Setelah menyelesaikan Shalatnya, ia pergi ke rumah Rasulullah saw, lalu ia pun berkata,
"Aku telah tertimpa musibah karena kebunku ini. Oleh karena itu, kebun ini kuserahkan kepada Allah (mewakafkan untuk dipergunakan di jalan Allah). Apabila engkau menghendakinya, silahkan gunakan sesuai dengan keinginan Engkau."
Peristiwa yang hampir serupa juga terjadi pada zaman Khalifah Utsman ra. Seorang Anshor sedang mengerjakan Shalat dalam kebunnya. Tiba-tiba pandangannya tertuju pada buah-buah ranum yang begantungan di dahan-dahan pohon. Hal ini menyebabkan dia lupa jumlah rakaat yang telah dikerjakan. Hatinya amat sedih mendapatkan musibah yang disebabkan oleh buah-buahan di kebunnya itu, sehingga ia pun datang ke hadapan Utsman ra dan berkata,
"Saya akan menginfakkan kebunku ini di jalan Allah dan gunakanlah harta ini sesuai dengan keinginanmu."
Kemudian Utsman ra menjual kebun itu seharga 50.000 dirham dan uang tersebut digunakan untuk perjuangan agama.
(Almuwatha; Imam Malik)
~.*0*.~
Inilah sebagian contoh mengenai keadaan iman para sahabat. Karena mereka menganggap bahwa shalat adalah sesuatu yang sangat penting dan berharga, maka mereka rela meninfakkan apa pun miliknya apabila mengganggu kekhusuan mereka dalam shalat, sehingga kebun seharga 50.000 dirham pun tidak segan-segan mereka sedekahkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar