Cari Artikel

Kata-Kata Mutiara Cinta Dan Renungan




2451. Kamu tak pernah tahu akan ada seseorang yang akan jatuh cinta karenanya. Mereka yang mencintaimu tak akan mungkin tega melukaimu. Untuk itu. jangan kamu lukai mereka dengan mencintai orang lain.

2452. Jika kamu habiskan waktu yakinkan orang yang tak cinta kamu untuk mencintaimu, kamu kehilangan waktu untuk dicintai orang yang mencintaimu.

2453. Menjadi manusia yang bodoh setelah pintar itu ternyata susah dan sedikit. tapi mjadi manusia yang sombong setelah pintar itu mudah dan banyak.

2454. Kamu tak pernah tahu akan ada seseorang yang akan jatuh cinta karenanya. Mereka yang mencintaimu tak akan mungkin tega melukaimu. Untuk itu. jangan kamu lukai mereka dengan mencintai orang lain.

2455. Hati dikatakan baik bila telah diisi dengan taqwa, tawakkal, tauhid dan ikhlas kepadanya dalam semua amalan. Hadiahi kami dengan itu semua Yaa Robb.

2456. Memendam cinta hanya akan menyakiti dirimu sendiri.

2457. Tidak akan keluar dari mulut orang-orang yang katanya sudah sholeh cercaan dan hinaan kepada orang lain yang katanya belum sholeh.

2458. Terkadang, meski seseorang masih sangat berarti bagimu, kamu tahu bahwa dia tak pantas dipertahankan lagi, untuk kebaikan dirimu sendiri.

2459. Lidahku takut. Tapi hatiku masih suka menentang. Lidahku berucap syukur. Tapi hatiku masih saja suka kufur.

2460. Cinta tidak egois, tak juga memaksa. Ketika kebahagiaan orang yang kau cinta lebih penting dari pada kebahagiaanmu. Itu Cinta.

2461. Janganlah engkau menoleh kepada orang lain sedangkan dalam dirimu masih ada seseuatu yang harus diperbaiki. Celakalah dirimu. (untuk diriku).

2462. Aku itu orangnya memang pendiam, diam-diam jatuh cinta kepadamu dan diam-diam aku menahan perih karenamu.

2463. Yaa Allah... Sibukkanlah hamba dengan segala kekurangan diri hamba sendiri. Bukan diri orang lain.

2464. kecantikan fisik hanya akan mendapat perhatian dari mata, tetapi kecantikan kepribadian akan mendapat perhatian dari hati.

2465. Dalam kehidupan tiada yang abadi, karena untuk setiap "Selamat Datang" akan selalu diakhiri dengan "Selamat Tinggal"

2466. Jangan kembali pada dia yang telah buatmu terluka, hanya karena kamu tak sabar menunggu dia yang mampu buatmu bahagia.

2467. Kamu bisa memiliki apa pun yang diinginkan jika kamu mampu menghilangkan keyakinan bahwa tidak mungkin mendapatkannya.

2468. Dalam cinta, kamu tak perlu Mencari orang yang tepat, tapi yang kamu perlukan adalah Menjadi orang yang tepat bagi dia yang kamu cinta.

2469. Wahai yang Maha Lembut, manjakanlah hatiku yang sendiri ini, bahagiakanlah aku dalam pernikahan yang penuh cinta, yang mesra, yang setia.

2470. Jika kamu tak mau belajar mencinta, maka kamu nanti akan terbiasa membenci. Dan, suatu saat kamu akan bingung membedakan keduanya.

2471. Berhati-hatilah, sebagian kesenangan adalah cara happy untuk gagal. Dan tidak ada kebahagiaan dalam kegagalan. Maka, dahulukanlah yang harus kau dahulukan, dan tundalah yang seharusnya terakhir.

2472. Menyakitkan ketika kamu selalu mengingat seseorang di setiap harimu, tapi dia menyadari hadirmu hanya disaat dia membutuhkan sesuatu darimu.

