Cari Artikel

Allah SWT Menolak 1 Doa Dari 3 Doa Rasulullah SAW



Amir bin Said dari bapaknya berkata bahwa: "Satu hari Rasulullah SAW telah datang dari daerah berbukit. Apabila Rasulullah SAW sampai di masjid Bani Mu'awiyah lalu beliau masuk ke dalam masjid dan menunaikan shalat dua rakaat. Maka kami pun turut shalat bersama dengan Rasulullah SAW.

Kemudian Rasulullah SAW berdo'a dengan do'a yang agak panjang kepada Allah SWT.
Setelah selesai beliau berdoa maka Rasulullah SAW pun berpaling kepada kami lalu bersabda yang bermaksud:
"Aku telah memohon kepada Allah SWT tiga perkara, dalam tiga perkara itu cuma dia memperkenankan dua perkara saja dan satu lagi ditolak.

1. Aku telah memohon kepada Allah SWT supaya ia tidak membinasakan umatku dengan musim susah yang berpanjangan. Permohonanku ini diperkenankan oleh Allah S.W.T. 
2. Aku telah memohon kepada Allah SWT supaya umatku ini jangan dibinasakan dengan bencana tenggelam (seperti banjir besar yang telah melanda umat Nabi Nuh s.a). 
Permohonanku ini telah diperkenankan oleh Allah SWT.
3. Aku telah memohon kepada Allah SWT supaya umatku tidak dibinasakan kerana perselisihan sesama mereka (peperangan, keributan antara sesama Islam). Tetapi permohonanku telah tidak diperkenankan (telah ditolak)."

Apa yang kita lihat hari ini ialah negara-negara Islam sendiri berselisih antara satu sama lain, hari ini orang Islam berperang sesama orang islam, orang kafir menepuk tangan dari belakang, apakah ini indah kita melihatnya?

Kisah Taubatnya Hasan Al Bashri



Imam Hasan Al Bashri adalah seorang ulama tasauf yang sangat zuhud dari kalangan tabi’in, yang lahir pada tahun 21 Hijriah, dua hari sebelum terbunuhnya khalifah Umar bin Khaththab dan meninggal tahun 110 Hijriah.
Ia lahir, tumbuh dan tinggal di Kota Bashrah, sehingga dinisbahkan menjadi namanya al Bashri. Tidak kurang dari 370 orang sahabat, 70 orang di antaranya adalah ahlul Badar, yang menjadi guru dan rujukan Hasan al Bashri dalam menuntut ilmu. Termasuk di antaranya adalah Ali bin Abi Thalib, yang digelari Nabi SAW sebagai pintunya ilmu. Namun kisah taubatnya Hasan al Bashri termasuk unik dan memilukan.

Sebelumnya, Hasan adalah seorang pemuda tampan yang hidup berkelimpahan harta. Ia selalu memakai pakaian yang indah-indah dan suka berkeliling kota untuk bersenang-senang. Suatu ketika ia melihat seorang wanita yang sangat cantik dan tubuh sangat memikat, Hasan berjalan di belakangnya dan mengikuti langkahnya kemanapun ia pergi. Tiba-tiba wanita itu berpaling kepada Hasan dan berkata,
“Tidakkah engkau malu??”
Hasan berkata,
“Malu kepada siapa??”
Wanita itu menjawab,
“Malu kepada Zat yang Maha Mengetahui apa yang ada di balik pandangan matamu, dan apa yang tersimpan di dalam dadamu!!”

Hasan sempat tertegun dengan perkataan wanita itu, yang rasanya menghunjam jauh ke dalam hatinya. Sempat terjadi pergolakan, tetapi kecantikan dan pesona wanita itu seolah membetot sukmanya, terutama dua matanya yang jeli memikat. Ia benar-benar jatuh hati dan tidak mampu rasanya untuk berpaling, karena itu ia terus mengikutinya. Ketika tiba di depan rumahnya, lagi-lagi wanita itu berpaling dan berkata,
“Mengapa engkau mengikuti hingga ke sini??”
Hasan berkata,
“Aku terfitnah (tergoda) dengan keindahan dua matamu!!”

