan segala sesuatu secara ilmiah, tetapi itu membuatnya tanpa rasa, itu membuatnya tanpa arti, seperti jika anda menjelaskan Simfony Beethoven sebagai variasi dari tekanan udara.

2134. Tugas sains antara lain adalah untuk menemukan keindahan alam.

2135. Ketika anda berpacaran dengan cewek yang manis, satu jam seperti sedetik. Ketika anda duduk di atas tungku panas, sedetik serasa satu jam. Itulah relativitas.

2136. Itu tidak berarti saya cerdas, Itu hanya karena saya tetap dengan masalah tersebut lebih lama.

2137. Banyak orang mengatakan kepintaran yang menjadikan seseorang Ilmuwan besar. Mereka keliru, itu adalah karakter.

2138. Tidak ada eksperimen yang bisa membuktikn aku benar, namun sebaliknya sebuah eksperimen saja bisa membuktikan aku salah.

2139. ketika seseorang bertanya kepada Einstein, pertanyaan apa yang akan diajukan kepada Tuhan bila dia dapat mengajukan pertanyaan itu, dia menjawab, "Bagaimana awal mula jagad raya ini? Karena segala sesuatu sesudahnya hanya masalah matematika." Tapi setelah berpikir beberapa saat, dia mengubah pikirannya lalu bilang, "Bukan itu. Saya akan bertanya, "Kenapa dunia ini diciptakan?" Karena, dengan demikian saya akan mengetahui makna hidup saya sendiri.

2140. Tuhan tidak bermain dadu.

2141. Membaca, setelah beberapa waktu, menggelapkan pikiran terlalu jauh dari pencarian kreatifnya. Seseorang yang membaca terlalu banyak dan menggunakan otaknya terlalu sedikit akan menjadi kebiasaan malas untuk berpikir.

2142. Saya tidak pernah memikirkan masa depan. Masa depan akan segera datang.

2143. Orang-orang seperti kita, yang percaya pada fisika, mengetahui bahwa perbedaan antara masa lalu, masa kini, dan masa depan hanyalah sebuah ilusi yang terus menerus ada.

2144. Dunia ini adalah sebuah tempat yang berbahaya untuk didiami, bukan karena orang-orangnya jahat, tapi karena orang-orangnya tak perduli.

2145. Tidak ada yang lebih merusak martabat pemerintah dan hukum negeri dibanding meloloskan undang-undang yang tidak bisa ditegakkan.

2146. Generasi-generasi yang akan datang akan kehilangan keyakinan bahwa manusia akan berjalan di muka bumi dengan darah dan daging.

2147. Belajarlah dari masa lalu, hiduplah untuk masa depan. Yang terpenting adalah tidak berhenti bertanya.

2148. Orang berjiwa besar akan selalu menghadapi perlawanan hebat dari orang-orang “PICIK”.

2149. Hanya seseorang yang mengabdikan dirinya untuk suatu alasan dengan seluruh kekuatan dan jiwanya yang bisa menjadi seorang guru sejati. Dengan alasan ini penguasaan menuntut semuanya dari seseorang.

2150. Usaha pencarian kebenaran dan keindahan merupakan kegiatan yang memberi peluang bagi kita untuk menjadi kanak-kanak sepanjang hayat.

Kurma Madinah



Ketika Rasulullah SAW memerintahkan para sahabatnya untuk segera berangkat ke Tabuk menghadapi kaum kafir, mereka semua bersegera menyambutnya. Hanya beberapa orang sahabat yang tidak mengikuti peperangan tersebut, selain orang tua, para wanita dan anak-anak serta orang-orang munafik.

Panen korma hampir tiba dan masa itu musim panas yang terik sedang melanda, sementara perbekalan dan persenjataan yang dimiliki sangat minim, akan tetapi Rasulullah SAW dan para sahabatnya tetap berangkat. Diwaktu itulah keimanan dan pengorbanan para sahabat diuji. Orang-orang munafik mulai menyebarkan desas-desus dan menghasut para sahabat r.ahum. agar tidak meninggalkan kebun kurma mereka dan tidak menyertai peperangan tersebut. Hasutan para munafiqin itu tidak hanya kepada para sahabat r.ahum. tetapi istri para sahabat r.huma. pun tidak luput dari hasutan mereka. Mereka para munafiqin itu berkata,
"suami-suami kalian pergi ke Tabuk sementara kurma di kebun-kebun kalian sebentar lagi ranum, siapakah yang akan mengurusnya. Mereka meninggalkan kesempatan yang bagus ini dan pergi meninggalkannya begitu saja".
Istri-istri para sahabat itu menjawab dengan keimanan mereka,
"pencari rezeki telah pergi dan pemberi rezeki telah datang". 
Pada masa itu Rasulullah SAW dan para sahabat r.ahum. dengan pertolongan Allah SWT kembali dari peperangan dalam waktu yang sangat singkat. Allah SWT menjaga kebun-kebun kurma dan keluarga mereka. Tidak satupun buah kurma yang telah masak itu jatuh dari tangkainya, panen mereka berlipat ganda hasilnya dan walaupun demikian harga kurma Madinah saat itu mencapai harga tertinggi sehingga para sahabat r.ahum. tidak mendapatkan kerugian sedikit pun.
Sampai saat ini kurma Madinah adalah yang paling digemari dan terkenal di mana-mana.

Tujuh Macam Pahala Yang Terus Mengalir



Dari Anas RA berkata bahwa ada tujuh macam pahala yang dapat diterima seseorang itu selepas matinya.
1. Siapa yang mendirikan masjid maka ia tetap pahalanya selagi masjid itu digunakan oleh orang untuk beramal ibadat di dalamnya. 
 2. Siapa yang mengalirkan air sungai selagi ada orang yang minum darinya. 
3. Siapa yang menulis mushaf ia akan mendapat pahala selagi ada orang yang membacanya. 
4. Orang yang menggali sumur selagi ada orang yang menggunakannya. 
5. Siapa yang menanam tanam-tanaman selagi ada yang memakannya baik dari manusia atau burung. 
6. Mereka yang mengajarkan ilmu yang berguna selama ia diamalkan oleh orang yang mempelajarinya. 
7. Orang yang meninggalkan anak yang shaleh yang mana ia selalu mendoakan kedua orang tuanya dan beristighfar baginya.
Yakni anak yang selalu diajari ilmu Al-Qur'an maka orang yang mengajarnya akan mendapat pahala selagi anak itu mengamalkan ajaran-ajarannya tanpa mengurangi
pahala anak itu sendiri. 

 Abu Hurairah RA berkata, Rasulullah SAW telah bersabda:
"Apabila telah mati anak Adam itu, maka terhentilah amalnya kecuali tiga macam: Sedekah yang berjalan terus (Sedekah Amal Jariah). Ilmu yang berguna dan diamalkan.
Anak yang soleh yang mendoakan baik baginya.

Kapan Hari Kiamat Datang



Seorang lelaki badui (Arab pedesaan) datang kepada Nabi SAW dan bertanya,
"Wahai Rasulullah, kapankah hari kiamat datang?"
"Apakah yang kamu persiapkan untuk menghadapinya?" Beliau balik bertanya.
Lelaki itu menjawab,
"Tidak ada sesuatu (persiapan khusus), kecuali kecintaanku kepada Allah dan RasulNya…"

Dengan tersenyum, Nabi SAW memberi jawaban singkat,
"Kamu bersama orang yang kamu cintai…"

Orang tersebut berlalu dengan gembira.

Sahabat Anas bin Malik yang saat itu hadir dalam perbincangan tersebut dan meriwayatkan kisah ini berkata,
"Tidaklah kami bergembira seperti gembiranya kami mendengar sabda Nabi SAW yang sangat singkat tersebut, yakni: 'Kamu bersama orang yang kamu cintai'."

Dan Anas berkata lagi,
"Saya cinta kepada Nabi SAW, Abu Bakar dan Umar, dan saya berharap bisa bersama mereka karena kecintaanku ini, walau tidak bisa beramal seperti amalan mereka."

Nabi Idris AS Dan Pedoman Hidup



Nabi Idris as adalah keturunan keenam Nabi Adam, putera dari Yazid bin Mihla'iel bin Qoinan bin Anusy bin Syith bin Adam as dan dia adalah keturunan pertama yang dikurniakan kenabian setelah Adam dan Syith.

Nabi Idris as mengikut sementara riwayat bermukim di Mesir, di mana ia berdakwah untuk agama Allah mengajarkan tauhid dan beribadah menyembah Allah serta memberi beberapa pedoman hidup bagi pengikut-pengikut agar menyelamatkan diri dari siksaan di akhirat dan kehancuran serta kebinasaan di dunia. Ia hidup sampai berusia 82 tahun.

Di antara beberapa nasihat dan kata-kata mutiaranya ialah;
1. Kesabaran yang disertai iman kepada Allah memebawa kemenangan. 
2. Orang yang bahagia adalah orang yang merendah diri dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal shalehnya. 
3. Bila kamu memohon sesuatu dari Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. 
Demikian pula puasa dan sembahnyangmu. 
4. Janganlah bersumpah dengan keadaan kamu berdusta dan janganlah menuntut sumpah dari orang yang berdusta agar kamu tidak menyekutui mereka dalam dosa. 
5. Bertaatlah kepada raja-rajamu dan tunduklah kepada pembesar-pembesarmu serta
penuhilah selalu mulut-mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah. 
6. Janganlah mengiri orang yang mujur nasibnya kerana mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kemujuran nasibnya. 
7. Barangsiapa melampaui kesederhanaan, tidak suatupun akan memuaskannya. 
8. Tanpa membahagi-bahagikan nikmat yang diperolehi, seseorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atau nikmat-nikmat yang diperolehinya itu.

Hudzaifah Bin Yaman RA



Hudzaifah bin Yaman adalah seorang sahabat yang secara khusus dididik Nabi SAW untuk mengenal kemunafikan. Semua itu berawal karena kebiasaannya yang berbeda dalam mengajukan pertanyaan kepada Nabi SAW. Umumnya para sahabat bertanya tentang berbagai macam amal kebaikan dan pahala-pahala yang dijanjikan, dan mereka berlomba-lomba untuk melakukannya. Sementara Hudzaifah cenderung bertanya tentang berbagai macam amal keburukan/kejahatan dan bahaya-bahayanya, karena ia ingin menjauhinya sejauh-jauhnya.