2473. Berfokuslah pada satu keinginan yang pencapaiannya memungkinkan pencapaian dari banyak keinginan. Segala sesuatu dimulai dari keinginan. Keinginan bukanlah sumber derita. Keinginan besar tapi tanpa tindakan adalah pemasti penderitaan.

2474. Terkadang kamu memilih untuk meninggalkan seseorang, bukan karena kamu berhenti mencintai, tapi karena kamu merasa tak lagi dihargai.

2475. Satu kegagalan tidak menjadikan seluruh kehidupanmu gagal. Ia hanyalah sebuah pilihan logis selain keberhasilan, yang akan menjadi semakin kecil saat engkau membaikkan dirimu.

2476. Dia yang tulus mencintaimu, bukan dia yang buatmu tertawa ketika kamu bersedih, tapi dia yang melihatmu tertawa tapi tahu kamu tengah bersedih.

2477. Meratapi dan menyesali masa lalu tak akan mengubah apa pun. Bangkit dan perbaiki setiap kesalahan yang ada.

2478. Jika kamu bertemu seseorang yang senyumnya mampu membuat dirimu tersenyum, kamu mungkin telah menemukan orang yang tepat untuk hidupmu.

2479. Tersenyumlah jika kamu dihina karena itu tanda sebentar lagi kamu akan ditinggikan.

2480. Jika seseorang bisa mencintai kekuranganmu, membuatmu merasa dibutuhkan setiap waktu, dan suka habiskan waktu denganmu.

2481. Tuhan Maha Adil. Ada yang layak diberikan kesempatan kedua. Ada yang layak dimaafkan tapi tak perlu diberi kesempatan kedua.

2482. Segala sesuatu datang kepada orang yang berusaha keras ketika dia sedang menunggu.

2483. Sebagian besar orang telah gagal dalam hidupnya karena telah menumpahkan sebagian besar perhatian pada sebagian besar hal-hal kecil yang kurang mempunyai arti bagi hidupnya. banyak orang punya semangat, tapi karena tidak percaya dengan kemampuan diri sendiri, mereka tidak pernah mewujudkan mimpi menjadi kenyataan

2484. Sahabat adalah seseorang yang selalu membuat hatimu bahagia. Sahabat selalu membuat hidup jauh lebih menyenangkan.

2485. Jangan terpuruk ketika kamu tengah berada dalam situasi terburuk. Tuhan memberikannya padamu, karena Dia ingin kamu lebih kuat dari sebelumnya.

2486. Hidup terlalu singkat tuk biarkan seseorang buatmu bersedih, ketika ada yang lain yang bisa buatmu bahagia jika kamu mau membuka hatimu.

2487. Semakin kita berpengetahuan, semakin banyak cara yang kita ketahui untuk keluar dari kesulitan dan tumbuh menjadi pribadi yang mampu dan berperan bagi kebaikan sesama.

2488. Jangan menyerah atas impianmu, impian memberimu tujuan hidup.

2489. Ingatlah, sukses bukan kunci kebahagiaan, kebahagiaanlah kunci sukses. Semangat!

2490. Jangan bandingkan orang yang mencintaimu dengan masa lalumu. Hargai dia yang kini berusaha membuatmu bahagia.

2491. Penampilan Anda saat menang bisa mengindikasikan kematangan Anda, tetapi penampilan Anda saat kalah, menentukan penilaian tentang kebesaran pribadi Anda.

2492 Jika kamu gagal mendapatkan sesuatu, hanya satu hal yang harus kamu lakukan, coba lagi!

2493. Ketika diri kita merasa telah dikhianati dan dikecewakan, berdoalah agar suatu saat kau tak akan mengkhianati dan mengecewakan, karena kamu juga telah merasakan betapa sakitnya dikhianati dan dikecewakan.

2494. Berfikir positif dan optimis terlihat seperti kalimat puisi yang sepele, tapi sadarilah ini sangat penting dalam peran anda mengambil keputusan yang akan menentukan kesuksesan atau kehancuran.

2495. Berpikirlah sebelum berbicara, karena dengan begitu, kamu akan mengurangi kesalahan pun masalah yang mungkin akan terjadi.