Sesaat terdiam, kemudian wanita itu berkata,
“Baiklah kalau begitu, duduklah sebentar, aku akan memenuhi apa yang engkau inginkan!!”

Hati Hasan sangat gembira, dikiranya wanita itu juga jatuh hati kepadanya dan akan bersedia menjadi istrinya. Bagaimanapun juga ia seorang pemuda yang tampan dan kaya, sangat mungkin kalau wanita itu akan menerima cintanya. Tidak lama berselang, muncul pelayan wanita dengan membawa baki tertutup sebuah sapu tangan, yang langsung menyerahkannya kepada Hasan. Ia membuka sapu tangan itu, dan seketika wajahnya menjadi pucat pasi. Dua bola mata, dengan sedikit percikan darah tergeletak di atas baki itu. Pelayan wanita itu berkata,
“Tuan puteri saya berpesan kepada tuan: Aku tidak menginginkan mata, yang menyebabkan fitnah bagi orang lain!!”

Tubuh Hasan bergetar hebat penuh ketakutan, dan ia segera berlari pulang. Tubuhnya lunglai seolah tidak memiliki tulang belulang. Sambil memegang jenggotnya, ia berkata kepada dirinya sendiri,
“Oh, alangkah hinanya engkau, percuma saja engkau berjenggot, tetapi engkau jauh lebih hina daripada wanita itu!!”

Semalaman itu Hasan hanya menangis penuh penyesalan dan bertaubat kepada Allah. Pagi harinya ia mendatangi rumah wanita itu untuk meminta maaf dan kehalalan dari dirinya. Tetapi rumah wanita itu dalam keadaan tertutup, dan terdengar tangisan dari dalamnya. Salah seorang tetangganya memberitahukan kalau wanita pemilik rumah itu telah meninggal. Hasan makin tenggelam dalam kesedihan dan penyesalan.
Tiga hari lamanya ia tidak keluar rumah, waktunya hanya berisi tangis penyesalan atas apa yang telah dilakukannya, dan bertaubat kepada Allah. 

Pada hari ketiga, ia bermimpi melihat wanita itu sedang duduk di surga. Hasan menghampirinya dan berkata,
“Berilah aku maaf dan kehalalan atas apa yang aku lakukan!!”
Wanita itu berkata,
“Aku telah memaafkan dan menghalalkanmu, karena aku telah memperoleh kebaikan yang banyak dari Allah, dengan sebab dirimu!!”
Hasan berkata lagi,
“Berilah aku nasehat!!”
Wanita itu berkata,
“Ketika engkau dalam kesendirian (kesunyian), berdzikirlah kepada Allah Ta’ala. Ketika engkau berada di pagi dan sore hari, beristighfarlah dan bertaubatlah kepada Allah!!”

Setelah terbangun dari mimpinya itu, hati Hasan menjadi lebih lega. Ia merubah total pola hidupnya syelama ini. Semua harta yang dimilikinya disedekahkan di jalan Allah, ia hidup dalam keadaan zuhud dan selalu dalam ketaatan, memperdalam ilmu dari para sahabat Nabi SAW yang memang banyak yang tinggal di kota Bashrah.

Tentang Satu Amal



Dari Mu’adz bin Jabal r.a. berkata: Aku bertanya,
“Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepadaku tentang satu amal yang memasukkan aku ke surga dan menjauhkanku dari neraka!”
Rasulullah saw menjawab,
"Engkau menanyakan kepadaku tentang perkara besar yang sebenarnya mudah bagi orang yang diberi kemudahan oleh Allah untuk menjalankannya yaitu hendaklah engkau beribadah kepada Allah tanpa menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun,mendirikan shalat, membayar zakat, shaum di bulan Ramadhan dan pergi haji ke Baitullah." 

Kemudian beliau bersabda,
"Tiadakah kau kuberitahu tentang pintu-pintu kebaikan? Shaum itu adalah perisai, sedekah memadamkan dosa atau kesalahan seperti air membunuh api dan shalat di tengah malam."

Lalu Rasulullah saw membaca ayat betikut:
"Lambung mereka renggang dari tempat tidurnya sedang mereka berdoa kepada Rabb-nya dengan rasa takut dan penuh harap serta menafkahkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Seorang pun tidak mengetahui apa yang disembunyikan untuk mereka, yaitu (bermacam macam nikamat) yang sedap dipandang mata sebagai balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan." (As Sajdah16-17).

Lalu beliau bersabda,
"Tidakkah kau kuberitahukan tentang pokok segala perkara, tiang dan puncaknya?"
Aku menjawab,
“Tentu, wahai Rasulullah!”
Maka beliau berkata,
"Pokok segala perkara ialah Islam, tiangnya ialah shalat, puncaknya adalah jihad!
Tiadakah kau kuberitahu tentang penopang semuanya itu?" tanya beliau lagi.
“Ya,” jawabku.

Maka Rasulullah memegang lidahnya sambil bersabda, "Peliharalah ini!"
Kemudian aku bertanya,
“Wahai Nabiyullah, apakah kita akan disiksa karena pembicaraann kita?”
Maka Rasulullah bersabda, "Hai … ibumu kehilanganmu! Bukankah wajah (atau hidung) manusia disungkurkan ke api neraka, lantaran dosa-dosa dari tergelincirnya lidah-lidah mereka?'”(Tirmidzi. Menurut beliau, hadits ini hasan shahih)

Wallahu 'alam...

Kata-Kata Mutiara Dari Felix Siauw




2551. Sekuat-kuat musibah dihadapi sendiri, lebih kuat musibah dihadapi berdua.

2552. Jodoh itu kayak pesawat, kalo nggak mau delay ya jangan naik pesawat.

2553. Jodoh itu kayak pesawat, bisa ontime, kadang delay, kadang- kadang delay banget.

2554. Nggak semua kata negatif itu salah, nggak semua kata positif itu benar.

2555. Tak pernah merasa cukup adalah kelemahan dan kekuatan manusia, bila itu untuk ibadah beruntunglah kita bila untuk dunia matilah kita.

2556. Bila wanita tak lagi mampu menghargai diri, bagaimana dia mampu dihargai oleh lelaki?

2557. Bila menunggu waktu untuk beramal, tatkala mau beramal mungkin sudah tiada waktu.

2558. Kisah hidup kita mungkin tak sempurna, namun itu bagian pembelajaran sempurna.

2559. Lelaki yang baik akan bahagiakan ibunya lebih dulu, bila ibunya saja bahagia dibuatnya apalagi istrinya nanti.

2560. Menyendiri bukan berarti tak mampu mencinta, tapi pilihan sikap sampai pantas mencinta.

2561. Banyak duit itu nggak penting yang penting tau cari duit halal, tau banyak nggak penting yang penting mau belajar.

2562. Boleh-boleh aja melatih kata- kata dan pikiran positif, tapi keburukan tetap harus dilarang dan dijauhi.

2563. Bila ada yang merasa terganggu dengan perbuatan baik, siapapun dia, jelas bukan bermaksud baik.

2564. Nilai makanan bukan dari harga tapi rasa, nilai lelaki bukan dari harta tapi takwa.

2565. Menghasilkan satu karya yang berharga dimulai dengan menghargai karya orang lain.

2566. Manusia akan mati generasi akan berganti, cerita dan lisan apa yang akan kita warisi?

2567. Rindukan masa depan yang buatmu bersemangat dan masa lalu yang bisa menjadi pengingat, karena hidup hanya sesaat.

2568. Seringkali kita bermaksud baik namun malah disalahgunakan, terkadang perlu untuk paham yang tahu diri dan yang tidak.

2569. Hidup ini hanya sementara dan hanya sebentar, karenanya sampaikan kebenaran tanpa getar.

2570. Bukan dunia yang kita kejar namun keabadian surga, bersabarlah sebentar walau yang fana begitu menarik mata.

2571. Tak pernah merasa cukup adalah kelemahan dan kekuatan manusia, bila itu untuk ibadah beruntunglah kita bila untuk dunia matilah kita.