Suatu ketika ia menghadap kepada Nabi SAW dan bertanya,
"Wahai Rasulullah, dahulu kita berada dalam kebodohan (jahiliah) dan diliputi kejahatan, kemudian Allah mendatangkan kebaikan ini bagi kita. Apakah setelah kebaikan ini akan ada kejahatan lagi?"
"Ada…!" Kata Nabi SAW.
"Apakah setelah kejahatan itu, masih adakah kebaikan lagi, ya Rasulullah?"
"Memang ada, tetapi keadaannya kabur dan penuh bahaya!!" Kata beliau lagi.
"Apa bahaya itu, ya Nabiyallah?"
"Yakni, segolongan ummat mengikuti sunnah yang bukan sunnahku, mengikuti petunjuk yang bukan petunjukku. Kenalilah mereka ini, ya Hudzaifah, dan cegahlah mereka semampumu…!!"
"Setelah kebaikan tersebut, masih adakah kejahatan lagi, ya Rasulullah??"
"Ada, yakni para penyeru di pintu neraka (yakni, yang mengajak kepada maksiat dan meninggalkan ibadah) barang siapa menyambut seruannya, mereka akan dilemparkan ke dalam neraka…!!"
"Apa yang harus saya lakukan jika menemui masa seperti itu, ya Nabiyallah?"
"Selalulah mengikuti jamaah kaum muslimin dan pemimpin mereka!!"
"Bagaimana jika mereka tidak memiliki jamaah dan tidak pula pemimpin (yang sesuai teladanmu), ya Nabiyallah?"
"Hendaklah engkau tinggalkan semua golongan itu, walaupun engkau harus tinggal sendirian di rumpun kayu, sampai engkau menemui ajal dalam keadaan seperti itu…"

Keadaan dan kebiasaan Ibnu Yaman dalam meneliti dan mengamati kejahatan dan daya upayanya untuk menghindarinya, ternyata mendapat dukungan Nabi SAW, dan beliau terus-menerus membimbingnya. Beliau mengajarinya bagaimana mengenali kemunafikan, dan juga menunjukkan orang-orang munafik yang ada saat itu. Namun beliau berpesan agar semua itu dirahasiakannya, sekedar untuk bahan bagi dirinya agar ia bisa menghindar dan tidak terjatuh dalam lingkaran pergaulan mereka.

Salah satu sahabat yang selalu memanfaatkan keistimewaannya ini adalah Umar bin Khaththab. Sepeninggal Nabi SAW, jika ada orang muslim yang meninggal, Umar selalu mengamati sikap Hudzaifah. Jika ia tidak mendatangi atau tidak menyalatkannya, maka Umar akan melakukan hal yang sama. Tetapi Umar-pun melakukan hal itu untuk dirinya sendiri, tidak mengekspose secara umum atau mengajak orang lain melakukan hal yang sama.

Ketika menjadi khalifah, Umar pernah mendatangi Hudzaifah dan bertanya,
"Wahai Hudzaifah, apakah engkau melihat adanya kemunafikan dalam diriku..."
"Tidak ada, wahai Amirul Mukminin...!"
"Janganlah engkau sungkan mengatakannya..." Kata Umar.
"Sungguh tidak ada, hanya saja engkau masih menyimpan dua stel pakaian. Satu engkau pergunakan pada musim dingin, dan satunya lagi untuk musim panas....!!"

Mendengar penjelasan tersebut, Umar segera menyedekahkan satu stel pakaian yang masih disimpannya, walau sebenarnya Hudzaifah tidak menyebut hal itu sebagai tanda adanya kemunafikan dalam diri Umar.

Pengetahuan dan pemahaman tentang keburukan dan upaya kerasnya untuk menghindari, menyebabkan lidah dan kata-katanya tanpa disadarinya menjadi tajam, pedas dan kadang menyakitkan orang lain. Karena itu ia datang kepada Nabi SAW, ia berkata,
"Wahai Rasulullah, lidahku agak tajam kepada keluargaku, saya khawatir hal itu akan menjadi sebab saya masuk neraka….!"

Sebenarnya sah-sah saja hal itu dilakukannya, asal dalam rangka 'amar ma'ruf wan nahi 'anil munkar. Bahkan Nabi SAW pernah menyatakan, "Jihad terbesar adalah kata-kata (nasehat) yang benar, terhadap penguasa yang dholim." Dan juga sabda beliau, "Katakanlah yang benar walaupun pahit didengar…!!"

Namun bagi Hudzaifah, yang terbiasa meneliti lahiriah dan batiniahnya suatu masalah, hal itu tetap menjadi ganjalan baginya. Rasulullah SAW tersenyum dan menanggapinya cukup sederhana, beliau bersabda,
"Mengapa engkau tidak beristighfar? Sungguh saya beristighfar kepada Allah, setiap harinya seratus kali!!"

Seperti halnya sahabat-sahabat Nabi SAW lainnya, Hudzaifah hampir tidak pernah tertinggal dari pertempuran bersama Rasulullah SAW. Bahkan dalam Perang Uhud, ayahnya, Yaman bin Jabir (sebagian riwayat menyebutkan, namanya adalah Husail bin Yabir, ada juga riwayat, namanya Hasan bin Jarwin. Sedang Yaman adalah penisbahan kepada tempat asalnya) terbunuh oleh pasukan muslimin karena suatu kesalahan.

Pada perang tersebut, Yaman bin Jabir dan Tsabit bin Waqsy bin Zaura sebenarnya tinggal di Madinah karena memang telah lanjut usia. Tetapi kemudian mereka menyusul ke Uhud karena keinginan dan semangat berjihad bersama Nabi SAW tidak bisa ditahan lagi. Mereka tiba di Uhud ketika perang sedang berkecamuk, mereka tidak cukup dikenali oleh pasukan muslim, dan dianggap anggota pasukan musyrik sehingga langsung diserang. Ketika pedang hampir terhunjam pada tubuh Yaman bin Jabir, Hudzaifah melihatnya dan ia berseru,
"Ayahku..ayahku…jangan dibunuh, ia ayahku…!!"
Tetapi terlambat, qadha Allah telah menentukan kepastiannya. Dan seketika suasana berubah duka dan sunyi senyap padahal pertempuran masih terus berlangsung.
Hudzaifah mendatangi sekelompok sahabat yang membunuh ayahnya dengan sikap kasih dan pandangan penuh pemaafan, dan berkata,
"Semoga Allah mengampuni tuan-tuan, sesungguhnya Dia adalah sebaik-baiknya Penyayang (ar Rahim)…"

Setelah itu, Hudzaifah melanjutkan penyerangan ke tempat musuh dengan pedang terhunus. Usai peperangan, Nabi SAW menyuruh pembunuh Yaman bin Jabir untuk membayarkan diyat kepada Hudzaifah, tetapi Hudzaifah menolaknya dan memintanya untuk menyerahkan diyat tersebut kepada orang-orang fakir miskin yang membutuhkannya, bahkan ia menambahinya dengan hartanya sendiri.

Perang Ahzab atau perang Khandaq lebih merupakan perang urat syaraf (Psy War), karena tidak pernah ada bentrokan pasukan secara langsung dan besar-besaran, kecuali hanya bentrokan kecil dari sekelompok pasukan Quraisy yang nekad menyeberangi parit dan dengan mudah dihalau oleh pasukan muslim. Pasukan sekutu dari kaum musyrik Quraisy dan kabilah-kabilah Arab lainnya mengepung Madinah hampir satu bulan, sementara kaum yahudi Bani Quraizhah yang sebenarnya terikat perjanjian damai dan kerjasama dengan kaum muslimin mengancam dari dalam.

Suatu malam, hampir sebulan pengepungan Madinah, saat itu sangat gelap gulita, angin begitu kencang, suaranya menderu-deru seolah akan mencabut gunung-gunung yang tegak di padang pasir. Begitu gelap dan mencekamnya, sehingga jari sendiri pun tidak kelihatan. Orang-orang munafik satu persatu minta ijin kepada Nabi SAW untuk pulang ke rumahnya, sebagian lagi pergi begitu saja tanpa pamit kepada beliau. Mereka berkata,
"Sesungguhnya rumah-rumah kami dalam keadaan terbuka, dan tidak ada lelaki yang menjaganya…"

Setelah mereka semua pergi, Nabi SAW berjalan berkeliling di antara sahabat-sahabat yang masih tinggal. Tiba di hadapan Hudzaifah, beliau bertanya,
"Siapa ini?"
"Saya, ya Rasulullah, Hudzaifah!!"
Saat itu ia sedang duduk sambil memeluk lutut untuk menghangatkan tubuhnya. Ia tidak memiliki perisai dan juga selimut kecuali hanya satu lembar pakaian kulit kambing milik istrinya, yang panjangnya tidak sampai lutut.
"Hudzaifah?" Kata Nabi SAW, seakan memastikan. Suasana yang sangat gelap memang tidak memungkinkan beliau mengenali siapa yang di hadapan beliau.
Hudzaifah yang sebenarnya enggan untuk berdiri, tetapi akhirnya ia berdiri juga di hadapan Nabi SAW dan berkata,
"Benar, saya, ya Rasulullah!!"
"Sesungguhnya ada sesuatu yang terjadi di pihak pasukan kaum musyrik," Kata Nabi SAW,
"Pergilah kepada mereka, dan bawalah berita tentang keadaan mereka…"

Sebenarnyalah Hudzaifah dalam ketakutan dan kedinginan yang tak tertahankan, tetapi perintah telah diberikan dan tak ada alasan baginya untuk menolak titah Rasulullah SAW.

Baru beberapa langkah berjalan, ia mendengar Nabi SAW berdoa,
"Ya Allah, jagalah dia dari depan dan belakangnya, dari kanan dan kirinya, dari atas dan bawahnya…"

Segera setelah doa itu selesai, Hudzaifah tidak lagi merasakan ketakutan dan kedinginan, ia berpaling ke arah Nabi SAW, dan beliau bersabda,
"Hai Hudzaifah, jangan melakukan apapun di kaum itu sampai engkau kembali kepadaku…"

Hudzaifah menyeberangi parit dan berjalan ke pasukan kaum musyrik. Suasana yang gelap membantunya menyelusup di sela-sela perkemahan tanpa diketahui. Tiba-tiba datang tiupan angin kencang berputar-putar di perkemahan, memadamkan semua lampu penerangan mereka, suasana makin gelap saja. Tiba-tiba terdengar teriakan, yang diduganya adalah suara Abu Sufyan,
"Hai segenap golongan Quraisy, hendaknya setiap kalian memperhatikan kawan duduknya, dan memegang tangannya dan juga mengetahui namanya…."

Hudzaifah berfikir cepat. Segera ia masuk satu kemah dan memegang tangan salah seorang dari mereka dan menanyakan namanya. Kalau ia kedahuluan yang ditanya, pasti ia akan ketahuan. Ia-pun aman di antara mereka dalam suasana gelap. Angin masih terus bertiup memporak-porandakan perkemahan dan perlengkapan mereka. Tak lama kemudian ia mendengar Abu Sufyan berkata,
"Hai orang-orang Quraisy, kekuatan kalian sudah tidak utuh lagi, kuda-kuda dan unta-unta kita banyak yang binasa. Bani Quraidhah juga mengkhianati kita sehingga kita mengalami hal yang tidak kita inginkan. Apalagi angin topan ini memporak-porandakan perkemahan kita. Berkemaslah dan segera berangkat pulang…!!!"