2496. Jika kamu memiliki keinginan untuk memulai, kamu juga harus mempunyai keberanian dan keinginan untuk menyelesaikannya, bukan hanya mengakhiri.

2497. Seberat apapun harimu, jangan pernah biarkan seseorang membuatmu merasa bahwa kamu tak pantas mendapat apa yang kamu inginkan.

2498. Terkadang, kamu berusaha menghindari sesuatu, bukan berarti kamu membencinya. Kamu menginginkannya tapi kamu tahu bahwa itu salah.

2499. Jangan takut akan perubahan. Kita mungkin kehilangan sesuatu yang baik, namun kita akan peroleh sesuatu yang lebih baik lagi.

2500. Ketika putus asa, ingatlah, jika Tuhan memberinya padamu, Dia akan membantumu melewatinya.

Abdurrahman Bin Auf RA Tak Ingin Masuk Syurga Dengan Merangkak



Pada suatu hari, saat kota Madinah sunyi senyap, debu yang sangat tebal mulai mendekat dari berbagai penjuru kota hingga nyaris menutupi ufuk. Debu kekuning-kuningan itu mulai mendekati pintu-pintu kota Madinah. Orang-orang menyangka itu badai, tetapi setelah itu mereka tahu bahwa itu adalah kafilah dagang yang sangat besar. Jumlahnya 700 unta penuh muatan yang memadati jalanan Madinah. Orang-orang segera keluar untuk melihat pemandangan yang menakjubkan itu, dan mereka bergembira dengan apa yang dibawa oleh kafilah itu berupa kebaikan dan rizki.

Ketika Ummul Mukminin Aisyah RHA mendengar suara gaduh kafilah, maka dia bertanya,
"Apa yang sedang terjadi di Madinah?"
Ada yang menjawab,
"Ini kafilah milik Abdurrahman bin Auf RA yang baru datang dari Syam membawa barang dagangan miliknya."
Aisyah bertanya,
"Kafilah membuat kegaduhan seperti ini?"
Mereka menjawab,
"Ya, wahai Ummul Mukminin, kafilah ini berjumlah 700 unta."
Ummul Mukminin menggeleng-gelengkan kepalanya, kemudian berkata,
"Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Aku bermimpi melihat Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan merangkak'." (al-Kanz, no. 33500)

Renungkanlah, wahai orang-orang yang punya akal pikiran; Abdurrahman bin Auf masuk surga dengan merangkak!
Sebagian sahabatnya menyampaikan berita ini kepadanya. Ia teringat bahwa ia pernah mendengar hadits ini dari Nabi SAW lebih dari sekali, dan dengan lafazh yang berbeda-beda. Ia pun melangkahkan kakinya menuju rumah Ummul Mukminin Aisyah RHA dan berkata kepadanya,
"Sungguh engkau telah menyebutkan suatu hadits yang tidak akan pernah aku lupa-kan."
Kemudian ia berkata,
"Aku bersaksi bahwa kafilah ini berikut muatan dan pelananya, aku infakkan di jalan Allah SWT."
Muatan 700 unta itu pun dibagi-bagikan kepada penduduk Madinah dan sekitarnya dalam "pesta besar". Itulah Abdurrahman bin Auf, seorang pedagang sukses, orang kaya raya, mukmin yang mahir... yang menolak bila kekayaannya itu menjauhkannya dari kafilah iman dan pahala surga. Bagaimana tidak? Sedangkan ia adalah salah seorang dari delapan orang yang telah lebih dahulu masuk Islam, dan termasuk salah seorang yang diberi kabar gembira dengan surga.
Ia adalah salah seorang dari enam anggota musyawarah yang ditunjuk oleh al-Faruq Umar RA untuk memilih khalifah di antara mereka sepeninggalnya seraya berkata,
"Rasulullah SAW wafat dalam keadaan ridha kepada mereka."
Ia berhijrah ke Habasyah, kemudian kembali ke Makkah. Kemudian berhijrah ke Habasyah untuk kedua kalinya. Kemudian berhijrah ke Madinah, dan mengikuti perang Badar, Uhud dan semua peperangan.

