Cari Artikel

Waspada Dalam Persahabatan



Syahdan ada empat ekor binatang yang bersahabat di dalam hutan, yakni singa, serigala, ajag dan seekor gagak. Singa yang dianggap sebagai raja dan memang terkuat, selalu aktif mencari makanan, sedangkan tiga temannya cenderung pasif, kalau tidak bisa dikatakan sebagai malas. Mereka hanya mengandalkan pembagian atau makanan yang diberikan/disisakan oleh sang singa. Untungnya sang singa cukup bijaksana dan dermawan kepada sahabat-sahabatnya. 

Suatu ketika ada onta yang terlepas dari suatu kafilah dan tersesat masuk hutan, dan ia bertemu dengan sang singa. Sang singa berkata, “Darimana kamu datang, dan apa yang kamu inginkan??”

Sang unta menceritakan keadaan yang menimpanya dan berkata,
“Saat ini saya ingin menemani engkau, wahai sang raja!!”
Sang singa berkata,
“Jika engkau memang ingin berteman dengan aku, maka engkau akan tetap bersamaku dalam keadaan aman dan berkecukupan. Sesungguhnya engkau berada dalam perlindunganku!!”

Kemudian sang singa mengumumkan ke seluruh penduduk hutan tentang jaminan perlindungan yang diberikannya kepada sang unta, sehingga ia hidup tentram di sana, bahkan ia menjadi anggota baru dalam persahabatan mereka. Hanya saja sang unta tidak tergantung kepada sang singa dalam hal makanan seperti tiga temannya yang lain, karena ia hanya makan rumput-rumputan saja.

Suatu ketika sang singa terlibat pertarungan dengan seekor gajah, dan ia terluka parah karena terkena gadingnya. Ia mundur dari pertarungan tersebut dan jatuh tersungkur ketika tiba di sarangnya. Sang singa dalam keadaan sakit selama berhari-hari dan tidak bisa mencari makan. Mungkin bagi sang singa sendiri tidak terlalu masalah karena pada dasarnya ia memang punya cadangan makanan (lemak) di dalam tubuhnya, dan bisa bertahan tanpa makan hingga ia pulih kembali. Tetapi bagi tiga temannya, serigala, ajag dan gagak tidak demikian, mereka dalam keadaan kelaparan karena tidak ada mangsa yang ditangkap sang singa. Untuk mencari makan sendiri, mereka cenderung kesulitan karena tidak terbiasa sebelumnya. Sedangkan bagi unta tidak ada masalah, karena makanannya tidak tergantung pada sang singa.

Suatu ketika tiga hewan sahabat lamanya itu menjenguk sang singa yang sedang ditemani oleh unta. Segera saja singa berkata, “Kalian tentulah kelaparan dan menjadi lemah, karena aku belum bisa menangkap mangsa untuk kalian!!”
Salah satu dari mereka berkata,
“Kami tidak meresahkan diri kami sendiri, tetapi keadaan engkau sebagai raja kami yang kami khawatirkan. Apalagi kami tidak bisa berbuat sesuatu untuk meringankan penderitaan engkau!!”
Sang singa berkata,
“Aku tidak menyangsikan kesetiaan dan persaudaraan kalian. Tetapi jika memungkinkan, keluarlah dan carilah makanan untuk kalian dan juga untukku!!”

Mereka bertiga keluar dan mendiskusikan permintaan sang singa. Sang serigala berkata,
“Apa perduli kita dengan pemakan rumput itu (yakni unta)!! Marilah kita mendorong (menyarankan) raja kita untuk memangsanya, dan juga untuk makanan kita!!”
“Itu tidak mungkin!!” Kata sang ajag, “Kita tidak mungkin menyarankannya karena raja telah memberikan jaminan perlindungan kepadanya!!”
Sang gagak berkata,
“Serahkan urusan itu kepadaku!!”

Ketika unta sedang tidak bersama singa, sang gagak segera menemui singa dan mengajukan usul sang serigala. Singa langsung marah dengan usulan tersebut, ia berkata,
“Tidak pernah kubayangkan engkau akan mengajukan usulan seperti itu, dimanakah rasa setia kawanmu? Tidakkah engkau tahu, tidak ada perbuatan yang lebih mulia dari pada melindungi  binatang yang sedang dalam kesusahan, dan mengelakkan pertumpahan darahnya!!”

Sang gagak kembali kepada dua temannya dalam keadaan lunglai. Mereka bertiga tepekur merenungi nasibnya.
Tetapi tiba-tiba sang gagak berteriak,
“Aku punya ide!!”

Kemudian ia membisikkan rencana atau muslihat jahat kepada kedua temannya, dan mereka menyetujuinya.

Keesokan harinya mereka menemui sang singa yang sedang ditemani unta. Sang gagak berkata,
“Wahai tuanku raja, saya menyadari bahwa engkau membutuhkan sesuatu untuk mengembalikan kesehatanmu. Selama ini engkau telah bermurah hati kepadaku, karena itu aku ingin berkorban, menyerahkan diriku untuk menjadi makananmu!!”

Sang unta memandang gagak dengan mata berbinar, ia begitu kagum dengan kemuliaan jiwa gagak yang mau berkurban demi kesehatan rajanya. Tetapi tiba-tiba sang ajag berkata,
“Cukup, tidak mungkin engkau bisa memuaskan sang raja dengan tubuhmu yang begitu kecil. Tetapi tubuhku akan cukup untuk menjadi makanannya, biarlah aku saja yang berkurban untuk sang raja!!”

Sang unta mengalihkan pandangannya kepada ajag dengan penuh kekaguman, seperti ketika ia memandang gagak sebelumnya. Tetapi kemudian didengarnya sang serigala berkata,
“Tidak mungkin itu dilakukan, semua orang (atau, binatang) tahu bahwa perutmu kotor, penuh dengan barang busuk dan angin. Lagi pula dagingmu sangat busuk. Biarlah aku saja yang berkurban, dagingku ini pantas untuk makanan sang raja!!”

Kali ini sang unta memandang kepada serigala dengan pandangan yang sama dengan sebelumnya, penuh kekaguman. Ia tidak menyangka bahwa sebenarnya ia sedang dijebak untuk memasuki jalan kematiannya. Belum sempat ia berkata apa-apa, didengarnya sang gagak berkata,
“Setiap orang (atau binatang) tahu, barang siapa yang ingin bunuh diri, hendaknya ia makan daging serigala. Niscaya dia akan terkena penyakit diphteria, dan akan segera mati!!”

Sang unta yang telah terkagum-kagum dengan jiwa mulia para sahabatnya itu, yang mau mengurbankan diri demi sang raja, tanpa pikir panjang lagi berkata,
“Inilah daging saya, sedap dan mudah dicerna, akan sangat memuaskan bagi sang raja!!”

Sang gagak, ajag dan serigala segera saja berkata,
“Engkau benar!! Sungguh suatu persembahan yang perwira, dan kami setuju!!”

Segera saja ketiganya menerkam dan mencabik-cabik tubuh sang unta. Darah mengucur deras, sang unta roboh meregang nyawa dan mati seketika. Sang singa yang dalam keadaan sangat lemah, tidak mampu mencegah terjadinya peristiwa itu. Ia hanya bisa memandang sedih dan tidak percaya dengan peristiwa yang terjadi begitu cepatnya. Tampaknya ia harus lebih waspada dalam memilih teman dan sahabatnya di kemudian hari.

Berdebat Untuk Menolak Harta



Ada dua orang shaleh yang terlibat transaksi jual beli tanah.
Si pembeli mengolah tanahnya untuk ditanami, tetapi tiba-tiba ia menemukan sebuah bejana yang berisi penuh perhiasan emas. Ia memang seorang yang sangat wara’ (berhati-hati terhadap barang yang syubhat, apalagi yang haram), karena merasa bukan miliknya, ia membawa bejana berisi emas tersebut kepada penjual tanah, dan berkata, “Aku menemukan bejana berisi emas ini di tanah yang aku beli, ini pasti milikmu, ambillah!!”