2572. Kita perbanyak diri bergantung pada manusia yang akan berakhir, tapi selalu abai pada Dia yang menguasai hari akhir.

2573. Kita menertawakan sesuatu yang kelak akan kita tangisi, mengumpulkan semua yang justru akan membebani.

2574. Manfaatkan lidah masih bisa menyuarakan kebenaran, sebelum ia diam karena lilitan maksiat di hari pembangkitan.

2575. Ada kalimat majemuk yang disukai ibu-ibu tapi ibu-ibu nggak mau bila ia dibalik, kata majemuk itu ialah "suami berbagi"

2576. Semua ide awalnya adalah mustahil, sebelum seseorang meyakininya, berbuat sesuatu lalu merealisasikakannya.

2578. Berhias hingga suami tak lepas pandangannya padamu itu indah, berhias bagi lelaki manapun yang melihatmu itu musibah.

2579. Merancang perjalanan itu baru bisa setelah tau tujuan perjalanan, memantaskan diri juga baru berarti setelah tau tujuan pernikahan.

2580. Membaca dua kali itu lebih baik dari berbicara satu kali, bertanya dua kali itu lebih baik daripada salah satu kali.

2581. Jika kita berbuat baik lalu mendapati kawan yang tidak suka, setidaknya kita jadi tahu mana yang layak dikawani dan yang mana yang tidak.

2582. Mencaci orang lain tak menunjukkan kelemahannya, tapi jelas menunjukkan kelas dan kelemahanmu.

2583. Mencaci maki itu tiada ada untungnya, bila cacianmu benar tiada menamabah kemuliaanmu, bila cacianmu salah hancurlah kehormatanmu.

2584. Mencaci orang lain itu seperti meludah ke langit, tidak mengena kecuali ke wajah sendiri.

2585. Terus menerus manusia tanpa berpuas mengejar sesuatu yang dia inginkan, hingga terlambat ia sadari bahwa semua itu bukan yang ia perlukan.

2586. Kalau bisnis jangan emosi, kalau emosi jangan bisnis.

2587. Muslimah sudah cantik sejak syahadatnya, lengkap keindahannya dengan ketaatannya.

2588. Yang memuji lebih penting dari pujian, tiada guna selaksa pujian bila datangnya dari syaitan.

2589. Apabila arah jalanmu dan jalanku sama, satu saat kau dan aku pasti berjumpa.

2590. Aku tak pernah bisa ungkapkan alasan mengapa mencintaimu, yang kutahu aku tidak memiliki alasan untuk tidak mencintaimu.

2591. Hidup bukan drama korea, stand up and get a life!

2592. Akal itu tempat perbendaharaan kata-kata, begitulah pilihan kata menggambarkan akal yang punya.

2593. Jangan sampai ruang hatimu penuh disesaki rasa iri dan benci, hingga hampir-hampir tak menyisakan ruang untuk dicintai.

2594. Disakiti karena salah memilih itu memang bagian dari bodoh, tapi bertahan sakit agar dia memperhatikanmu itu jauh lebih bodoh.

2595. Hati tidak bisa memilih, kita yang memilih, merasa sakit hati itu pilihan, jadikan pelajaran juga pilihan.

2596. Bahagia hati tiada datang sendiri ia hasil daripada memaknai dan memahami Allah tiada lalai dalam memberi dan menilai.

2597. Menggalau yang belum pasti jadi suami atau istri itu rugi 2x, korban perasaan dan buang-buang waktu juga duit.

2598. Rindukan masa depan yang buatmu bersemangat dan masa lalu yang bisa menjadi pengingat, karena hidup hanya sesaat.

2599. Seringkali kita bermaksud baik namun malah disalahgunakan, terkadang perlu untuk paham yang tahu diri dan yang tidak.

2600. Bukan dunia yang kita kejar namun keabadian surga, bersabarlah sebentar walau yang fana begitu menarik mata.

Najasyi, Raja Habasyah



Najasyi, yang nama aslinya Ashamah bin Abjar, adalah raja Habasyah, sebuah negeri di Afrika yang mayoritas penduduknya beragama Nashrani.