Ketika Rasulullah SAW mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dan Anshar, beliau mempersaudarakan antara Abdurrahman bin Auf dengan Sa'd bin ar-Rabi' RA. Mengenai hal itu, Anas bin Malik RA menuturkan, "Sa'd berkata kepada Abdurrahman, 'Wahai saudaraku, aku adalah penduduk Madinah yang paling banyak hartanya, lihatlah separuh hartaku lalu ambillah. Aku punya dua istri, lihatlah mana di antara keduanya yang paling engkau kagumi, maka aku akan menceraikannya untuk engkau nikahi.' Abdurrahman bin Auf menjawab, 'Semoga Allah memberkahimu berkenaan dengan keluargamu dan hartamu... Tunjukkanlah padaku letak pasar.' Lalu ia pergi ke pasar, lalu membeli dan menjual serta mendapatkan keuntungan."
Perdagangannya sukses lagi diberkahi, dia mencari yang halal dan menjauhi yang haram serta syubhat. Dalam perdagangannya terdapat bagian yang sempurna untuk Allah, yang disampaikan untuk keluarga dan saudara-saudaranya, serta untuk menyiapkan pasukan kaum muslimin.

Ia pernah mendengar Rasulullah a bersabda kepadanya pada suatu hari,

يَا ابْنَ عَوْفٍ، إِنَّكَ مِنَ اْلأَغْنِيَاءِ، وَإِنَّكَ سَتَدْخُلُ الْجَنَّةَ حَبْوًا، فَأَقْرِضِ اللهَ يُطْلِقْ لَكَ قَدَمَيْكَ

"Wahai Ibnu Auf, sesungguhnya kamu termasuk kaum yang kaya raya, dan kamu akan masuk surga dengan merangkak. Oleh karena itu, pinjamkanlah suatu pinjaman kepada Allah sehingga Allah membebaskan kedua telapak kakimu." (HR. al-Hakim, 3/ 311 dan al-Hilyah, 1/ 99).

Sejak saat itu, ia memberi pinjaman kepada Allah dengan pinjaman yang baik, sehingga Allah melipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Suatu hari ia menjual tanah seharga 40.000 dinar, kemudian membagikan semuanya untuk keluarganya yaitu Bani Zahrah, untuk Ummahatul Mukminin, dan kaum fakir dari kalangan kaum muslimin.

Suatu hari ia memberikan untuk pasukan kaum muslimin se-banyak 500 kuda. Pada hari yang lain, ia memberikan sebanyak 1500 unta.

Ketika meninggal, ia mewasiatkan sebanyak 50.000 dinar di jalan Allah. Ia mewasiatkan untuk masing-masing orang yang masih hidup dari peserta perang Badar mendapat-kan 400 dinar di jalan Allah. Sampai-sampai Imam Syahid Utsman bin Affan RA mengambil bagiannya dari wasiat tersebut seraya berkata,
"Harta Abdurrahman adalah halal dan bersih, dan menikmati harta tersebut menjadi kesembuhan dan keberkahan."
Karena itu dia berkata,
"Penduduk Madinah semuanya adalah sekutu Ibnu Auf berkenaan dengan hartanya... karena sepertiganya ia pinjamkan kepada mereka, sepertiganya untuk membayarkan hutang mereka, dan sepertiganya lagi ia sampai-kan dan berikan kepada mereka."

Sekarang... mari kita lihat air mata orang shalih ini yang menjadikannya sebagai golongan orang-orang yang shalih, zuhud, dan jauh dari dunia berikut segala isinya.

Suatu hari ia dibawakan makanan untuk berbuka, karena ia berpuasa. Ketika kedua matanya melihat makanan itu dan mengundang seleranya, ia menangis seraya berkata,
"Mush'ab bin Umair gugur syahid dan ia lebih baik daripada aku, lalu ia dikafani dengan selimut. Jika kepalanya ditutupi, maka kedua kakinya kelihatan dan jika kedua kakinya ditutupi, maka kepalanya kelihatan. Hamzah gugur sebagai syahid dan ia lebih baik daripada aku. Ia tidak mendapatkan kain untuk mengkafaninya selain selimut. Kemudian dunia dibentangkan kepada kami, dan dunia diberikan kepada kami sedemikian rupa. Aku khawatir bila pahala kami telah disegerakan kepada kami di dunia."