Sang penjual tanah, selain shaleh ia juga sangat wara’ seperti halnya si pembeli tanah itu, ia berkata,
“Saya menjual tanah dan segala apa yang ada di dalamnya, jadi perhiasan-perhiasan itu memang milikmu!!”

“Tidak bisa,” Kata pembeli tanah lagi, “Aku hanya berniat (dan berakad) membeli tanahmu, dan tidak membeli emas-emasmu!!”

Penjual tanah berkata,
“Emas itu engkau temukan setelah tanah itu menjadi milikmu, jadi ia memang milikmu, bukan milikku!!”

Begitulah, mereka terus berdebat untuk menolak memiliki bejana berisi perhiasan emas yang nilainya (harganya) tentu sangat tinggi. Hal itu mereka lakukan semata-mata karena tidak ingin kemasukan dan memakan barang syubhat, yang akhirnya akan sangat menyulitkan mereka di yaumul hisaab kelak.

Karena masing-masing tidak mau mengalah untuk memiliki perhiasan-perhiasan tersebut, mereka membawa perkaranya ke seorang Hakim.

Setelah masing-masing menceritakan permasalahan dan argumennya, sang Hakim hanya menggeleng-gelengkan kepala tidak percaya, tetapi tampak sekali kekagumannya. Setelah berfikir sejenak, ia berkata, “Apakah kalian mempunyai anak!!”
Salah seorang berkata,
“Saya mempunyai anak laki-laki!!”
Satunya lagi berkata,
“Saya mempunyai anak perempuan!!”
Sang Hakim berkata, “Nikahkanlah anak-anak kalian, dan berikan bejana berisi emas itu kepada mereka untuk bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya!!”

Mereka berdua menerima solusi yang diputuskan Hakim, dan menikahkan anak-anak mereka.

Ketika Ruh Berpisah Dengan Jasad



Suatu ketika Nabi SAW mendatangi rumah istri kesayangan beliau, al Khumaira, Aisyah RA. Melihat kedatangan beliau, Aisyah yang sedang duduk bersila ingin bangkit menyambut, tetapi Rasulullah SAW bersabda,
“Duduklah saja pada tempatmu, wahai Ummul Mukminin, tidak perlu engkau berdiri!!”

Nabi SAW menghampiri Aisyah dan kemudian berbaring terlentang dengan berbantalkan pangkuannya, tampak sekali kemanjaan dan kasih sayang beliau kepadanya. Sepertinya pada hari itu Rasulullah SAW sangat lelah sehingga tidak lama berselang beliau telah tertidur. Aisyah memandangi wajah beliau dengan kasih sayang dan kekaguman. Tanpa disadari jari jemarinya mengurai jenggot Rasulullah SAW, dan Aisyah menemukan sembilan belas rambut jenggot yang telah memutih (beruban). Tiba-tiba saja tersirat dalam hatinya, “Sesungguhnya beliau akan keluar dari dunia (meninggal) sebelum aku, dan tinggallah umat Islam dalam keadaan tanpa nabi!!”

Merasakan kenyataan seperti itu, Aisyah jadi bersedih dan menangis, air matanya mengalir ke pipi dan menetes jatuh mengenai wajah Rasulullah SAW sehingga beliau terbangun. Dengan heran beliau bersabda,
“Apa yang membuatmu menangis, wahai Ummul Mukminin!!”

Aisyah menceritakan perasaan sedih yang menghantui dirinya, dan Nabi SAW hanya tersenyum mendengarnya. Beliau bersabda,
“Wahai Aisyah, keadaan apakah yang sangat menyusahkan bagi seseorang (yakni bagi ruhnya) ketika ia menjadi mayat?”
Aisyah berkata,
“Katakanlah padaku, ya Rasulullah!!”
Beliau berkata,
“Engkau saja yang mengatakannya dahulu!!”