Tidak berapa lama Abu Sufyan menaiki ontanya dan meninggalkan tempat tersebut, diikuti oleh anggota pasukan lainnya. Sempat terpikir oleh Hudzaifah untuk memanah Abu Sufyan, tetapi ia ingat pesan Rasulullah SAW untuk tidak berbuat apapun sampai kembali menemui beliau.

Ia beringsut, perlahan menjauhi tempat tersebut dan berjalan kembali ke tempat pasukan muslim berkumpul. Tetapi tiba-tiba saja ada sekitar dua puluh orang penunggang kuda yang memakai sorban berhenti di hadapannya. Hudzaifah kaget setengah mati, salah satu dari mereka berkata,
"Beritahu sahabatmu (Nabi SAW), sesungguhnya Allah telah menjaganya…"

Setelah itu mereka berlalu, dan hilang secepat ketika mereka hadir di hadapannya. Hudzaifah segera pulang ke tempat Nabi SAW dengan penuh tanda tanya tentang sekelompok penunggang kuda tersebut.

Tiba di tempat Nabi SAW, dilihatnya beliau sedang shalat sambil memakai selimut, seketika itu tubuhnya kembali merasakan kedinginan sampai menggigil seperti ketika ia belum berangkat menunaikan tugas Nabi SAW. Sambil meneruskan shalat, Nabi SAW memanggilnya dengan isyarat tangan dan mengulurkan selimut yang beliau pakai. Hudzaifah mendekat dan menerima selimut tersebut lalu memakainya untuk mengurangi rasa dingin yang menyerangnya.

Usai Nabi SAW shalat, ia melaporkan dengan detail apa yang dilihat dan dialaminya. Nabi SAW tersenyum dan menjelaskan, bahwa sekitar dua puluh penunggang kuda tersebut adalah para malaikat yang dikirim Allah untuk memporak-porandakan perkemahan pasukan musyrik, sehingga mereka ketakutan dan segera pulang.

Usai bercerita, ia tertidur berselimutkan selimut Nabi SAW tersebut, dan dibangunkan beliau menjelang waktu subuh. Atas peristiwa ini, turunlah Surah al Ahzab ayat 9 - 25.

Pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththab, ia dipilih untuk menjadi wali negeri (Amir) di Madain, salah satu wilayah Persia yang jatuh ke tangan pasukan muslimin, di mana ia sendiri menjadi salah satu komandan pasukan. Sikap zuhud dan sederhana terhadap dunia yang menjadi ciri kehidupannya menjadi salah satu alasan Umar untuk memilihnya. Ia datang sebagai Amir dengan mengendarai keledainya yang beralaskan kain usang. Tangannya memegang roti dan garam untuk perbekalannya. Sebagian penduduk Madain menyambutnya dengan kebingungan, benarkah seseorang yang begitu sederhana dan tampak sangat fakir, yang menjadi wali negeri mereka? Tetapi seketika itu Hudzaifah berkata,
“Wahai kaum muslimin, hindarilah tempat-tempat fitnah!!”
Salah seorang berkata,
“Wahai Abu Abdillah, apakah tempat-tempat fitnah itu??”
Hudzaifah berkata,
“Yakni, pintu-pintu para penguasa, salah seorang dari kalian datang kepada seorang amir atau wali negeri (gubernur). Lalu ia membenarkan amir tersebut dengan kedustaan, dan memujinya dengan sesuatu yang tidak layak baginya!!”

Setelah beberapa waktu lamanya tinggal di Madain, banyak sekali kaum muslimin yang sakit karena pengaruh iklim daerah tersebut. Maka Hudzaifah memerintahkan mereka untuk pindah ke Kufah, dan di sana mereka sehat kembali seperti sediakala.

Hudzaifah wafat pada tahun 36 hijriah pada masa kekhalifahan Ali bin Abi Thalib. Ketika orang-orang datang menjenguk saat sakaratul mautnya, ia bertanya,
“Apakah kalian membawa kain kafan??”
Salah satu dari mereka berkata,
“Ada!!”
“Coba kulihat!!” Kata Hudzaifah.
Mereka menunjukkannya, suatu kain kafan baru, dari bahan yang agak mewah. Seketika tersirat senyuman pahit, pertanda ia tidak senang. Ia berkata,
“Kain kafan ini tidak cocok bagiku!! Cukuplah dua kain putih biasa saja, tanpa baju!! Tidak lama aku di dalam kubur, setelah itu akan diganti dengan kain yang lebih baik, atau mungkin yang lebih jelek!!”.

Tidak lama setelah itu maut menjemputnya, tampak sekali kesenangan dan kegembiraan tersirat di wajahnya, karena sesungguhnya ia telah lama memendam kerinduan untuk bisa segera kembali bertemu dengan Rasulullah SAW.

Pahala Sebanyak Bintang Di Langit



Suatu malam Baginda Rasulullah SAW dan istrinya Sayidatina Aisyah r.ha. berdiri di depan rumahnya sambil memandang keindahan langit ciptaan Allah SWT. Sayidatina Aisyah r.ha bertanya kepada Rasulullah SAW,
"Ya Rasulullah SAW, pahala siapakah sebanyak bintang-bintang di langit itu?"

Di dalam hatinya sayidatina Aisyah r.ha menebak pahala sebanyak ini pasti pahala bapaknya.

"Pahala sebanyak ini adalah pahala sahabatku Umar." jawab Rasulullah SAW. Sayidatina Aisyah r.ha terkejut, lalu ia bertanya,
"Ya Rasulullah SAW bagai mana dengan bapakku?". Rasulullah SAW tersenyum kepada istrinya sambil Beliau SAW berkata, ketahuilah istriku, satu hari penghijrahan Abu bakar (r.a.) bersamaku pahalanya lebih banyak dari pahala Umar (r.a.) dan keluarganya sampai hari kiamat.

Orang Yang Tidak Akan Dimasukkan Ke Dalam Neraka



Rasulullah SAW telah bersabda,
"Bahwa tidak akan masuk neraka orang menangis kerana takut kepada Allah sehingga ada air susu kembali ke tempat asalnya."

Dalam sebuah kitab Daqa'iqul Akhbar menerangkan bahwa akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat nanti, dan sangat beratlah timbangan kejahatannya, dan telah diperintahkan untuk dimasukkan ke dalam neraka. Maka salah satu dari rambut-rambut matanya berkata,
"Wahai Tuhanku, Rasul Engkau Nabi Muhammad SAW telah bersabda, siapa yang menangis kerana takut kepada Allah SWT, maka Allah mengharamkan matanya itu ke neraka dan sesungguhnya aku menangis kerana amat takut kepadaMu."
Akhirnya Allah SWT mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari api neraka dengan berkat sehelai rambut yang pernah menangis kerana takut kepada Allah SWT.
Malaikat Jibril AS mengumumkan, telah selamat Fulan bin Fulan sebab sehelai rambut."

Dalam sebuah kitab lain, Bidayatul-Hidayah, diceritakan bahwa pada hari kiamat nanti, akan didatangkan neraka jahanam dengan mengeluarkan suaranya, suara nyalaan api yang sangat menggerunkan, semua umat menjadi berlutut kerana kesusahan menghadapinya.
Allah SWT berfirman yang bermaksud,
"Kamu lihat (pada hari itu) setiap umat berlutut (yakni merangkak pada lututnya). Tiap-tiap umat diseru kepada buku amalannya. (Dikatakan kepadanya) Pada hari ini kamu dibalasi menurut apa-apa yang telah kau kerjakan." (Surah al-Jatsiyah ayat 28)

Begitu mereka menghampiri neraka, mereka mendengar kegeraman api neraka dengan nyalaan apinya, dan diterangkan dalam kitab tersebut bahwa suara nyalaan api neraka itu dapat didengar sejauh 500 tahun perjalanan. Pada waktu itu, akan berkata setiap orang hingga Nabi-nabi dengan ucapan,
"Diriku, diriku (selamatkanlah diriku Ya Allah) kecuali hanya seorang nabi saja yang akan berkata, "Umatku, umatku."
Beliau ialah junjungan besar kita Nabi Muhammad SAW.

Pada waktu itu akan keluarlah api neraka jahim seperti gunung-gunung, umat Nabi Muhammad berusaha menghalanginya dengan berkata,
"Wahai api! Demi hak orang-orang yang shalat, demi hak orang-orang yang ahli sedekah, demi hak orang-orang yang khusyuk, demi hak orang-orang yang berpuasa, supaya engkau kembali."
Walaupun dikatakan demikian, api neraka itu tetap tidak mahu kembali, lalu malaikat Jibril berkata, "Sesungguhnya api neraka itu menuju kepada umat Muhammad S.A.W"

Kemudian Jibril membawa semangkuk air dan Rasulullah meraihnya. Berkata Jibril AS.
"Wahai Rasulullah, ambillah air ini dan siramkanlah kepadanya."
Lalu Baginda mengambil dan menyiramkannya pada api itu, maka padamlah api itu.

Setelah itu Rasulullah SAW pun bertanya kepada Jibril AS.
"Wahai Jibril, Apakah air itu?"
Maka Jibril berkata,
"Itulah air mata orang derhaka di kalangan umatmu yang menangis kerana takut kepada Allah SWT. Sekarang aku diperintahkan untuk memberikannya kepadamu agar engkau menyiramkan pada api itu."
Maka padamlah api itu dengan izin Allah SWT.

Telah bersabda Rasulullah SAW,
"Ya Allah anugerahilah kepada kami dua buah mata yang menangis kerana takut kepada-Mu, sebelum tidak ditemunya air mata."

Seorang Penanya Hisab Amal



Seorang lelaki Arab badui (Arab pedalaman/desa) datang menghadap kepada Nabi SAW dan bertanya, "Wahai Rasulullah, siapakah yang mengurus hisabnya seluruh mahluk?"
"Allah," Kata Nabi SAW.
"Dia seorang diri," Tanya si badui lagi.
"Ya," Kata Nabi SAW lagi.

Orang badui tersebut tersenyum, sepertinya ia senang sekali. Melihat senyumannya, Nabi SAW bertanya,
"Mengapa engkau tersenyum, hai Orang Badui?"
"Seorang yang pemurah, jika menghisab pasti akan banyak memaafkan…!!"

Nabi SAW ganti tersenyum mendengar jawabannya, dan berkata,
"Engkau benar, tidak ada yang lebih pemurah dibanding Allah SWT, Dialah Dzat yang Paling Pemurah dan dan Paling Pemaaf…."

Setelah mengucap terima kasih kepada Nabi SAW, orang badui tersebut berlalu dengan riangnya. Nabi SAW berkata tentang dirinya,
"Ia sungguh pandai…!!"