Pada suatu hari sebagian sahabatnya berkumpul untuk me-nyantap makanan di kediamannya. Ketika makanan dihidangkan di hadapan mereka, maka ia menangis. Mereka bertanya,
"Apa yang membuatmu menangis, wahai Abu Muhammad?"
Ia menjawab,
"Rasulullah SAW telah meninggal dalam keadaan beliau berikut ahli baitnya belum pernah kenyang makan roti gandum... Aku tidak melihat kita diakhirkan, karena suatu yang lebih baik bagi kita."

Demikianlah Abdurrahman bin Auf, sampai-sampai dikatakan tentang dia, seandainya orang asing yang tidak mengenalnya melihatnya sedang duduk bersama para pelayannya, maka ia tidak bisa membedakan di antara mereka.

Ketika al-Faruq Umar bin al-Khaththab RA akan melepas nyawanya yang suci, dan memilih enam orang dari sahabat Rasulullah SAW untuk memilih khalifah baru, di antara mereka ialah Abdurrahman bin Auf, maka pada saat itu banyak jari yang menunjuk ke arah Ibnu Auf.
Ketika sebagian sahabat mendukungnya berkenaan dengan hal itu, maka ia berkata,
"Demi Allah, mata anak panah diambil lalu diletakkan di kerongkonganku, kemudian diteruskan ke sisi lainnya, lebih aku sukai daripada menjadi khalifah."

Setelah itu, ia memberitahukan kepada kelima saudaranya bahwa dirinya mundur dari pencalonan. Tetapi mereka berpendapat agar dialah yang menjadi hakim dalam memilih khalifah. Dialah orang yang dinilai oleh Imam Ali bin Abi Thalib RA,
"Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah SAW menyifatimu sebagai orang kepercayaan di penduduk langit dan orang kepercayaan di penduduk bumi."
Di sinilah terjadi pemilihan yang benar. Ia memilih Dzun Nurain, seorang yang dermawan dan pemalu, penggali sumur untuk kaum muslimin, orang yang menyiapkan pasukan penak-lukan Makkah, Imam Syahid Utsman bin Affan RA. 
Akhirnya, yang lainnya mengikuti pilihannya.

Pada tahun 32 H., Ibnu Auf menghembuskan nafas terakhirnya. Ummul mukminin Aisyah RHA ingin memberikan penghargaan khusus kepadanya yang tidak pernah diberikannya kepada selainnya. Aisyah menawarkan kepadanya, pada saat Ibnu Auf berbaring di atas ranjang kematiannya, untuk dikuburkan di kamarnya di sisi Rasul SAW, Abu Bakar ash-Shiddiq dan Umar bin al-Khaththab RA. Tetapi ia seorang muslim yang terdidik dengan sangat baik oleh keislamannya, sehingga ia merasa malu mengangkat dirinya kepada derajat seperti ini. Apalagi ia punya perjanjian yang sangat kuat bersama Utsman bin Mazh'un RA, ketika keduanya mengadakan perjanjian pada suatu hari, bahwa siapa di antara keduanya yang mati belakangan, maka ia dikuburkan di dekat sahabatnya.
Ketika ruhnya siap untuk melakukan perjalanan baru, maka kedua matanya mengalirkan air mata, dan lisannya berucap,
"Sesungguhnya aku takut tertahan untuk berjumpa sahabat-sahabatku karena banyaknya harta yang aku miliki."
Tetapi Allah SWT menurunkan ketentramanNya, dan wajahnya berbinar-binar dengan cahaya. Seolah-olah ia mendengar sesuatu yang menyejukkan yang dekat dengannya. Sepertinya ia mendengar suara sabda Rasul SAW di masa lalu,
"Abdurrahman bin Auf masuk surga."
Sepertinya ia mendengar janji Allah dalam Kitab SuciNya,
"Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Rabb mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (Al-Baqarah: 262).