Aisyah sejenak berfikir, kemudian ia berkata,
“Tidak ada yang menyusahkan atas diri mayit kecuali ketika ia diusung ke luar rumah menuju kuburnya, anak-anak yang ditinggalkannya akan berduka dan berkata: Wahai ayah, wahai ibu!! Begitu juga orang tuanya akan berkata: Wahai anakku, wahai anakku!!”
Nabi SAW bersabda,
“Hal itu memang terasa akan pedih, tetapi ada yang lebih pedih dari pada itu!!”
Aisyah berkata lagi,
“Tidak ada yang lebih berat bagi mayit kecuali ketika ia dimasukkan ke dalam liang lahad dan ia diurug di bawah tanah, anak dan orang tuanya, kerabat dan kekasihnya akan meninggalkannya pulang. Mereka membiarkannya sendirian beserta amal perbuatannya, menyerahkan urusannya kepada Allah. Kemudian setelah itu datanglah malaikat Munkar dan Nakir ke dalam kuburnya!!”

Beliau bersabda lagi,
“Apa lagi yang lebih berat dari apa yang engkau katakan itu?”
Akhirnya Aisyah menjawab,
“Allah dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui!!”
Maka Nabi SAW bersabda,
“Hai Aisyah, sesungguhnya saat yang paling berat (paling menyedihkan) bagi mayat adalah ketika tukang memandikan masuk ke dalam rumahnya untuk memandikan mayatnya….”

Kemudian beliau menjelaskan lebih lanjut, bahwa ketika tukang memandikan itu melepas cincin (atau perhiasan lainnya) dari tubuhnya, melepas pakaian pengantin (atau pakaian lainnya) dari badannya, melepaskan sorban para syaikh dan fuqoha dari kepalanya, ketika itulah sang ruh berseru saat melihat tubuhnya yang telanjang, seruan yang bisa didengarkan oleh seluruh mahluk kecuali jin dan manusia,
“Wahai tukang memandikan, demi Allah aku memohon kepadamu, agar engkau melepaskan pakaianku (dan lain-lainnya) dengan pelan-pelan, karena sesungguhnya saat ini aku tengah beristirahat dari sakitnya dikeluarkannya nyawaku oleh malaikat maut!!”

Ketika tukang memandikan menuangkan air ke mayatnya, sang ruh berteriak keras dengan teriakan yang didengar oleh semua mahluk, kecuali jin dan manusia,
“Hai tukang memandikan, demi Allah, janganlah engkau menuangkan air yang panas, jangan pula engkau tuangkan air yang terlalu dingin, sesungguhnya jasadku telah terbakar saat dicabutnya nyawaku!!”

Ketika tukang memandikan mulai menggosok tubuhnya, lagi-lagi sang ruh berteriak, “Wahai tukang memandikan, demi Allah, janganlah memegang tubuhku terlalu keras, sungguh jasadku telah terluka sebab keluarnya nyawaku!!”

Ketika selesai memandikan dan jasadnya diletakkan pada kain kafan, dan mulai diikat di bawah kakinya, sang ruh berseru lagi,
“Demi Allah wahai tukang memandikan, janganlah engkau ikat terlalu erat pada kepalaku, agar masih terlihat wajah-wajah keluargaku, anak-anakku, dan kerabat-kerabatku lainnya. Karena saat ini terakhir kali aku bisa melihat mereka, aku tidak akan melihatnya lagi hingga hari kiamat tiba!!” 

Ketika dikeluarkan dari rumahnya dan diletakkan di dalam keranda, sang ruh berseru lagi,
“Demi Allah, wahai para pengantarku, janganlah tergesa-gesa membawaku pergi sehingga aku berpamitan kepada rumahku, keluargaku, kerabatku, dan harta-hartaku. Aku tinggalkan istriku menjadi janda, anak-anakku menjadi yatim, karena itu janganlah kalian menyakiti mereka. Biarkanlah aku sesaat untuk mendengarkan suara keluargaku, anak-anakku, dan kerabat-kerabatku, karena aku akan berpisah hingga saat kiamat tiba….!”