Ketika tekanan dan siksaan kaum kafir Quraisy terhadap orang-orang Islam makin meningkat, Nabi SAW memerintahkan sekelompok sahabat yang dipimpin oleh Ja'far bin Abi Thalib berhijrahke negeri tersebut. Nabi SAW bersabda kepada mereka,
"Sesungguhnya di Habasyah terdapat seorang raja, siapa saja yang berada di sisinya tidak akan didzalimi. Maka pergilah kalian ke sana hingga Allah memberikan kelapangan dan jalan keluar dari kondisi yang sedang kalian hadapi sekarang ini."

Ternyata memang benar, mereka mendapat perlakuan yang baik dan tidak dihalangi untuk menjalankan ibadah, walaupun berbeda dengan agama yang dianut penduduk Habasyah, Nashrani. Sebaliknya, kaum kafir Quraisy merasa iri dan marah, karena itu mereka bersepakat untuk mengirimkan utusan pada Najasyi sambil memberikan hadiah-hadiah, sekaligus meminta agar ia mengusir para muhajirin muslim tersebut dari negerinya, mengembalikan lagi ke Makkah.

Utusan kaum Quraisy yang dipimpin oleh Amr bin Ash dan Abdullah bin Abi Rabiah (dalam riwayat lain, Umarah bin Walid) memberikan hadiah kepada Najasyi dan para panglimanya, kemudian meminta agar orang-orang muslim yang berlindung di negeri tersebut dikembalikan kepada sanak keluarganya di Makkah. Dengan tegas Najasyi berkata,
"Tidak, demi Allah, aku tidak akan mengembalikan mereka sebelum aku berbicara dengan mereka, dan akan kupertimbangkan dengan matang urusan ini. Sungguh mereka telah datang ke negeriku dan memilih perlindunganku daripada perlindungan orang lain, termasuk kalian…."

Begitulah Najasyi panjang lebar berbicara kepada dua orang Quraisy tersebut, yang intinya menolak mengabulkan permintaan mereka tanpa konfirmasi dengan kaum muslimin tersebut. Setelah itu ia memerintahkan para pengawalnya untuk mendatangkan utusan kaum muslimin.

Ketika Ja'far bin Abu Thalib dan beberapa sahabat didatangkan menghadap Najasyi, ia menjawab dan menjelaskan panjang lebar tentang Islam. Najasyi meminta agar dibacakan beberapa wahyu yang diturunkan, Ja'far-pun membacakan permulaan Surah Maryam. Najasyi dan beberapa uskup di sebelahnya menangis hingga air mata membasahi janggutnya, kemudian ia berkata,
"Demi Allah, ini dan apa yang dibawa Musa muncul dari misykah yang sama. Pergilah kalian berdua!! Aku tidak akan menyerahkan mereka kepada kalian..!"

Misykah adalah lubang tempat diletakkannya lampu penerangan, sehingga dari tempat itu cahaya memancar menerangi tempat sekitarnya. Dengan perkataannya tersebut, sedikit banyak Najasyi telah memberikan pengakuan bahwa Islam adalah agama wahyu, sama seperti halnya agama Nashrani yang dipeluknya.

Ternyata dua orang Quraisy itu tidak mau menyerah begitu saja. Keesokan harinya, mereka menghadap Najasyi, meminta agar mempertanyakan tentang Isa bin Maryam. Najasyi memenuhi permintaannya, sekali lagi para sahabat itu didatangkan lagi dan diminta menjelaskan pandangan mereka tentang Isa bin Maryam. Ja'far menjawab,
"Kami berkata tentang dirinya, sebagaimana diajarkan oleh Nabi SAW, yakni Isa adalah seorang hamba Allah, RasulNya dan RuhNya, sekaligus kalimahNya yang diletakkanNya pada Maryam, seorang perawan suci yang tidak mempunyai syahwat kepada lelaki."