Rela Dimasukkan Ke Dalam Neraka



Nabi Musa AS suatu hari sedang berjalan-jalan melihat keadaan ummatnya. Nabi Musa AS melihat seseorang sedang beribadah. Umur orang itu lebih dari 500 tahun. Orang itu adalah seorang yang ahli ibadah. Nabi Musa AS kemudian menyapa dan mendekatinya. Setelah berbicara sejenak ahli ibadah itu bertanya kepada Nabi Musa AS, Wahai Musa AS aku telah beribadah kepada Allah SWT selama 350 tahun tanpa melakukan perbuatan dosa. Di manakah Allah SWT akan meletakkanku di Sorga-Nya?. Tolong sampaikan pertanyaanku ini kepada Allah.

Nabi Musa AS mengabulkan permintaan orang itu. Nabi Musa AS kemudian bermunajat memohon kepada Allah SWT agar Allah SWT memberitahukan kepadanya di mana ummatnya ini akan ditempatkan di akhirat kelak. Allah SWT berfirman,
"Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepadanya bahwa Aku akan meletakkannya di dasar Neraka-Ku yang paling dalam."
Nabi Musa AS kemudian mengabarkan kepada orang tersebut apa yang telah difirmankan Allah SWT kepadanya. Ahli ibadah itu terkejut.

Dengan perasaan sedih ia beranjak dari hadapan Nabi Musa AS. Malamnya ahli ibadah itu terus berfikir mengenai keadaan dirinya. Ia juga mulai terfikir bagai mana dengan keadaan saudara-saudaranya, temannya, dan orang lain yang mereka baru beribadah selama 200 tahun, 300 tahun, dan mereka yang belum beribadah sebanyak dirinya, di mana lagi tempat mereka kelak di akhirat.

Keesokan harinya ia menjumpai Nabi Musa AS   kembali. Ia kemudian berkata kepada Nabi Musa AS,
"Wahai Musa AS, aku rela Allah SWT memasukkan aku ke dalam Neraka-Nya, akan tetapi aku meminta satu permohonan.
Aku mohon agar setelah tubuhku ini dimasukkan ke dalam Neraka maka jadikanlah tubuhku ini sebesar-besarnya sehingga seluruh pintu Neraka tertutup oleh tubuhku jadi tidak akan ada seorang pun akan masuk ke dalamnya."
Nabi Musa AS menyampaikan permohonan orang itu kepada Allah SWT.

Setelah mendengar apa yang disampaikan oleh Nabi Musa AS maka Allah SWT berfirman,
"Wahai Musa (AS) sampaikanlah kepada ummatmu itu bahwa sekarang Aku akan menempatkannya di Surga-Ku yang paling tinggi".

Kata Bijak Dari Martin Luther King JR Dan Albert Einstein


2051. Setiap perbudakan yang mengangkat taraf seseorang memiliki martabat dan kepentingan, seharusnya diambil alih dengan kualitas yang sungguh-sungguh.

2052. Waktu selalu tepat untuk melakukan hal-hal yang benar.

2053. Aku meyakini kebenaran tanpa senjata dan cinta yang tak membedakan akan membawa tujuan akhir dalam kehidupan.

2054. Kebebasan tak pernah diberikan secara cuma-cuma oleh para penindas, melainkan merupakan tuntutan dari kaum tertindas.

2055. Hampir selalu, dedikasi kaum minoritas yang kreatif telah membuat dunia menjadi lebih baik.

2056. Cinta hanya memiliki kekuatan dengan mengubah musuh menjadi sahabat.

2057. Pertanyaan pertama yang pernah ditanyakan oleh malaikat Levite adalah: "Jika saya berhenti menolong orang ini, apa yang akan terjadi padaku" Namun, Samaritan menjawabnya: "Jika saya tidak berhenti menolong orang ini, apa yang akan terjadi dengan orang ini?.

2058. Janganlah pernah menyerah terhadap godaan dari kebencian.

2059. Undang-undang kuno tentang 'main mata' menyebabkan setiap orang menjadi buta.

2060. Kegelapan tidak dapat melenyapkan kegelapan. Hanya cahaya yang dapat melakukannya. Kebencian tidak bisa melenyapkan kebencian. Hanya cinta yang bisa melakukannya.

2061. Saya telah memutuskan untuk bertahan dengan cinta. Kebencian adalah beban yang terlalu besar untuk ditanggung.

2062. Kita harus mengembangkan dan mempertahankan kapasitas untuk memaafkan. Orang yang tidak memiliki kekuatan untuk memaafkan adalah orang yang tidak memiliki kekuatan untuk mencintai.

2063. Tolak ukur seseorang bukan dinilai saat mereka berada dalam kenyamanan, tetapi pada saat berada dalam tantangan dan kontroversi.


Albert Einstein

2064. Ikuti rasa ingin tahu Anda. "Saya tidak punya bakat khusus. Hanya rasa ingin tahu saya tinggi"

2065. Ketekunan adalah tak ternilai. "Bukan karena saya sangat cerdas, hanya saja karena saya tekun dalam permasalahan lebih lama"

2066. Fokus pada masa kini. "Pria manapun yang bisa menyetir dengan baik sambil mencium seorang gadis cantik sama sekali tidak memberikan perhatian yang layak terhadap ciumannya"

2067. Imajinasi adalah kekuatan yang luar biasa. "Imajinasi adalah segalanya. Ini adalah preview dari kisah kehidupan yang akan datang. Imajinasi lebih penting dari pada pengetahuan"

2068. Buat banyak kesalahan. "Seseorang yang tidak pernah melakukan kesalahan tidak pernah mencoba sesuatu yang baru"

2069. Jalani hidup saat ini. "Saya tidak pernah memikirkan masa depan, itu akan datang segera"

2070. Buat Nilai. "Berusahalah untuk tidak menjadi sukses, melainkan untuk menjadi bernilai"

2071. Jangan berulang-ulang. "Kegilaan adalah melakukan hal yang sama berulang-ulang dan mengharapkan hasil yang berbeda"

2072. Pengetahuan datang dari Pengalaman. "Informasi bukanlah pengetahuan. Satu-satunya sumber pengetahuan adalah pengalaman"

2073. Pelajari aturan dan kemudian bermain lebih baik. "Anda harus belajar aturan permainan. Dan kemudian Anda harus bermain lebih baik dari orang lain"

2074. Jika anda tidak dapat menjelaskan secara sederhana, anda belum mengerti sepenuhnya dengan baik.

2075. Aku Berpikir terus menerus berbulan-bulan dan bertahun tahun, sembilan puluh sembilan kali dan kesimpulannya salah. Untuk yang keseratus aku benar.

2076. Mengapa tidak ada orang yang memahamiku meski setiap orang menyukaiku?.

2077. Tanpa Budaya yang bermoral, manusia tidak akan selamat.
2078. Kata-kata maupun bahasa, baik tertulis maupun terucap, sepertinya tak memiliki peran apapun dalam mekanisme berpikir saya.

2079. Perbanyaklah jalan-jalan agar sehat, jangan terlalu banyak membaca, simpan saja beberapa buku sampai kau dewasa nanti. (Ucap Einstein kepada putranya, Eduard Einstein).

2080. Ilmu pengetahuan menjadi hal yang menakjubkan jika seseorang tidak harus mencari nafkah.
2081. Jika A adalah sukses dalam hidup, maka A=X+Y+Z.
X adalah bekerja,
Y adalah bermain, dan
Z adalah menjaga lisan.

2082. Kelemahan sikap menjadi kelemahan karakter.

2083. Kita tidak bisa memecahkan masalah dengan menggunakan cara berpikir yang sama ketika kita menciptakannya.

2084. Misteri abadi dunia adalah komperehensifitasnya.

2085. Rahasia kreativitas adalah mengetahui cara menyembunyikan sumber kreatifitas.

2086. Satu-satunya hal yang mengganggu belajar saya adalah pendidikan saya.

2087. Seluruh ilmu tidak lebih dari penyempurnaan pemikiran sehari-hari.

2088. Perdamaian tidak dapat dijaga dengan kekuatan tapi hanya dapat dicapai dengan pemahaman.

2089. Pendidikan adalah apa yang tersisa setelah melupakan semua yang dipelajari di sekolah.

2090. Persamaan lebih penting bagi saya, karena politik hanyalah untuk saat ini, sedangkan persamaan untuk selamanya.

2091. Rasa takut akan kematian adalah yang paling dibenarkan dari semua ketakutan, karena tidak ada risiko kecelakaan bagi seseorang yang sudah mati.
2092. Satu-satunya hal berharga yang nyata adalah intuisi.

2093. Seseorang mulai hidup ketika ia bisa hidup di luar dirinya sendiri.

2094. Sejauh hukum matematika mengacu pada realitas, maka mereka tidak akan yakin, jika mereka yakin maka mereka tidak akan mengacu pada realitas.

2095. Siapapun yang menetapkan dirinya sebagai hakim dari kebenaran dan pengetahuan, maka akan jadi bahan tertawaan.

2096. Untuk ahli mengatur kawanan domba kita harus menjadi seekor domba.

2097. Kebahagiaan dalam melihat dan memahami merupakan anugerah terindah alam.

2098. Kecerdasan tidak banyak berperan dalam proses penemuan.

2099. Mencari kebenaran lebih bernilai dibandingkan menguasainya.

2100. Hidup itu seperti naik sepeda. Agar tetap seimbang, kau harus terus bergerak.

Candaan Rasulullah SAW



Rasulullah SAW bergaul dengan semua orang. Baginda menerima hamba, orang buta, dan anak-anak. Baginda bergurau dengan anak kecil, bermain-main dengan mereka, bersenda gurau dengan orang tua. Akan tetapi Baginda tidak berkata kecuali yang benar saja.

Suatu hari seorang perempuan datang kepada beliau lalu berkata,
"Ya Rasulullah! Naikkan saya ke atas unta", katanya.
"Aku akan naikkan engkau ke atas anak unta", kata Rasulullah SAW.
"Ia tidak mampu", kata perempuan itu.
"Tidak, aku akan naikkan engkau ke atas anak unta".
"Ia tidak mampu."

Para sahabat yang berada di situ berkata,
"Bukankah unta itu juga anak unta?"


Datang seorang perempuan lain, dia memberitahu Rasulullah SAW,
"Ya Rasulullah, suamiku jatuh sakit. Dia memanggilmu". "Semoga suamimu yang dalam matanya putih", kata Rasulullah SAW.
Perempuan itu kembali ke rumahnya. Dan dia pun membuka mata suaminya. Suaminya bertanya dengan keheranan,
"Kenapa kamu ini?".
"Rasulullah memberitahu bahwa dalam matamu putih", kata istrinya menerangkan. "Bukankah semua mata ada warna putih?" kata suaminya.
Seorang perempuan lain berkata kepada Rasulullah SAW,
"Ya Rasulullah, do'akanlah kepada Allah agar aku dimasukkan ke dalam syurga".
"Wahai ummi fulan, syurga tidak dimasuki oleh orang tua".
Perempuan itu lalu menangis. Rasulullah menjelaskan, "Tidakkah kamu membaca firman Allah ini,
Serta kami telah menciptakan istri-istri mereka dengan ciptaan istimewa, serta kami jadikan mereka senantiasa perawan (yang tidak pernah disentuh), yang tetap mencintai jodohnya, serta yang sebaya umurnya".