Ketika kerandanya dipikul dan keluar tiga langkah dari rumahnya, lagi-lagi sang ruh berseru,
“Hai para kekasihku, saudara-saudaraku dan anak-anakku, janganlah kalian terbujuk oleh dunia sebagaimana dunia telah memperdaya aku!! Janganlah kalian dipermainkan oleh jaman sebagaimana ia telah mempermainkan aku!! Ambillah ibarat (hikmah) dariku!! Sesungguhnya aku meninggalkan untuk ahli warisku apa yang aku kumpulkan, dan aku tidak membawa (manfaat) apapun dari dunia (harta) yang kutinggalkan, bahkan Allah akan menghisabku. Engkau bersenang-senang dengannya (harta peninggalanku itu) dan kalian tidak mendoakan aku!!”

Sungguh nasehat yang sangat berharga. Sayangnya, semua seruan dan teriakan ruh tersebut yang bisa didengar oleh seluruh mahluk, ternyata jin dan manusia tidak bisa mendengarnya. Padahal justru dua jenis mahluk itu yang sebenarnya bisa memperoleh banyak manfaat dan pengajaran jika saja bisa mendengar dan memahami seruan sang ruh. 

Ketika jenazahnya dishalatkan dan sebagian orang lainnya meninggalkan masjid atau musholla, sang ruh berseru lagi,
“Demi Allah, wahai saudara-saudaraku, aku tahu bahwa orang mati akan dilupakan oleh orang-orang yang masih hidup, akan tetapi janganlah kalian cepat-cepat pulang sebelum kalian melihat tempat tinggalku. Sesungguhnya aku tahu bahwa wajah mayat itu lebih dingin dari pada air yang sangat dingin bagi orang-orang yang masih hidup, tetapi janganlah kalian terlalu cepat pulang meninggalkan aku sendirian!!”

Ketika jenazahnya diletakkan di sisi kuburnya, dan kemudian diturunkan ke liang lahad, sang ruh berseru untuk terakhir kalinya,
“Demi Allah, wahai saudara-saudaraku dan para pengantarku, sesungguhnya aku mendoakan kalian semua tetapi mengapa kalian tidak mau mendoakan aku? Wahai ahli warisku, tidaklah aku kumpulkan harta dunia kecuali aku tinggalkan untuk kalian, maka ingatlah kalian kepadaku dan berbuatlah kebaikan. Setelah aku mengajarkan kalian membaca al Qur’an dan tata krama (adab), hendaklah kalian jangan lupa mendoakan aku!!”

Surga Dan Neraka



Ketika Allah telah selesai menciptakan surga dan neraka, Allah berfirman kepada Malaikat Jibril, “Pergilah ke surga, dan lihatlah apa yang telah Aku persiapkan untuk penghuninya di sana!!”

Malaikat Jibril memenuhi perintah tersebut, dan beberapa waktu kemudian ia datang menghadap kepada Allah dan berkata,
“Ya Allah, demi segala keagungan-Mu, tidak seorangpun yang pernah mendengar tentang surga tersebut, kecuali ia sangat ingin memasukinya!!”

Kemudian Allah memerintahkan seorang malaikat lainnya untuk menghiasi (menutupi) surga tersebut dengan hal-hal yang tidak disukai, dan berbagai macam perintah peribadatan yang harus dilakukan untuk bisa memasukinya. Setelah semua itu selesai, Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk sekali lagi melihat keadaan surga. Ketika kembali ke hadapan Allah, ia berkata,
“Demi segala keagungan-Mu, ya Allah, aku khawatir tidak seorangpun yang akan mampu untuk memasukinya!!”

Setelah itu Allah berfirman lagi kepada Malaikat Jibril, “Pergilah ke neraka, dan lihatlah apa yang telah Aku persiapkan untuk para penghuninya di sana!!”

Malaikat Jibril memenuhi perintah tersebut, dan ia melihat api neraka itu saling menerkam sebagian atas sebagian lainnya. Beberapa waktu kemudian ia datang menghadap kepada Allah dan berkata,
“Ya Allah, demi segala keagungan-Mu, tidak seorangpun yang pernah mendengar tentangnya, kecuali ia sangat ingin lari dari neraka tersebut!!”