Mendengar jawaban tersebut, Najasyi memukul tanah dengan tangannya dan mengambil sepotong ranting, kemudian berkata,
"Demi Allah, Isa bin Maryam tidak melebihi apa yang kamu katakan, walaupun hanya sepanjang ranting ini. Kalian aman di sini, jika ada orang yang menghina dan mencerca kalian, dia akan menanggung denda. Aku tidak suka seandainya memiliki gunung emas, sedangkan aku menyakiti salah satu dari kalian." 

Sebagian pembesar dan panglimanya tampak tidak senang dengan perkataan Najasyi, mereka mendengus marah. Najasyipun berkata,
"Aku tidak perduli jika kalian marah, kembalikan hadiah yang diberikan oleh kedua orang itu (yakni utusan Quraisy), Demi Allah, Allah tidak menerima suap dariku ketika Dia memberikan amanat kerajaan ini, karena itu aku tidak perlu menerima suap dalam urusanNya. Tidak juga Allah menuruti kemauan orang banyak dalam urusanku, sehingga aku tidak perlu menuruti kemauan kalian dalam urusanNya."

Dengan terpaksa mereka mengembalikan hadiah-hadiah tersebut kepada dua utusan Quraisy, dan keduanya keluar dari majelis Najasyi dengan perasaan terhina terhina.

Sikap tegas Najasyi ini ternyata harus dibayar mahal, beberapa orang panglima dan pembesar bersekongkol untuk merebut kekuasaan Najasyi, sehingga terjadi pertempuran antara dua kubu. Para sahabat sedih dan khawatir, kalau Najasyi kalah pastilah mereka tidak bisa lagi beribadah dengan tenang. Merekapun berdoa untuk keselamatan dan kemenangan Najasyi. Zubair bin Awwam dikirim untuk mengamati pertempuran tersebut, dan ia harus berenang menyeberangi sungai Nil. Setelah menunggu dengan harap-harap cemas, Zubair datang mengabarkan kemenangan pasukan Najasyi, para sahabatpun menjadi tenang.

Pada Dzulhijjah tahun 6 hijriah atau Muharam tahun 7 hijriah, Rasulullah SAW mengirim seorang utusan, yaitu Amr bin Umayyah adh Dhamry untuk menemui Najasyi. Amr membawa tiga missi,

1. Menyampaikan surat ajakan Nabi SAW kepada Najasyi untuk memeluk Islam.

2. Menyampaikan lamaran Nabi SAW kepada Ummu Habibah, janda Ubaidillah bin Jahsy yang murtad dan meninggal dalam agama Nashrani.

3. Mengajak para sahabat yang berada di Habasyah untuk berhijrah ke Madinah.

Ketiga missi ini berjalan sukses. Setelah membaca surat Nabi SAW, Najasyi meletakkan surat tersebut di depan matanya sambil menangis, kemudian turun dari singgasananya dan bersyahadat di depan Ja'far bin Abu Thalib. Najasyi juga mewakili Nabi SAW menyampaikan lamaran kepada Ummu Habibah, sekaligus menikahkan mereka berdua. Ketika rombongan para sahabat akan kembali ke Madinah, Najasyi menyiapkan dua buah perahu dan perbekalan lengkap untuk perjalanan tersebut. Ia juga menyertakan seorang utusan menemui Nabi SAW, untuk mengabarkan keislamannya, dan juga meminta Nabi SAW memohonkan ampunan bagi dirinya.

Rombongan dari Habasyah ini bertemu dengan Nabi SAW ketika di Khaibar. Ja'far menceritakan tentang pelayanan dan perlakuan Najasyi kepada para sahabat, tentang keislaman Najasyi dan permintaan doanya. Setelah mendengar penuturan tersebut, Nabi SAW mengambil wudlu dan mendoakan ampunan untuk Najasyi, beliau mengulangnya sampai tiga kali dengan diamini oleh para sahabat.

Najasyi wafat pada bulan Rajab tahun 7 hijriah, Nabi SAW sangat bersedih dan melakukan shalat ghaib untuk kewafatannya tersebut.