Para sahabat Rasulullah SAW suka tertawa tapi iman di dalam hati mereka bagai gunung yang teguh.
Na'im adalah seorang sahabat yang paling suka bergurau dan tertawa. Mendengar kata-kata dan melihat gelagatnya, Rasulullah turut tersenyum.

Upaya Terakhir Syaitan Menyesatkan Manusia


Sudah menjadi kehendak Allah sejak zaman azali bahwa iblis dan bala tentaranya para syaitan menjadi musuh manusia. Musuh dalam arti hakiki, yang akan menyengsarakan manusia dalam kehidupan yang sebenarnya, kehidupan akhirat yang kekal abadi. Tetapi dalam kehidupan dunia yang sementara ini, jika kita tidak waspada dan hati-hati, bisa jadi syaitan menjadi teman dan sahabat-sahabat kita yang sangat membantu, mendukung dan memudahkan kehidupan kita sehari-harinya. Baik syaitan dari kalangan jin ataupun manusia, baik dengan jalan yang nyata ataupun yang ghaib. Tidak tanggung-tanggung, upaya syaitan untuk menyesatkan ini dilakukan hingga titik terakhir kehidupan manusia, yakni ketika sakaratul maut.

Ketika manusia sedang menghadapi sakaratul maut, salah satu kesulitan atau kesakitan yang dihadapi adalah rasa haus yang tidak tertahankan sehingga seolah-olah membakar hati, tidak hanya rasa haus secara fisik, tetapi bisa juga yang bersifat ghaib. Mungkin orang-orang yang menjaga di sekitarnya telah memberinya minuman, tetapi rasa haus tidak serta-merta hilang. Dalam keadaan seperti inilah biasanya syaitan datang membawa minuman yang tampak sangat menggoda dan menyegarkan, khususnya terhadap kaum muslimin, terlebih kaum mukminin yang keimanannya sangat kuat. Sungguh mereka (para syaitan) itu sangat tidak rela jika seseorang itu meninggal dengan memperoleh keridhaan Allah.

Pada puncak kehausan yang seolah tidak tertahankan itu, syaitan akan datang dengan satu gelas minuman yang sangat segar, dan ia berdiri di sisi kepala seorang mukmin. Sang mukmin yang tidak menyadari kalau ia adalah syaitan, akan berkata,
“Berilah aku air itu!!”
Syaitan berkata,
“Baiklah, tetapi katakan terlebih dahulu bahwa dunia ini tidak ada yang menciptakan, maka aku akan memberikan air ini kepadamu!!”

Dalam riwayat lain disebutkan, syaitan akan berkata,
“Tinggalkanlah agamamu ini, dan katakan bahwa Tuhan itu ada dua, maka engkau akan selamat dari kepedihan sakaratul maut ini!!”

Jika ia mempunyai keimanan yang cukup kokoh, ia akan menyadari kalau sosok pembawa air itu adalah syaitan, maka ia akan berpaling. Tetapi syaitan tidak berhenti dan putus asa, ia akan berdiri di arah kakinya dengan penampilan yang lain, masih dengan membawa minuman yang amat segar menggoda. Sang mukmin yang masih dilanda kehausan akan berkata kepadanya,
“Berilah aku minuman itu!!”
Syaitan dalam penampilan lain itu berkata,
“Baiklah, tetapi katakanlah bahwa Muhammad (Rasulullah SAW) itu adalah seorang pendusta, maka aku akan memberikan air ini kepadamu!!”

Setelah mendengar jawaban seperti itu, sang mukmin akan menyadari kalau syaitan tidak akan berhenti menggodanya hingga terlepas imannya. Maka ia akan bersabar dalam kehausan yang seakan membakar hati itu dan tidak akan meminta lagi. Ia akan menyibukkan diri dengan mengingat Allah memohon pertolongan dan keselamatan dari sisi-Nya.

Suatu kisah tentang seorang guru dan ulama yang sangat zuhud bernama Abu Zakaria, ketika sedang sakaratul beberapa orang sahabat dan muridnya menunggui beliau. Ketika Abu Zakaria tampak dalam kepayahan, seorang sahabatnya mengajarkan kalimat thayyibah,
“Katakanlah: Laa ilaaha illallaah!!”
Tetapi di luar dugaan, Abu Zakaria memalingkan wajahnya. Sahabat di sisi lainnya juga berkata,
“Katakanlah Laa ilaaha illallaah!!”
Lagi-lagi Abu Zakaria memalingkan wajah, bahkan ketika untuk ke tiga kalinya mereka memintanya membaca kalimat Thayyibah, Abu Zakaria berkata,
“Aku tidak akan mengucapkan kalimat itu!!”

Setelah itu ia jatuh pingsan. Para sahabat dan murid-muridnya menangis sedih melihat keadaan itu, sungguh mereka tidak mengerti mengapa hal itu bisa terjadi? Tetapi satu jam kemudian Abu Zakaria siuman dalam keadaan yang lebih segar. Ia berkata kepada sahabatnya,
“Apakah tadi kalian mengucapkan sesuatu kepadaku?”
“Benar, tiga kali kami meminta engkau membaca syahadat, tetapi dua kali engkau berpaling dan ke tiga kalinya engkau berkata: Aku tidak akan mengucapkannya!! Karena itulah kami jadi bersedih!!”

Abu Zakaria berkata,
“Sikap dan perkataanku itu bukanlah kutujukan kepada kalian…” 

Kemudian Abu Zakaria menceritakan kalau Iblis telah mendatanginya dengan membawa semangkuk air yang tampak sangat segar, sementara ia merasa sangat hausnya. Iblis berdiri di sisi kanannya sambil menggerakkan mangkuknya sehingga kesegaran air itu makin menggoda, dan berkata,
“Tidakkah engkau membutuhkan air??”
Ia tidak menjawab, tetapi matanya tidak bisa menyembunyikan rasa haus, dan tertariknya dengan kesegaran air itu, maka iblis berkata lagi,
“Katakanlah bahwa Isa adalah anak Allah!!”
Abu Zakaria berpaling dari iblis, yang saat itu bersamaan dengan sahabatnya yang meminta ia mengucap kalimat thayyibah untuk pertama kalinya. Tetapi iblis masih menghampiri dari arah yang lain, dan berdiri di dekat kakinya sambil mengatakan seperti sebelumnya. Maka ia berpaling lagi, yang bersamaan dengan sahabatnya yang memintanya membaca kalimat Thayyibah untuk ke dua kalinya. Belum putus asa juga, iblis menghampiri lebih dekat dengan bujuk rayunya yang memikat, mengiming-iminginya dengan minuman yang begitu segarnya, sambil berkata,
“Katakanlah bahwa Allah itu tidak ada!!”
Maka dengan tegas Abu Zakaria berkata,
“Aku tidak akan mengatakannya!!”
Saat yang bersamaan, sahabatnya sedang meminta dia mengucapkan kalimat thayyibah itu untuk yang ke tiga kalinya. 

Abu Zakaria mengakhiri penjelasannya,
“Seketika itu mangkok yang dibawa iblis jatuh dan pecah berantakan, kemudian ia lari terbirit-birit. Tetapi rasa haus itu begitu menggigit dan tidak tertahankan sehingga aku jatuh pingsan. Jadi, sikap dan perkataanku itu bukan untuk kalian, tetapi untuk menolak iblis. Dan sekarang kalian saksikan semua: Asyhadu an-laa ilaaha illallaah wa asyhadu anna muhammad ar rasuulullaah!!”

Setelah itu tubuh Abu Zakaria melemah, dan ia meninggal dunia dalam keadaan husnul khotimah.

Fathimah Az-Zahra Rha Dan Gilingan Gandum



Suatu hari masuklah Rasulullah SAW menemui anandanya Fathimah az-zahra rha. Didapatinya anandanya sedang menggiling syair (sejenis padi-padian) dengan menggunakan sebuah penggilingan tangan dari batu sambil menangis. Rasulullah SAW bertanya pada anandanya,
"apa yang menyebabkan engkau menangis wahai Fathimah?, semoga Allah SWT tidak menyebabkan matamu menangis". Fathimah rha. berkata,
"Ayahanda, penggilingan dan urusan-urusan rumah tanggalah yang menyebabkan ananda menangis".

 Lalu duduklah Rasulullah SAW di sisi anandanya. Fathimah rha melanjutkan perkataannya,
"Ayahanda sudikah kiranya ayahanda meminta Ali (suaminya) mencarikan ananda seorang jariah untuk menolong ananda menggiling gandum dan mengerjakan pekerjaan-pekerjaan di rumah".
Mendengar perkataan anandanya ini maka bangunlah Rasulullah SAW mendekati penggilingan itu. Beliau mengambil syair dengan tangannya yang diberkati lagi mulia dan diletakkannya di dalam penggilingan tangan itu seraya diucapkannya "Bismillaahirrahmaanirrahiim." Penggilingan tersebut berputar dengan sendirinya dengan izin Allah SWT. Rasulullah SAW meletakkan syair ke dalam penggilingan tangan itu untuk anandanya dengan tangannya sedangkan penggilingan itu berputar dengan sendirinya seraya bertasbih kepada Allah SWT dalam berbagai bahasa sehingga habislah butir-butir syair itu digilingnya.

Rasulullah SAW berkata kepada gilingan tersebut,
"berhentilah berputar dengan izin Allah SWT", maka penggilingan itu berhenti berputar lalu penggilingan itu berkata-kata dengan izin Allah SWT yang berkuasa menjadikan segala sesuatu dapat bertutur kata. Maka katanya dalam bahasa Arab yang fasih,
"ya Rasulullah SAW, demi Allah Tuhan yang telah menjadikan baginda dengan kebenaran sebagai Nabi dan Rasul-Nya, kalaulah baginda menyuruh hamba menggiling syair dari Masyriq dan Maghrib pun niscaya hamba gilingkan semuanya. Sesungguhnya hamba telah mendengar dalam kitab Allah SWT suatu ayat yang berbunyi: "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya para malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang dititahkan-Nya kepada mereka dan mereka mengerjakan apa yang dititahkan". Maka hamba takut, ya Rasulullah kelak hamba menjadi batu yang masuk ke dalam neraka."
Rasulullah SAW kemudian bersabda kepada batu penggilingan itu, "bergembiralah karena engkau adalah salah satu dari batu mahligai Fathimah az-zahra di dalam sorga". 
Maka bergembiralah penggilingan batu itu mendengar berita itu kemudian diamlah ia.