Kemudian Allah memerintahkan seorang malaikat lainnya untuk menghiasi (menutupi) neraka tersebut dengan hal-hal yang disukai oleh nafsu syahwat, dan berbagai macam kesenangan lainnya yang terlarang secara syara’. Setelah semua itu selesai, Allah memerintahkan Malaikat Jibril untuk sekali lagi mengunjungi neraka. Ketika kembali ke hadapan Allah, ia berkata,
“Demi segala keagungan-Mu, ya Allah, aku khawatir tidak ada seorangpun yang akan luput dari padanya, dan mereka akan memasukinya!!”

Kata Mutiara Kehidupan Dan Motivasi




1501. Anak muda yang malas belajar, minder tapi suka mencemooh, mudah tersinggung tapi kasar akan akhirnya sukses, jika dia belajar menerima bahwa pasti ada kebaikan di balik dugaan-dugaan buruknya terhadap kehidupan dan maksud Tuhan, lalu bersegera melakukan hal-hal yang selama ini ditundanya, yang diketahuinya sebagai sebab dari kegelisahannya.

1502. Janganlah menikmati penderitaanmu seperti engkau ingin selamanya menderita.

1503. Janganlah hanya rajin memulai, tapi malas menyelesaikan.

1504. Jangan mengikhlaskan diri untuk gaji kecil asal ada pensiun, lalu mengeluh sampai pensiun dan setelahnya.

1505. Jangan katakan bahwa wanita itu matre, jika kita yang memang belum mampu.

1506. Jalan yang tepat tidak akan menyampaikan orang yang tidak bergerak.

1507. Penampilan Anda saat menang bisa mengindikasikan kematangan Anda, tetapi penampilan Anda saat kalah, menentukan penilaian tentang kebesaran pribadi Anda.

1508. Tanpa perbandingan, bagaimana engkau akan mengenal dirimu, dan bagaimana engkau tahu engkau ingin jadi apa?

1509. Semakin kita berpengetahuan, semakin banyak cara yang kita ketahui untuk keluar dari kesulitan dan tumbuh menjadi pribadi yang mampu dan berperan bagi kebaikan sesama.

1510. Janganlah terkungkung dalam pekerjaan yang bahkan untuk membiayai kedamaianmu saja tidak cukup.

1511. Apa pun yang tidak akan menjadikan Anda kuat dan mandiri di masa depan, tinggalkan.

1512. Rasa malas adalah cara Setan mencegahmu mencapai keberhasilanmu.

1513. Orang yang culun tapi rajin, mengalahkan yang keren tapi malas. Yang kasihan: yang culun dan malas.

1514. Dalam bertindak itulah, kita melatih dari untuk mengerti tuntunan Tuhan agar kita menjadi lebih besar dan lebih kuat daripada semua masalah dan resiko. Tegaslah!

1515. Siapa bilang bahwa orang yang tidak tahu tidak akan berhasil? Justru orang yang berpengetahuan tapi tidak menggunakan yang diketahuinya, lebih sering menjadi orang rata-rata, daripada orang yang tidak berpengetahuan tapi cepat memulai dan tabah menyelesaikan yang dimulainya.

1516. Ingin terkenal bukanlah niat yang rendah hati, tapi menjadi dikenal karena kualitas Anda, itu harus.

1517. Hidup ini memang tidak mudah. Dan jadi lebih sulit jika kita hanya mengeluh dan menyalahkan orang lain.

1518. Hati saya selalu luluh penuh doa menyaksikan anak muda yang serba salah tapi ikhlas memperbaiki diri.

1519. Hari ini, marilah kita lebih peka terhadap kesempatan untuk menjadi lebih berharga bagi sesama.

1520. Jangan mendahulukan kesenangan sejenak yang tidak menjadikanmu mampu, dan janganlah menunda yang penting.

1521. Janganlah kau pertahankan sikap hidup yang mendekatkanmu kepada kebodohan dan kemiskinan.

1522. Engkau akan menjadi manusia yang tidak berguna jika engkau suka melakukan yang tidak penting.

1523. Berhati-hatilah, sebagian kesenangan adalah cara happy untuk gagal. Dan tidak ada kebahagiaan dalam kegagalan. Maka, dahulukanlah yang harus kau dahulukan, dan tundalah yang seharusnya terakhir.