CATATAN KAKI:
* Abdurrahman bin Auf az-Zuhri al-Qurasyi, salah seorang dari sepuluh orang yang diberi kabar gembira dengan surga, salah seorang yang lebih dulu masuk Islam. Meninggal pada tahun 32 H. Lihat, al-A'lam, 3/ 321.

Ketakutan Seorang Anak Kecil



Ada seorang syaikh sedang berjalan-jalan di tepian sebuah sungai, ia melihat seorang anak kecil yang belum mencapai usia baligh, sedang berwudhu sambil menangis. Hal itu menarik perhatiannya, maka ia bertanya,
“Wahai anak kecil, apa yang membuatmu menangis??”
Anak itu berkata,
“Wahai Tuan, aku sedang membaca Al Qur’an, hingga sampai pada firman Allah (yakni Surah at Tahrim ayat 6, yang artinya):
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu. Para penjaganya adalah malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka, dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan-Nya (kepada mereka)."
Wahai Tuan, setelah membaca ayat ini, aku sangat ketakutan kalau-kalau Allah akan memasukkan aku ke dalam neraka!!”

Sang syaikh tersenyum bijak, dan berkata,
“Wahai anak kecil, engkau seorang anak yang terjaga, maka janganlah kamu takut, engkau tidak patut masuk neraka!!”

Tentu saja jawabannya itu didasari kenyataan yang dilihatnya, bahwa anak sekecil itu sedang berwudhu, membaca Al Qur’an, bahkan bisa menangis ketika menangkap makna ayat-ayat Al Qur’an.

Tetapi mendengar jawaban sang syaikh, anak itu memandang dengan keheranan, dan berkata,
“Wahai Tuan, bukankah engkau orang yang berakal sehat? Tidakkah engkau tahu, ketika manusia akan menyalakan api, ia akan membutuhkan kayu-kayu yang lebih kecil terlebih dahulu, baru kemudian kayu-kayu yang lebih besar!!”

Jawaban dari logika anak kecil, yang mungkin belum banyak memperoleh pengajaran tentang ilmu-ilmu keislaman. Tetapi hal itu sangat menyentuh sang syaikh, ia menangis lebih keras daripada tangisan anak kecil itu, dan berkata,
“Anak sekecil ini lebih takut kepada neraka, bagaimana dengan keadaan kami??”

Al-Barra Bin Malik Semangat Dalam Berjihad



Beliau adalah saudara Anas bin Malik, namanya Al-Barra’ bin Malik. Beliau adalah salah seorang sahabat Rasulullah SAW yang juga pahlawan perang
Walau bertubuh kerempeng dan berkulit legam, namun ia mampu menewaskan ratusan orang musyrik dalam perang tanding satu lawan satu.
Dalam Perang Yamamah, perang melawan pasukan Musailamah Al-Kadzdzab pada masa pemerintahan Abu Bakar Ash- Shiddiq, Al-Barra’ bin Malik menunjukkan kepahlawanannya. Ketika panglima perang Khalid bin Walid melihat pertempuran kian berkobar, ia berpaling kepada Al-Barra’ seraya berseru,
“Wahai Al-Barra’, kerahkan kaum Anshar!” Saat itu juga Al-Barra’ berteriak memanggil kaumnya.
“Wahai kaum Anshar, kalian jangan berpikir kembali ke Madinah! Tidak ada lagi Madinah setelah hari ini. Ingatlah Allah, ingatlah surga!”
Setelah berkata demikian, dia maju mendesak kaum musyrikin, diikuti prajurit Anshar. Pedangnya berkelebat, menebas musuh-musuh Allah yang datang mendekat.

Melihat prajuritnya berguguran, Musailamah dan kawan-kawannya kecut dan gentar. Mereka lari tunggang-langgang dan berlindung di sebuah benteng yang terkenal dalam sejarah dengan nama Kebun Maut.
Kebun Maut adalah benteng terakhir bagi Musailamah dan pasukannya. Pagarnya tinggi dan kokoh. Sang pendusta dan pengikutnya mengunci gerbang benteng rapat-rapat dari dalam. Dari puncak benteng, mereka menghujani kaum Muslimin yang mencoba masuk dengan panah.