Rasulullah SAW bersabda kepada anandanya,
"jika Allah SWT menghendaki wahai Fathimah, niscaya penggilingan itu berputar dengan sendirinya untukmu. Akan tetapi Allah SWT menghendaki dituliskan-Nya untukmu beberapa kebaikan dan dihapuskan oleh Nya beberapa kesalahanmu dan diangkat-Nya untukmu beberapa derajat. Ya Fathimah, perempuan mana yang menggiling tepung untuk suaminya dan anak-anaknya, maka Allah SWT menuliskan untuknya dari setiap biji gandum yang digilingnya suatu kebaikan dan mengangkatnya satu derajat.
Ya Fathimah perempuan mana yang berkeringat ketika ia menggiling gandum untuk suaminya maka Allah SWT menjadikan antara dirinya dan neraka tujuh buah parit. Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyaki rambut anak-anaknya dan menyisir rambut mereka dan mencuci pakaian mereka maka Allah SWT akan mencatatkan baginya ganjaran pahala orang yang memberi makan kepada seribu orang yang lapar dan memberi pakaian kepada seribu orang yang bertelanjang.
Ya Fathimah, perempuan mana yang menghalangi hajat tetangga-tetangganya maka Allah SWT akan menghalanginya dari meminum air telaga Kautshar pada hari kiamat.
Ya Fathimah, yang lebih utama dari itu semua adalah keridhaan suami terhadap istrinya. 
Jikalau suamimu tidak ridha denganmu tidaklah akan aku do'akan kamu. Tidaklah engkau ketahui wahai Fathimah bahwa ridha suami itu daripada Allah SWT dan kemarahannya itu dari kemarahan Allah SWT.
Ya Fathimah, apabila seseorang perempuan mengandung janin dalam rahimnya maka beristighfarlah para malaikat untuknya dan Allah SWT akan mencatatkan baginya tiap-tiap hari seribu kebaikan dan menghapuskan darinya seribu kejahatan. Apabila ia mulai sakit hendak melahirkan maka Allah SWT mencatatkan untuknya pahala orang-orang yang berjihad pada jalan Allah yakni berperang sabil. Apabila ia melahirkan anak maka keluarlah ia dari dosa-dosanya seperti keadaannya pada hari ibunya melahirkannya dan apabila ia meninggal tiadalah ia meninggalkan dunia ini dalam keadaan berdosa sedikitpun, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman sorga, dan Allah SWT akan mengkaruniakannya pahala seribu haji dan seribu umrah serta beristighfarlah untuknya seribu malaikat hingga hari kiamat.
Perempuan mana yang melayani suaminya dalam sehari semalam dengan baik hati dan ikhlas serta niat yang benar maka Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya semua dan Allah SWT akan memakaikannya sepersalinan pakaian yang hijau dan dicatatkan untuknya dari setiap helai bulu dan rambut yang ada pada tubuhnya seribu kebaikan dan dikaruniakan Allah untuknya seribu pahala haji dan umrah. Ya Fathimah, perempuan mana yang tersenyum dihadapan suaminya maka Allah SWT akan memandangnya dengan pandangan rahmat.
Ya Fathimah perempuan mana yang menghamparkan hamparan atau tempat untuk berbaring atau menata rumah untuk suaminya dengan baik hati maka berserulah untuknya penyeru dari langit (malaikat), "teruskanlah amalmu maka Allah SWT telah mengampunimu akan sesuatu yang telah lalu dari dosamu dan sesuatu yang akan datang".
Ya Fathimah, perempuan mana yang meminyakkan rambut suaminya dan janggutnya dan memotongkan kumisnya serta menggunting kukunya maka Allah SWT akan memberinya minuman dari sungai-sungai surga dan Allah SWT akan meringankan sakaratul maut-nya, dan akan didapatinya kuburnya menjadi sebuah taman dari taman-taman surga seta Allah SWT akan menyelamatkannya dari api neraka dan selamatlah ia melintas di atas titian Shirat".

Keutamaan Ayat Kursi



Dari Anas bin Malik ra berkata, Rasulullah SAW bersabda;
"Apabila seseorang dari umatku membaca ayat Kursi 12 kali, kemudian dia berwudhu dan mengerjakan shalat subuh, niscaya Allah akan menjaganya dari kejahatan syaitan dan darajatnya sama dengan orang yang membaca seluruh al-Qur'an sebanyak tiga kali, dan pada hari kiamat ia akan diberi mahkota dari cahaya yang menyinari semua penghuni dunia."

Berkata Anas bin Malik,
"Ya Rasulullah, apakah harus dibaca setiap hari?"
Sabda Rasulullah SAW;
"Tidak, cukuplah membacanya pada setiap hari Jumaat."

Umat-umat dahulu hanya sedikit saja yang mempercayai rasul-rasul mereka dan itu pun apabila mereka melihat mukjizat secara langsung. Kita sebagai umat Islam tidak boleh ragu-ragu tentang apa yang diterangkan oleh Allah dan Rasul. Janganlah kita ragu-ragu tentang al-Qur'an, hadis dan sunnah Rasul kita. Janganlah kita menjadi seperti umat yang terdahulu yang mana mereka itu lebih suka banyak bertanya dan hendak melihat bukti-bukti terlebih dahulu sebelum mereka beriman.

Setiap satu yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW kepada kita adalah untuk kebaikan kita sendiri. Rasulullah SAW menyuruh kita mengamalkan membaca ayat Kursi. Kehebatan ayat ini telah ditearngkan dalam banyak hadis. Kehebatan ayat Kursi ini adalah untuk kita juga, yakni untuk menangkis gangguan syaitan dan bala tentaranya, di samping itu kita diberi pahala.
Begitu juga dengan surah al-Falaq, surah Yasin dan banyak lagi ayat-ayat al-Qur'an yang mempunyai keistimewaannya. Setiap isi al-Qur'an itu mempunyai kelebihan yang tersendiri.
Oleh karena itu kita umat Islam, janganlah ada sedikit pun keraguan tentang ayat-ayat al-Qur'an, hadis Nabi dan sunnah Baginda SAW. Keraguan dan was-was itu datangnya dari syaitan.

Muawiyah Bin Abu Sufyan RA



Muawiyah bin Abu Sufyan, putra dari Abu Sufyan bin Harb, seorang penguasa, hartawan dan pedagang besar di Makkah yang menguasai perniagaan di Jazirah Arabia. Mereka berdua, anak dan bapak termasuk tokoh yang gencar memerangi Islam sampai terjadinya Fathul Makkah. Pada Fathul Makkah ini mereka termasuk dalam kaum yang dibebaskan dari pembalasan (kaum thulaqa'), dan kemudian memeluk Islam.

Muawiyah terus memperbaiki keislamannya. Ia mengikuti perang Hunain dan memperoleh ghanimah yang melimpah ruah sebagaimana kaum muallaf Makkah lainnya. Nabi SAW juga mempercayai dirinya menjadi salah satu penulis wahyu.

Suatu ketika Nabi SAW pernah bersabda kepadanya,
"Wahai Muawiyah, jika kamu menjadi raja, maka berbuat baiklah…!!!"

Nabi SAW memang seringkali mengucapkan suatu sabda yang merupakan ramalan, atau suatu penglihatan ghaib ke depan tentang apa yang akan dialami oleh beberapa sahabat. Misalnya pada sahabat Abu Dzar al Ghifari, Abdullah bin Mas'ud, Suraqah bin Malik, Ammar bin Yasir, Hasan bin Ali (cucu beliau), dan lain-lainnya. Begitupun yang terjadi pada Muawiyah ini, bahkan di sana terselip suatu pesan, bahwa dalam kedudukan sebagai raja, ia akan bisa tergelincir dan melakukan kesalahan dalam kaitannya dengan orang lain, karena itu berliau menasehatinya, "…..berbuat baiklah…!!"

Tetapi apa yang ditangkap Muawiyah adalah semacam restu dari beliau, karenanya, sejak mendengar sabda beliau ini, ia sangat menginginkan (berambisi) untuk memegang jabatan khalifah. Muawiyah memang tidak pernah mengalami masa sulit dan penderitaan dalam keislamannya, karena bukan termasuk dalam sahabat yang memeluk Islam sejak awalnya. Ketika memusuhi Islam, kedudukannya terhormat dan mapan, sehingga praktis kehidupannya selalu dalam kesenangan tanpa derita. Hal ini yang makin memupuk ambisinya untuk bisa mencapai jabatan tertinggi dalam pemerintahan Islam.

Pada masa khalifah Abu Bakar, ia menyertai satu pasukan yang dipimpin oleh Yazid bin Abu Sufyan, kakaknya dalam memerangi pasukan Romawi di Damsyiq, Syam. Setelah memperoleh kemenangan, Yazid ditetapkan Abu Bakar sebagai wali negeri Damsyiq. Setelah Yazid wafat, Muawiyah mengambil alih pimpinan pemerintahan yang sebelumnya dipegang oleh kakaknya, tetapi kemudian kedudukannya tersebut ditetapkan oleh khalifah Abu Bakar.

Ketika Umar memegang jabatan khalifah, ia mengadakan kunjungan ke Syam termasuk ke Damsyiq. Melihat gaya hidupnya yang bermewah-mewah, yang sangat berbeda dengan prinsip hidupnya, Khalifah Umar berkata kepadanya,
"Ini adalah Kisra (Kaisar) Arab….!"

Sepulangnya ke Madinah, ia menerbitkan surat pemecatan Muawiyah sebagai wali negeri Damsyiq, dan mengirimkan Sa'id bin Amir sebagai penggantinya. Seorang sahabat Nabi SAW yang memiliki prinsip hidup sederhana dan membenci kemewahan, seperti halnya Umar sendiri. Dalam riwayat lain, bukanlah wali negeri Damsyiq, tetapi wali negeri Homs, suatu wilayah yang sama-sama berada di Syam.

Pada pemerintahan Khalifah Utsman bin Affan, Muawiyah ditetapkan sebagai gubernur untuk seluruh wilayah Syam, termasuk Palestina. Sebenarnya banyak keluhan masyarakat Syam tentang kepemimpinan Muawiyah dan juga keberandalan putranya, tetapi semua laporan dan keluhan masyarakat tersebut disembunyikan oleh sekretaris Khalifah Utsman, Marwan yang memang masih saudara sepupu Muawiyah.

Setelah wafatnya Utsman dan hampir masyarakat muslim memba'iat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah, Muawiyah menolak untuk berba'iat. Ia berhasil menghimpun kekuatan di Syam dan melakukan perlawanan terhadap pemerintahan Ali bin Abi Thalib. Muawiyah memang memiliki kecerdikan dan kemampuan strategi serta politik yang hebat. Dengan dalih menuntut balas atas kematian khalifah Utsman, ia berhasil mempengaruhi beberapa sahabat untuk bertikai dengan Ali dan memihak pada dirinya. Dan dengan suatu muslihat pula, ia berhasil menurunkan Ali dan meneguhkan dirinya sebagai khalifah, atau tepatnya Raja, karena hanya masyarakat Syam saja yang sepakat memba'iatnya, sedangkan masyarakat di luar Syam tidak bulat mendukungnya.