1524. Kebesaran orang bukan ditentukan oleh besar atau kecil tubuhnya, tapi oleh besar atau kecil hatinya.

1525. Rasa malas itu meminderkan dan memiskinkan, jika kita gunakan untuk menghindari pelajaran dan pekerjaan. Rasa malas itu baik, jika kita gunakan untuk memudahkan kehidupan.

1526. Alasan utama tertundanya kekayaan adalah kita tidak ikhlas berada di tempat di mana kita bisa dikayakan.

1527. Orang-orang yang sering menaikkan alis kita: One Song Singer atau One Book Expert. Bergeraklah, majulah. Jangan takut lambat. Takutlah jika Anda tidak bergerak.

1528. Jika Anda bekerja untuk menyelamatkan orang lain dari kerugian, Anda akan dikayakan dengan keuntungan mereka. Jika Anda bekerja untuk membantu orang lain mencapai keberhasilan, keberhasilan Anda sudah bukan kemungkinan lagi, tapi keniscayaan.

1529. Aku tak diciptakan untuk kalah. Aku harus berani meninggalkan kebiasaan yang hanya membuatku gelisah dan minder.

1530. Tuhan, teroboskanlah kami melalui kehidupan yang tak mudah ini. Sejahterakan dan bahagiakanlah kami. Aamin.

1531. Tujuan dari semua keberhasilan adalah pulang ke rumah dengan perasaan damai.

1532. Orang yang ahli malas, tidak membutuhkan bantuan Setan untuk gagal.

1533. Hanya orang yang menampilkan kelemahan yang diperlakukan sebagai orang lemah. Kuatkan hatimu dan gagahkanlah sikapmu. Semakin lemah kehidupan seseorang, harus semakin sedikit berteori, dan semakin banyak melakukan.

1534. Ketidaktahuan kita sering menjadi penentu keputus-asaan kita. Jika kita tahu caranya, apa pun bisa!

1535. Dia yang tidak memimpikan yang besar akan sulit untuk merasa berhak mencapai yang besar. Dan engkau tak kan pernah sepenuhnya hidup, jika engkau hanya menunggu kehidupan yang tanpa risiko.

1536. Keberhasilan ada didalam tindakan, bukan di alam rencana.

1537. Seorang pemenang adalah jiwa bersahaja, yang bangkit setiap kali dia jatuh.

1538. Seorang pembenci harus lulus menjadi penyayang, atau menjadi penyesal sepanjang hidup.

1539. Keberuntungan tidak setia kepada kita, kecuali kita setia kepada perilaku yang memberuntungkan.

1540. Jika ingin sama, samalah dengan yang hebat. Jika ingin berbeda, berbedalah dari yang buruk.

1541. Teruskanlah hidupmu sebagai pribadi yang kembali polos dan ikhlas bersikap dan bekerja yang memantaskanmu bagi rezeki yang baik.

1542. Sesungguhnya, kehidupanmu sudah lama dimulai, hanya saja apakah dirimu sudah memulai?

1543. Keberhasilan lebih menarik daripada selembar kulit di wajah yang kebetulan bagus saat muda.

1544. Banyak orang mencari pekerjaan impian mereka, yang akan membawa mereka mencapai sukses dan ketenaran, tapi tidak menyadari bahwa melakukan apa pun pekerjaan mereka sekarang dengan sebaik-baiknya adalah syarat untuk diberikan pekerjaan lain yang lebih baik.

1545. Jadilah pribadi yang lebih menarik bagi mereka yang lebih berkelas daripada yang mengkhianatimu.

1546. Betapa pun kelamnya masa lalumu, masa depanmu masih suci. Maafkanlah dirimu, dan majulah.

1547. Saat muda dulu, jika merasa minder, saya katakan dalam hati: Kemiskinanku sementara. I am on my way up!

1548. Rencana Tuhan selalu berakhir dengan kebaikan. Kita tinggal mematuhinya.

1549. Lebih baik menjelaskan mengapa Anda gagal, daripada menjelaskan mengapa Anda tidak mencoba.

1550. Kita lebih cepat melihat kesulitan, daripada melihat kemudahan. Itu sebabnya kita lebih mudah berkecil hati.