Menghadapi keadaan yang demikian, kaum Muslimin sempat kebingungan. Dalam benak Al- Barra’ muncul ide. Ia pun berteriak,
“Angkat tubuhku dengan galah dan lindungi dengan perisai dari panah-panah musuh. Lalu lemparkan aku ke dalam benteng musuh. Biarkan aku syahid untuk membukakan pintu, agar kalian bisa menerobos masuk.”

Dalam sekejap, tubuh kerempeng Al-Barra’ telah dilemparkan ke dalam benteng. Begitu mendarat di benteng bagian dalam, ia langsung membuka pintu gerbang. Dan kaum Muslimin pun membanjir menerobos masuk.
Pedang mereka berkelebat menyambar tubuh dan kepala musuh. Lebih dari 20.000 orang murtad tewas, termasuk pimpinan mereka; Musailamah Al-Kadzdzab.

Karunia Allah Di Akhirat



Ada seorang lelaki ahli ibadah (abid) telah menghabiskan waktunya selama empat puluh tahun hanya beribadah kepada Allah tanpa sedikit pun melakukan kemaksiatan. Bahkan ia tidak pernah berfikir meminta sesuatu kepada Allah dengan ibadahnya itu, karena ia melaksanakannya benar-benar ikhlas karena Allah. Tetapi di suatu malam, tiba-tiba saja muncul suatu keinginan untuk meminta, dan ia langsung berkata dalam munajatnya,
“Ya Allah, tunjukkanlah kepadaku bidadari yang telah Engkau sediakan (janjikan) untukku di akhirat kelak!!”

Tiba-tiba dinding mihrabnya (tempat ibadahnya) terbelah dan muncul seorang wanita yang sangat cantik memikat, begitu cantiknya sehingga akan menjadi fitnah jika wanita ini (yang sebenarnya adalah bidadari) muncul di tengah-tengah masyarakat manusia di dunia ini.
Tiba-tiba wanita itu berkata,
“Wahai hamba Allah, engkau mengeluh kepada Tuhanmu sedangkan Dia telah mengetahui keluhanmu (tanpa engkau mengucapkannya). Dan Tuhanmu telah memenuhi harapanmu dan menghalaukan ujian-ujian untukmu. Dan Allah mengutusku menemuimu untuk menjinakkan hatimu. Tahukah engkau, bahwa setiap harinya sepanjang malam engkau beribadah, aku berbisik kepadamu. Jika saja engkau bisa mendengar bisikanku, pastilah malam-malammu menjadi lebih mengasyikkan!!”

Lelaki ahli ibadah itu berkata,
“Wahai wanita, siapakah engkau ini??”
Wanita itu berkata,
“Aku adalah bidadari yang disediakan Allah untukmu di akhirat kelak!!”

Lelaki itu berkata lagi,
“Berapa banyak istriku yang seperti engkau ini??”
“Seratus orang, dan setiap orangnya mempunyai seratus pelayan….!!”

Tampak sekali lelaki ahli ibadah itu terkagum-kagum, kemudian berkata,
“Apakah ada orang yang diberi lebih banyak daripada aku ini??”

Bidadari itu tersenyum dan berkata,
“Wahai orang yang miskin, tentu saja ada dan banyak sekali!! Pemberian yang diberikan kepadamu ini adalah pemberian bagi seseorang yang banyak berbuat dosa, kemudian membaca istighfar, dan Allah memberikan ampunan kepadanya. Dan ia terus menerus membaca istighfar setiap terbenamnya matahari sehingga Allah tak henti-hentinya melimpahkan ampunan kepadanya!!”

Tiba-tiba bidadari itu lenyap dari pandangannya dan dinding mihrabnya kembali seperti sediakala. Lelaki itu makin meningkatkan ibadahnya kepada Allah dan tidak henti-hentinya membaca istighfar. Karena ternyata keinginannya yang sekali itu telah dianggap sebagai keluhan, dan menjadikan dirinya ‘sejajar’ dengan orang-orang yang banyak berdosa dan diterima taubatnya oleh Allah, walau selama ini ia tidak banyak berbuat maksiat.