Beberapa sahabat memilih abstain, tidak memilih dan memihak pada salah satu kubu, dan tidak ingin terlibat dalam perselisihan dua kelompok kaum muslimin tersebut. Di antara sahabat utama yang memilih sikap ini adalah Abdullah bin Umar, Usamah bin Zaid, Sa'ad bin Abi Waqqash dan Muhammad bin Maslamah. Muawiyah beranggapan, bahwa penolakan mereka mendukung Ali, sebagaimana sahabat utama lainnya, karena mereka tidak mengakui keutamaan Ali atau meragukan berhak tidaknya Ali sebagai khalifah. Muawiyah sangat menginginkan dukungan mereka untuk mengokohkan kedudukannya sebagai Amirul Mukminin (khalifah, dalam pemahamannya). Ia mengirimkan beberapa utusan menemui mereka dan mempengaruhi mereka agar mendukung dirinya. Bahkan para utusannya tersebut dipesankan untuk membawa bahasa diplomasi yang cerdas, "Sesungguhnya tuan-tuan lebih berhak menduduki kekhalifahan daripada Ali."

Tetapi apa yang diharapkan oleh Muawiyah jauh sekali dari kenyataan. Bahkan ia seolah menerima tamparan keras dengan jawaban mereka.
Abdullah bin Umar menjawab ajakannya dengan ucapan,
"Apa yang kamu harapkan dariku, adalah sesuatu yang menjadikan dirimu seperti sekarang ini…Aku tidak bergabung dengan Ali bukan karena aku mencurigainya. Demi Allah, aku sama sekali tidak setaraf dengan Ali bin Abi Thalib, baik dalam hal keimanan, hijrah dan kedudukannya di sisi Rasulullah SAW, dan juga perjuangannya dalam melawan kemusyrikan…. Tetapi yang terjadi sekarang ini, sama sekali tidak pernah terjadi di masa Rasulullah SAW, karena itu saya tidak ingin memihak siapapun!! Jangan coba-coba mempengaruhi diriku..!!"

Kalau Abdullah bin Umar mengakui tidak selevel dan sederajad dengan Ali, bagaimana dengan Muawiyah??

Dan Sa'd bin Abi Waqqash memberikan jawaban seperti ini,
"Persoalan ini sejak awal tidak aku sukai dan akhirnyapun tidak aku sukai… Seandainya Thalhah dan Zubair tetap tinggal di rumahnya masing-masing, tentu itu lebih baik bagi mereka… Semoga Allah SWT mengampuni Ummul Mukminin (Aisyah RA) atas apa yang telah terjadi. Sungguh saya tidak akan pernah memerangi Ali selama-lamanya Saya telah mendengar Rasulullah SAW bersabda kepada Ali: Kedudukanmu di sampingku, adalah laksana Harun di sisi Musa, hanya saja tidak ada lagi Nabi sesudahku…."

Memang, tiga orang utama, Aisyah RA (Ummul Mukminin), Thalhah bin Ubaidillah dan Zubair bin Awwam sempat termakan fitnah yang dihembuskan oleh Muawiyah. Atas dalih "menuntut balas pembunuh Utsman", mereka memimpin sekelompok pasukan melawan Ali yang dianggap tidak tegas terhadap pembunuh Utsman. Pertentangan bersenjata yang dikenal dengan nama Perang Jamal (Perang Berunta), sebenarnya berakhir damai karena Thalhah dan Zubair yang memimpin pasukan tersebut akhirnya menyadari kesalahannya, dan mundur dari pertempuran. Hanya saja ada beberapa orang yang tidak puas dengan gagalnya pertempuran, segera membunuh Thalhah dan Zubair, yang sama sekali tidak melakukan perlawanan. Sedangkan Ummul Mukminin Aisyah RA dikawal pulang ke Madinah dengan pengawalan pasukan yang dipimpin Muhammad bin Abu Bakar, saudaranya sendiri yang berada di pihak Ali.

Sedangkan Muhammad bin Maslamah memberikan jawaban yang tegas, tanpa tedeng aling-aling, "…Sesungguhnya kamu (wahai Muawiyah), demi nyawaku, yang kamu cari tidak lain hanyalah duniawiah semata, dan yang kamu perturutkan tidak lain adalah hawa nafsu belaka. Kamu membela Utsman di kala ia telah wafat sedangkan semasa hidupnya, engkau hanya merongrongnya…. Andaikata sikapku ini tidak sesuai dengan yang kamu harapkan, hal itu sedikitpun tidak mengurangi kesenanganku dan tidak menyebabkan keraguanku. Sungguh aku lebih mengenal dan mengetahui kebenaran daripada engkau…!!"

Inilah sebagian dari fitnah yang terjadi di kalangan umat Islam saat itu, fitnah, yang kata Al qur'an lebih besar daripada pembunuhan. Terbunuhnya kaum muslimin akibat fitnah ini jauh lebih banyak daripada sekedar pembunuhan biasa, dan itu dilakukan oleh orang islam sendiri. Fitnah yang hampir pasti tidak bisa dihindarkan karena Nabi SAW telah meramalkan sebelumnya, dengan berbagai sabda beliau kepada beberapa orang sahabat yang berbeda-beda.

Terlepas dari peran kontroversial Muawiyah dalam situasi fitnah yang tidak terhindarkan ini, wilayah Islam makin meluas dalam masa pemerintahannya, bahkan menjangkau wilayah Eropa sekarang ini. Bagaimanapun juga Muawiyah seorang sahabat Nabi SAW, dan kita sama sekali tidak pantas untuk melakukan penilaian apalagi hujatan atas apa yang telah dilakukan Muawiyah. Kita serahkan semuanya kepada Allah, Dialah Pemilik Rahasia Takdir dan Arsitek semua peristiwa yang telah terjadi di antara para sahabat.

Nabi Ilyas AS Dan Malaikat Izrail



Ketika sedang beristirahat datanglah malaikat kepada Nabi Ilyas AS.
Malaikat itu datang untuk menjemput ruhnya. Mendengar berita itu, Ilyas menjadi sedih dan menangis.
"Mengapa engkau bersedih?" tanya malaikat maut.
"Tidak tahulah." Jawab Ilyas.
"Apakah engkau bersedih kerana akan meninggalkan dunia dan takut menghadapi maut?" tanya malaikat.
"Tidak. Tiada sesuatu yang aku sesali kecuali kerana aku menyesal tidak boleh lagi berzikir kepada Allah, sementara yang masih hidup boleh terus berdzikir memuji Allah," jawab Ilyas.

Saat itu Allah lantas menurunkan wahyu kepada malaikat agar menunda pencabutan nyawa itu dan memberi kesempatan kepada Nabi Ilyas berzikir sesuai dengan permintaannya.
Nabi Ilyas ingin terus hdup semata-mata kerana ingin berzikir kepada Allah. Maka berzikirlah Nabi Ilyas sepanjang hidupnya.

"Biarlah dia hidup di taman untuk berbisik dan mengadu serta berzikir kepada-Ku sampai akhir nanti." Firman Allah.

Ketika Manusia Mengabaikan



Sudah menjadi hukum sosial bahwa seseorang yang perbuatannya jelek dan sering menjadi gangguan bagi masyarakat, ia tidak akan diperdulikan lingkungannya ketika ia mengalami kesulitan atau bahkan meninggal. Padahal yang namanya manusia, tidak selalu dan selamanya seluruh catatannya hitam kelam, bisa jadi ada yang baik dan bermanfaat walau hanya sepele. Tetapi hal yang kecil dan sepele itulah yang kadang mengundang rahmat dan ampunan Allah.

Pernah terjadi di Bashrah, seorang pemabuk yang sangat buruk moralnya meninggal dunia. Istrinya memberitahukan hal itu kepada para tetangganya, tetapi mereka sama sekali tidak memperdulikan dan tidak mau merawatnya. Karena itu ia memanggil empat orang buruh upahan untuk merawat jenazahnya dan kemudian membawanya ke mushalla. Tetapi sesampainya di sana tidak ada seorangpun yang hadir untuk menyalatkannya. Beberapa orang yang mengetahui hanya melihat dan membiarkannya setelah tahu siapa gerangan jenazah itu. Empat buruh itupun tidak bisa melaksanakan shalat jenazah. Karena tidak tahu harus bagaimana, istrinya itu memerintahkan orang-orang upahan itu untuk membawanya ke pinggiran hutan dan menguburkannya di sana.

Tidak jauh dari hutan tersebut ada sebuah bukit, yang di sana ada seseorang yang saleh dan sangat zuhud menyendiri untuk beribadah kepada Allah. Ia tidak pernah turun dan berkumpul di masyarakat kecuali untuk shalat Jum’at. Entah bagaimana asal-muasalnya, tiba-tiba orang itu turun gunung dan mendatangi jenazah sang pemabuk yang tengah digali kuburannya itu, dan ia menyalatkannya. Setelah itu ia duduk menunggu untuk memakamkannya.

Peristiwa turunnya sang saleh dan zahid dari pertapaaanya di atas bukit itu menjadi berita menggemparkan bagi masyarakat sekitarnya. Mereka merasa takjub dan keheranan sehingga datang berduyun-duyun ke pinggiran hutan tersebut. Salah satu dari tokoh masyarakat tersebut menghampiri orang saleh tersebut dan berkata,
“Wahai Tuan, mengapa engkau menyalatkan jenazah orang ini sedangkan ia orang yang sangat buruk dan banyak sekali berbuat dosa kepada Allah?”
Orang saleh itu berkata,
“Aku diperintahkan (tentunya melalui ilham) turun ke tempat ini karena ada jenazah seseorang yang telah diampuni oleh Allah, sedangkan tidak seorangpun di sana kecuali hanya istrinya!!”

Orang-orang jadi keheranan mendengar jawaban tersebut, bertahun-tahun mereka tinggal bersama orang itu dan sama sekali tidak pernah melihat dan mengetahui kebaikan yang dilakukan olehnya. Sang zahid tampaknya mengetahui kebingungan masyarakat, karena itu ia memanggil istrinya dan berkata, “Bagaimana sebenarnya keadaan dan perilaku suamimu itu??”
Sang istri berkata,
“Seperti yang diketahui banyak orang, sepanjang hari ia hanya sibuk minum-minuman keras (khamr) di kedai-kedai. Pulangnya di malam hari dalam keadaan mabuk dan tidak sadarkan diri. Seringkali ketika ia tersadar di waktu fajar, ia mandi dan wudhu kemudian shalat subuh. Tetapi di pagi harinya ia kembali ke kedai-kedai untuk minum khamr seperti biasanya. Hanya saja di rumah kami tidak pernah kosong dari satu atau dua orang anak yatim, yang ia sangat menyayanginya melebihi anaknya sendiri. Dan di waktu sadarnya, ia selalu bermunajat sambil menangis sesenggukan: Ya Allah, di bagian jahanam yang manakah akan Engkau tempatkan penjahat (yakni dirinya sendiri) ini??”

Sang zahid berkata, “Sungguh Maha Luas Kasih Sayang Allah, mungkin karena sangat sedikitnya kebaikan yang dilakukannya sehingga merasa rendah dan hina di hadapan Allah. Dan juga kesabarannya menanggung kehinaan dan cibiran sinis dari lingkungannya, yang mengundang rahmat dan ampunan Allah!!”

Mendengar penjelasan itu, anggota masyarakat yang hadir segera ikut menyalatkan jenazah pemabuk tersebut, dan ikut serta menguburkannya.

Lelaki Pemakai Cincin Emas



Suatu hari Rasulullah melihat seorang lelaki memakai cincin emas. Seketika, Rasulullah mencabut cincin tersebut dari jari lelaki tersebut, dan melemparkannya sambil bersabda,
“Seseorang dari kalian sengaja mengenakan batu neraka pada tangannya.”

Ketika Rasulullah telah pergi, salah seorang sahabat menyuruh lelaki pemakai cincin tadi untuk mengambil cincinnya kembali. Ia menyarankan agar bisa menggunakan untuk keperluan lain, atau menjualnya. Tetapi lelaki itu menolak.
“Demi Allah, aku tidak akan mengambil, karena cincin itu telah dibuang Rasulullah.”

Padahal, Rasulullah tidak melarang lelaki tersebut untuk memanfaatkan cincin tersebut pada kepentingan lain. Ia hanya melarang memakainya. Tetapi, si lelaki tersebut enggan mengambil cincin itu kembali, atas dasar cintanya kepada Rasulullah dan keinginan untuk menambah ketaatan dirinya kepada Rasulullah.
Sebenarnya cincin itu bisa digunakan untuk keperluan lain. Yang dilarang, hanyalah pemakaian cincin tersebut dikalangan lelaki. Sementara bagi wanita, cincin tersebut halal dipakai sebagai sarana berhias dan mempercantik diri.

Janji Allah Bagi Orang Yang Bertaqwa


Yang Allah SWT menjanjikan kemuliaan di dunia dan akhirat.

Diantara yangg akan diperolehnya di dunia adalah:
1.Dibukanya keberkahan, dimudahkan semua urusannya, dan diberikan dia rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Allah berfirman: Firman Allah dalam AlQuran:
“Siapa yang bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangka.″ (Ath-Thalaaq:2-3)
2. Memperoleh dukungan dan bantuan dari Allah.
3. Dijaga oleh Allah dari tipu daya musuh.
"Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.” (Ali Imran:120)

Dan diakhirat akan beroleh Syurga, Firman Allah;
“Sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa (disediakan) surga-surga yang penuh kenikmatan di sisi Rabbnya." (Al-Qalam:34)

Buktikan taqwa dengan selalu berbuat kebaikan
Allah SWT berfirman; "Sesungguhnya perbuatan-perbuatan baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk." (Hud:114)

Kata-Kata Mutiara Dari Martin Luther King JR




2001. Ambil langkah pertama dengan penuh kepercayaan. Anda tak perlu melihat keseluruhan dari anak tangga tersebut. Cukup ambil langkah pertama!

2002. Mimpi saya adalah dunia dimana orang-orang tidak diperlakukan berdasarkan warna kulit, tetapi berdasarkan nilai karakter.

2003. Tak ada hal di dunia ini yang lebih berbahaya daripada kebodohan tulen dan kebodohan yang disengaja.

2004. Berakhirnya kehidupan kita adalah saat kita menjadi diam terhadap hal-hal yang penting.

2005. Harta bertujuan untuk melayani hidup, dan tidak peduli seberapa banyak kita memenuhinya dengan kepemilikan dan kehormatan, Ia tetaplah tak memiliki jiwa. Ia hanyalah bagian dari alam, bukan manusia.

2006. Kami yang bersatu dalam aksi secara damai bukanlah pencipta kekacauan, tetapi semata-mata menyeret kekacauan yang bersembunyi itu sendiri untuk keluar.

2007. Tujuan pendidikan adalah untuk mengajarkan seseorang berpikir secara intensif dan kritis. Intelejensi ditambah karakter adalah tujuan dari pendidikan yang benar.

2008. Mengasihani mungkin mewakilkan sedikit kepedulian terhadap orang lain yang mendorong anda untuk memberikan sesuatu, tetapi rasa simpati yang tulus menuntut perhatian dan pemberian dengan segenap jiwa anda.

2009. Ketika anda benar, anda tak dapat bersikap terlalu radikal. Dan, ketika anda salah, anda juga tidak dapat bersikap terlalu konservatif.

2010. Kita harus dapat menggunakan waktu dengan kreatif.

2011. Apapun hal yang mempengaruhi satu hal secara langsung, juga mempengaruhi segala hal secara tak langsung. Aku takkan bisa mencapai apapun yang ku mau hingga andapun mencapai apapun yang anda mau. Ini adalah hubungan saling terkait dari realitas.

2012. Perang adalah pahatan yang merusak ukiran kedamaian di hari esok.

2013. Tak ada hal yang lebih menyedihkan dari pada mendapati seseorang yang berakhir hidupnya, dan dengan nafas terhenti.

2014. Tidaklah cukup dengan hanya berkata kita harus menghentikan perang. Lebih diperlukan untuk mencintai kedamaian dan berkorban untuknya.

2015. Kita harus menghancurkan Kebencian yang hanya menghasilkan kebencian, peperangan yang hanya mendatangkan peperangan yang lebih besar, atau kita hanya akan terjatuh ke dalam jurang kehancuran.

2016. Sebuah bangsa yang terus menerus menghabiskan uangnya untuk memperkuat militer dibandingkan tujuan kemajuan sosial adalah sedang mendekatkannya pada kehancuran spiritual.

2017. Kekuatan ilmiah kita telah berkembang lebih cepat melewati kemampuan spiritual. Kita memiliki misil peluru kendali bersama dengan orang-orang yang tidak memiliki kendali.

2018. Kita harus belajar untuk hidup bersama sebagai satu persaudaraan, atau binasa bersama sebagai orang bodoh.

2019. Dunia harus mencatat bahwa tragedi terbesar pada masa transisi sosial bukanlah keributan maupun lengkingan dari orang-orang jahat, melainkan keheningan yang mengerikan dari orang-orang baik.

2020. Setiap orang harus memutuskan apakah mereka akan berjalan dalam kebahagiaan yang mementingkan sesama atau dalam keegoisan yang menghancurkan.

2021. Kita harus menerima kekecewaan yang terbatas, namun jangan pernah kehilangan harapan yang tak terbatas.

2022. Pertanyaan yang paling mendesak dan ditanyakan dalam hidup adalah; "Apa yang sudah anda lakukan untuk orang lain?"

2023. Kebohongan tidak akan dapat bertahan.

2024. Kita mungkin datang dari berbagai kapal yang berbeda, tetapi kini kita berada di dalam perahu yang sama.

2024. Orang seharusnya mengembangkan konflik kemanusiaan dengan cara menolak balas dendam, agresi dan dendam, yaitu sebuah yayasan dengan metode yang penuh cinta kasih.

2025. Tak akan ada kekecewaan mendalam jika cinta yang mendalam tak ada disana.

2026. Hukum dan peraturan ada dengan tujuan membangun keadilan, Dan ketika mereka gagal dalam tujuannya, mereka menjadi tembok penghalang yang menghalangi kemajuan sosial.

2027. Pertanyaannya bukanlah apakah kita akan menjadi kaum ekstrimis atau tidak, tetapi menjadi kaum ekstrimis seperti apakah kita nantinya. Negara dan dunia tengah berada dalam kebutuhan akan ekstrimis yang kreatif.

2028. Kecintaan terhadap sesama patut dihargai, tetapi bukanlah semata karena ketidakadilan ekonomi yang membuatnya dibutuhkan.

2029. Tanpa kekerasan adalah satu-satunya senjata hebat, yang memotong tanpa melukai, dan memuliakan orang yang menggenggamnya, juga pedang yang menyembuhkan.

2030. Segala sesuatu yang kita lihat adalah balutan bayang-bayang yang tidak dapat kita lihat.

2031. Tragedi paling mengerikan bukanlah penindasan dan kekejaman yang dilakukan oleh orang-orang jahat, tetapi justru yang dilakukan oleh orang-orang baik yang bersembunyi dibaliknya.

2032. Ditengah-tengah prinsip tanpa kekerasan terdapat prinsip kasih sayang.

2033. Aku tidak tertarik dengan kekuatan untuk tujuan kekuatan, tetapi aku tertarik dengan kekuatan untuk tujuan moral, dan hal itu adalah benar dan baik.

2034. Keadilan yang ditunda adalah keadilan yang ditolak.

2035. Kita harus membangun bendungan keberanian untuk menahan luapan ketakutan.

2036. Seni penerimaan adalah membuat seseorang melakukan hal kecil untukmu, dan mungkin membuatnya melakukan hal lainnya yang lebih besar lagi untuk anda.

2037. Setiap perkembangan memang menyulitkan, dan jalan keluar dari permasalahan membawa kita menghadapi permasalahan lainya.

2038. Kerusuhan adalah bahasa yang tak pernah didengarkan.

2039. Kedamaian bukanlah sekedar tujuan jangka panjang yang kita cari, tetapi makna yang terkandung dengan kita mencapai tujuan tersebut.

2040. Seseorang yang tidak mati demi memperjuangkan sesuatu, tidaklah pantas untuk hidup.

2041. Apapun pekerjaan dalam hidup anda, lakukanlah sebaik-baiknya. Seseorang seharusnya melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya, sehingga; orang yang masih hidup, yang sudah mati, dan yang belum terlahir, tak dapat melakukannya dengan lebih baik lagi.

2042. Seorang pemimpin bukanlah seorang pencari dukungan suara, tetapi mereka yang menciptakan dukungan suara.

2043. Pada akhirnya, kita akan mengingat bukan pada kata-kata dari musuh kita, tetapi keheningan dari teman-teman kita.

2044. Mereka yang menerima kejahatan tanpa menolaknya, bagaikan orang bekerja sama dengan kejahatan itu sendiri.

2045. Makna yang kita gunakan harus semurni tujuan akhir yang kita cari.

2046. Kita bukanlah pencipta sejarah, tetapi kami tercipta oleh karena sejarah.

2047. Melihat tidak berarti selalu mempercayai.

2048. Orang negro membutuhkan orang kulit putih untuk membebaskannya dari rasa takut. Sementara orang kulit putih membutuhkan orang kulit hitam untuk membebaskannya dari kesalahan.

2049. Ketidakadilan dimana-mana adalah ancaman keadilan dimana-mana.

2050. Jangan pernah lupa dengan apa yang pernah Hitler lakukan di Jerman adalah legal.